Bengkulu adalah salah satu provinsi di pulau Sumatera yang memiliki banyak keindahan alam yang menawan. Lokasinya yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia di sebelah selatan juga menjadikan provinsi ini memiliki begitu banyak pantai yang sangat eksotis. Belum lagi sebagian wilayahnya yang masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat juga membuat Bengkulu memiliki ratusan hektar hutan yang masih alami, dengan terdapat beberapa air terjun cantik di dalamnya. Dengan keindahan alam yang dimiliki, bisa dibilang berkunjung ke Bengkulu tidak akan lengkap jika kamu tak mencoba untuk berkunjung ke tempat wisata alam yang ada di sana.
Jika kamu ingin berwisata pantai, ada salah satu pantai yang cukup eksotis dan sangat layak untuk dijadikan sebagai destinasi wisata, yakni Pantai Way Hawang. Dijamin kamu tidak akan menyesal menghabiskan waktu liburanmu di pantai yang satu ini.
Lokasi Pantai Way Hawang
Seperti namanya, Pantai Way Hawang terletak di Desa Way Hawang, Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur, Bengkulu. Lokasi pantai ini juga tidak terlalu jauh dari ibu kota Kabupaten Kaur, Kota Bintuhan, yakni hanya sejauh 15 km atau dengan waktu tempuh perjalanan selama kurang lebih 30 menit. Namun jika pengunjung datang dari ibu kota Bengkulu, maka mereka harus menempuh perjalanan yang cukup jauh, yakni sekitar 225 km dengan waktu tempuh 5 jam.
Untuk menuju ke Pantai Way Hawang para pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda empat. Karena memang akses menuju ke sana sudah sangat memadai, sehingga bisa dilalui oleh kendaraan roda empat. Para pengunjung bisa dengan mudah mengenali pantai yang satu ini, karena di tengah-tengah laut terdapat batu karang yang menyerupai kapal atau yang biasa disebut dengan Batu Jung. Konon Batu Jung bukanlah sembarang batu karang, karena batu ini juga memiliki cerita tersendiri.
Sejarah Batu Jung
Memang tidak ada yang tahu persis kapan Batu Jung mulai berdiri kokoh di tengah laut dan menjadi penghias alam Pantai Way Hawang. Misteri mengenai keberadaan Batu Jung hanya terungkap melalui cerita rakyat setempat yang tentu saja sangat diragukan kebenarannya, namun ceritanya juga cukup menarik untuk disimak.
Ada dua versi cerita rakyat mengenai keberadaan Batu Jung di Pantai Way Hawang. Untuk versi yang pertama, konon katanya Batu Jung adalah kapal milik anak durhaka yang ceritanya juga sangat terkenal di seantero Sumatera, Malin Kundang. Ketika kapal Malin Kundang mendarat di Pantai Air Manis, Padang, Sumatera Barat, kapalnya tiba-tiba di hantam oleh badai hingga terdampar di Pantai Way Hawang. Ketika berada di Pantai Air Manis, Malin Kundang yang berstatus sebagai saudagar kaya tersebut juga tidak mengakui ibunya sendiri. Karena murka, ibu Malin Kundang mengutuk anaknya menjadi batu. Kutukan itu juga terjadi di kapal Malin Kundang yang terdampat di Pantai Way Hawang, sehingga kapal itu pun menjadi batu dan sekarang dikenal dengan Batu Jung.
Untuk versi yang kedua, Batu Jung kabarnya adalah kapal milik saudagar kaya yang sangat pelit. Ketika dia membawa kapalnya berlabuh di Pantai Way Hawang, ada salah seorang yang sangat sakti bernama si Pahit Lidah, meminta sesuatu kepadanya. Namun saudagar kaya tersebut menolak untuk memberikannya, si Pahit Lidah pun murka dan mengutuk kapalnya menjadi batu.
Pesona Pantai Way Hawang
Terlepas dari cerita misteri mengenai keberadaan Batu Jung, Pantai Way Hawang adalah pantai dengan pemandangan alam yang cukup eksotis dengan pasir yang cukup lembut. Pantai ini sendiri memiliki ombak yang tidak terlalu besar, karena memang Pantai Way Hawang berada di sebuah teluk.
Pada saat-saat tertentu pantai yang satu ini juga sering kali disinggahi oleh penyu yang akan bertelur. Ada dua jenis penyu yang biasa singgah di pantai ini, yakni Penyu Sisik dan Penyu Lekang. Karena status penyu sebagai hewan langka dan dilindungi, Pantai Way Hawang pun ditetapkan sebagai kawasan Konservasi Taman Wisata Alam Way Hawang yang dikelola oleh BKSDA Bengkulu.
Meskipun demikian, Pantai Way Hawang tetap bisa dikunjungi. Namun para pengunjung harus memperhatikan beberapa peraturan yang ada di sana demi menjaga ekosistem dan kelestarian alam.