Situs Karangkamulyan merupakan salah satu cagar budaya yang popular dan menarik karena menjadi salah satu destinasi wisata edukasi tetang Kerajaan Sunda di Jawa Barat. Lebih tepatnya merupakan peninggalan dari masa Kerajaan Galuh yang merupakan kerajaan tertua sebelum adanya Kerajaan Majapahit dan Pajajaran di Tanah Pasundan.
Situs Karangkamulyan
Situs Karangkamulyan terletak di Desa Karangmulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kawasan ini memiliki luas kurang lebih 25 Ha yang dimana menjadi gudang seribu sejarah, artinya situs ini menyimpan benda dan alat terkait Kerajaan Galuh yang sebagiannya berbentuk bebatuan, seperti batu alam berukir dan artefak menhir. Tak hanya itu, menariknya kisah Kerajaan Galuh ini digambarkan dalam struktur bangunan dengan batu-batu yang berada di setiap lokasinya.
Situs Karangkamulyan sebagai salah satu objek wisata edukasi yang merupakan hasil penggabungan kegiatan dengan edukasi didalamnya. Pengunjung dapat memilih sendiri objek dan bidang ilmu apa yang ingin dipelajari dikarenakan Situs Karangkamulyan ini merupakan objek wisata yang kental sekali akan aspek sosial budaya yang dipengaruhi dari penyebaran ajaran Hindu dan Islam. Penyebaran tersebut terjadi pada saat masa peralihan antara zaman Hindu Buddha dengan masuknya pengaruh ajaran Islam. Masa peralihan itu dibuktikan dengan adanya makam Adipati Panaekan yang menghadap kiblat dan berbentuk punden berundak.
Situs Karangkamulyan banyak diteliti oleh para peneliti. Salah satu contohnya yakni penelitian yang dilakukan tim arkeologi pada tahun 1997 yang menyatakan bahwa “Situs Karangkamulyan merupakan peninggalan Kerajaan Galuh yang pertama bahwasannya ditempat ini pernah ada kehidupan mulai abad ke-9 yang disimpulkan karena dalam penggalian terdapat keramik dari zaman Dinasti Ming”.
Selain itu pada tahun 1985 Pusat Arkeologi Nasional juga melakukan penelitian dengan menyatakan “Situs Karangkamulyan merupakan peninggalan zaman purbakala, sejarah dan keagamaan. Kekunoaannya sebagian besar merupakan kekunoan dari masa pra sejarah”.
Situs Karangkamulyan bisa dikatakan memiliki kondisi layaknya hutan yang didalamnya dipenuhi oleh flora dan fauna langka. Berbagai macam satwa seperti musang, trenggiling, babi hutan, ular sanca, biawak, burung-burung, dll. Terdapat juga berbagai jenis tumbuhan seperti kapolaga, pohon beringin, pohon ceri, rukem, burahol, pohon kondang hingga beratus-ratus rumpun bambu. Selain itu terdapat juga pohon-pohon tua yang diperkirakan umurnya sudah ratusan tahun seperti bencoy, kepundung, dahu, pohon kiara, ranji, nyatoh, pari, pahpohan, kukun, kihideung dll.
Terdapat beberapa objek situs yang dapat ditemui ketika berkunjung ke Situs Karangkamulyan seperti Batu Pangcalikan, Leuwi Sipatuhunan, Sanghyan Bedil, Panyambungan Hayam, Lambang Peribadatan, Cikahuripan, Fetur Parit, Benteng, Pemangkonan serta Makam Adipati Penaekan dan Makam Sri Bhagawat Pohaci. Objek-objek tersebut merupakan peninggalan-peninggalan dari masa Kerajaan Galuh.
Kisah Situs Karangkamulyan
Pada setiap objeknya dikaitkan dengan kisah Ciung Wanara atau dikenal sebagai Raja dari Kerajaan Galuh pada masa itu. Dalam sejarahnya, Ciung Wanara berasal dari keluarga asli Kerajaan Galuh. Ia terpaksa dimasukkan ke dalam peti dan ditenggelamkan oleh kedua orang tuanya dikarenakan adanya pertikaian dalam keluarga kerjaan tersebut. Dalam cerita dikisahkan bahwa dalam peti tersebut disimpan sebuah telur ayam dan sebuah keris.
Peti tersebut ditemukan oleh seorang nelayan yang akhirnya merawat anak tersebut hingga besar dan diberi nama Ciung Wanara. Saat itu Kerajaan Galuh dipimpin oleh Raja Prabu Bondan Sarati yang sewenang-wenang dan membuat warganya tidak sejahtera. Singkat cerita Ciung Wanara berhasil menang dalam sayembara yang diselenggarakan oleh Sang Raja yang dimana sayembara tersebut dihadiahi separuh kekayaan dari kerajaan.
Namun sebaliknya pada saat itu Sang Raja Prabu Bondan Sarati tidak ingin memenuhi janji sayembaranya bahkan ia menyuruh prajuritnya untuk mengurung Ciung Wanara dalam kerangkeng atau kurungan berpagar besi. Saat kerangkeng telah selesai dibuat, Sang Raja masuk ke dalam kerangkeng tersebut untuk memeriksa namun Ciung Wanara yang mengetahui niat buruk dari Sang Raja menutup kerangkeng tersebut dan membuat Prabu Bondan tidak bisa keluar. Semenjak saat itu Ciung Wanara diangkat untuk menjadi pempimpin Kerajaan Galuh.
Dari ulasan ini bisa disimpulkan bahwa Situs Karangkamulyan memang benar-benar salah satu tujuan wisata edukasi yang sangat bersejarah dikarenakan banyak sekali yang dapat dipelajari.