Gua Liang Kobori menjadi salah satu destinasi wisata prasejarah yang sangat berharga dan terletak di Sulawesi Tenggara. Gua ini menyimpan bukti dari peradapan lama. Bukti tersebut masih terlihat dengan sangat jelas dan utuh. Sehingga gua ini menjadi situs yang dilindungi, terutama oleh pemerintah.
Alamat Dan Rute Jalan Gua Liang Kobori
Letak dari Gua Liang Kobori berada di ds Mabolu, Muna, Sulawesi Tenggara. Lokasi dari situs bersejarah ini sangat terpencil dan memakan waktu perjalanan hingga seharian.
Ada 2 buah rute alternatif untuk dapat mengunjungi situs bersejarah Gua Liang Kobori ini. Pertama menggunakan jalur air. Rute ini dimulai dari arah pelabuhan Nusantara. Kemudian ambil kapal yang menuju ke pelabuhan Raha, Muna. Setelah itu tinggal menuju ke destinasi Liang Kobori.
Rute kedua yaitu rute udara. Untuk rute udara dimulai dari Bandara Walter Monginsidi. Lalu transit jalur udara yang menuju ke Bandara Sugimanuru, Kota Raha. Kemudian di lanjut dengan jalur darat menuju ke lokasi Liang Kobori.
Jejak Kehidupan Purbakala Di Gua Liang Kobori
Kehidupan masa purbakala hingga kini masih menjadi misteri yang sangat legendaris. Ada puluhan ribu pertanyaan tentang kehidupan pada masa purbakala. Bahkan semua kajian ilmu yang telah dipatenkan tentang kehidupan purbakala juga masih dipertanyakan tentang keberadaannya. Semua hasil penelitian tentang masa purbakala yang telah ada dan beredar luas di seluruh dunia, dikaji ulang.
Beberapa penelitian yang telah dikaji ulang sangat berbeda jauh dari kenyataan. Hal ini membuat penelitian itu dihapuskan seutuhnya dan tidak dipergunakan lagi. Salah satu kajian yang telah diakui dunia dan kini dihapuskan yaitu kaijan tentang evolusi manusia yang berasal dari manusia purba. Setelah dilakukan pengkajian ulang tentang manusia purba, sama sekali tidak ada hubungannya dengan manusia. Manusia purba pun merupakan suatu spesies sejenis kera yang menyerupai manusia dan bukan merupakan evolusi manusia.
Hampir sama dengan kajian manusia purba, jejak kehidupan purbakala di Gua Liang Kobori masih terus dilakukan pengkajian. Untuk saat ini jejak purbakala yang terdapat pada Gua Liang Kobori merupakan jejak dari suku Muna. Suku Muna sendiri merupakan salah satu suku yang mendiami provinsi Sulawesi Tenggara. Hingga kini, keberadaan suku Muna masih ada dan mendiami beberapa daerah di Kabupaten Muna dan daerah lain.
Berdasarkan penelitian umur dari lukisan di dinding Gua Liang Kobori telah berusia lebih dari ±4000 SM. Semua gambar yang ada di dalam gua merupakan ilustrasi tentang kehidupan pada masa itu. Mulai dari gaya hidup, cara berperang, bercocok taman, berburu dan lain sebagainya. Bagian dari lukisan yang sangat menarik yang ada di Gua Liang Kobori yaitu ilustrasi tentang ritual. Dengan ilustrasi tersebut, menggambarkan bahwa sejak zaman daluhu telah mengenal religi / kepercayaan tentang ketuhanan dan budaya.
Kondisi Gua
Secara keseluruhan kondisi dari Gua Liang Kobori hampir mirip dengan gua Lascaux Perancis. Sayangnya gua Lascaux Perancis telah ditutup secara permanent. Dalam arti tidak dijadikan sebagai tempat wisata yang dapat dikunjungi oleh semua orang dengan bebas.
Gua yang penuh dengan situs prasejarah ini sangat lebar dan besar. Lebar dari gua mencapai ±30 meter. Untuk tinggi gua sekitar ±2 – 5 meter. Kedalaman gua ini mencapai +50 meter di bawah tanah. Gua Liang Kobori tersusun atas bebatuan stalagmite dan stalactites yang identik dengan warna hitam.
Kedua bebatuan tersebut membetuk pilar yang tersusun alami dan artistik. Beberapa bagian dari dinding gua terdapat aliran air. Sehingga suasana di dalam gua terasa sangat asri dan menyejukan. Di dalam gua akan dijumpai lukisan purbakala sebanyak 130 buah. Selain itu gua ini juga dijadikan sebagai habitat burung walet. Beberapa kawanan burung walet pun terlihat mendiami gua.
Gua Liang Kobori ini konon juga dijadikan sebagai tempat bertapa / meditasi. Biasanya orang yang melakukan meditasi di gua ini merupakan para sesepuh / petinggi yang sangat berpengaruh di suku Muna.
Asal Usul Nama Liang Kobori
Penamaan gua dengan Liang Kobori bukan merupakan tanpa sebab. Kata dari Liang Kobori berasal dari bahasa Muna. Kata itu terdiri dari 2 huruf yang mempunyai arti masing – masing, yaitu kata Liang dan Kobori.
Arti dari kata Liang yaitu gua. Untuk arti kata Kobori yaitu tulis. Makna tulis pada kata Liang Kobori bukan makna tulis yang mengacu pada topography, melainkan mengacu pada bentuk gambar / portraiture. Jadi makna dari kata Liang Kobori yaitu suatu gua yang penuh dengan lukisan / gambar. Hal ini sangat sesuai dengan kondisi dari Gua Liang Kobori yang penuh dengan gambar dan berjumlah ratusan buah.
Peradapan Purbakala Di Gua Liang Kobori
Dari semua penjelasan yang ada tentang destinasi situs purbakala Gua Liang Kobori, dapat diambil beberapa keseimpulan. Keseimpulan tersebut merupakan suatu pengetahuan yang sangat berharga dan mempunyai pengaruh besar pada perkembangan kehidupan, budaya serta teknologi digital pada masa kini.
Inilah peradapan khas Gua Liang Kobori :
1. Gambaran kehidupan purba pada masa ±4000 SM
Gambaran umum tentang kehidupan di masa purbakala dapat diketahui dengan jelas melalui illustrasi gambar yang menghiasi dinding gua. Pada masa itu, manusia telah mengenal berburu sebagai cara untuk mencari makan dan bertahan hidup. Selain itu di masa purba juga telah mengenal pakaian. Dimana illustrasi orang digambarkan dengan busana dan tidak telanjang.
Pada masa itu juga telah muncul berbagai macam kerajinan, khususnya seni rupa terapan. Begitu pula dengan senjata berburu pada masa prasejarah yang terbuat dari besi dan logam. Hingga alat transportasi air / perahu dan darat dengan memanfaatkan kuda / kerbau. Pada masa itu juga telah mengenal sistem organisasi, dimana pentingnya seorang ketua di dalam kelompok. Selain juga telah mengetahui tentang bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi terhadap sesama.
2. Tempat tinggal
Pada masa itu, kehidupan manusia purba suku Muna tinggal secara berkelompok di dalam gua yang besar. Tepatnya di bagian mulut gua. Masing – masing anggota keluarga menghiasi bagiannya dengan ornamen – ornamen tertentu.
3. Cat pada masa purba
Pada masa purba, mereka menggunakan cat alami untuk melukis. Komposisi cat berasal dari getah pohon dan tanah liat. Hal itu masih sebatas hipotesa dari beberapa ilmuan yang telah mengkaji komposisi cat purbakala. Hingga saat ini komposisi tersebut masih sangat misterius dan dapat bertahan hingga ribuan tahun. Ada pula beberapa sumber yang menyatakan bahwa cat purba terdapat komposisi darah. Lalu dicampur dengan tanah liat dan getah pohon.
4. Pergeseran budaya
Dari ilustasi dinding Gua Liang Kobori tentang layang – layang dan bentuk layang – layang purba. Jadi disimpulkan bahwa layang – layang merupakan salah satu benda yang digunakan dalam ritual. Kini fungsi layang – layang berganti sebagai permainan anak – anak.