Kota Balikpapan dikenal sebagai pusat industri dan perdagangan di Kalimantan Timur. Namun di tengah kesibukan modernitas, terdapat suatu kawasan yang memikat hati dengan keindahan tradisionalnya, yaitu Kawasan Kampung Atas Air. Jika Anda penasaran dengan kehidupan tradisional warga lokal yang pernah dihuni oleh suku Borneo ini, simak artikel selengkapnya di bawah.
Sejarah Kawasan Kampung Atas Air Balikpapan
Tahukah Anda bahwa, penghuni pertama kawasan ini adalah suku asli Borneo? Ya, tepatnya pada sekitar awal abad ke-19. Namun dulu kawasan ini belum seperti saat ini. Bahkan sebelum terkenal sebagai salah satu destinasi wisata, Kawasan Kampung Atas Air Balikpapan ini terkenal dengan ketidaknyamanannya.
Hal ini terjadi karena masyarakat yang tinggal di sini tidak memperhatikan kebersihan dan keasrian tempat. Pada awal tahun 1990, tempat ini merupakan kawasan kumuh yang tidak teratur. Warga sekitar membangun rumah mereka di atas air tanpa memperhatikan alur atau arah yang jelas.
Belum lagi tidak adanya air bersih dan tidak ada satupun pohon yang ditanam. Tentu menambah kawasan ini menjadi gersang, panas, kotor, dan tidak nyaman untuk dihuni. Hal ini menjadi lebih parah karena rumah warga dibangun dekat dengan kilang pertamina. Bahkan jarak terjauhnya hanya 100 meter! Air yang ada di bawah perumahan terlihat seperti bak sampah raksasa.
Warga yang masih suka membuang sampah ke air dan belum mengerti dampaknya, langsung mendapatkan balasannya dari alam. Pada tahun 1992 terjadi kebakaran besar yang menghanguskan sekitar 75% wilayah kawasan ini. Karena jarak rumah satu dengan yang lainnya berdekatan, api bisa menyambar langsung dan cepat. Dari 600 rumah yang ada, hanya tersisa 140 rumah.
Beruntungnya, pemerintah kota dan warga bisa diajak kerjasama untuk direlokasi ke tempat baru. Meskipun hanya bergeser sejauh 300 meter dari tempat semula, kawasan perkampungan baru pun mulai dibangun secara bertahap. Hingga kini menjadi Kawasan Kampung Atas Air Balikpapan yang terkenal.
Nama Kawasan Kampung Atas Air sendiri diambil dari kondisi rumah-rumah yang dibangun di atas air. Kini, tempat ini sudah menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi oleh para wisatawan yang datang ke Kalimantan Timur.
Kini Kawasan Kampung Atas Air semakin mendapatkan perhatian sebagai tujuan wisata berkelanjutan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mempromosikan ekowisata dan melestarikan lingkungan alam di sekitarnya. Wisatawan yang datang diharapkan untuk menghormati adat istiadat dan alam sekitar agar kawasan ini dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Ada Apa di Kawasan Kampung Atas Air Balikpapan?
Kendati berada di atas air, Anda bisa dengan mudah mengunjungi tempat ini. Lokasinya berada di belakang pasar Pandansari Balikpapan Kalimangan Selatan. Bahkan ada transportasi umum yang melewati Kawasan Kampung Atas Air ini. Jadi Anda tidak perlu ragu lagi.
Daya tarik utama dari Kawasan Kampung Atas Air ini adalah arsitektur rumah tradisionalnya yang dibuat dari kayu. Jika ditotalkan, semua area kawasan ini mencapai 6,7 hektar luasnya dan dibangun di atas air. Jalan utama di sini bukanlah jalanan aspal seperti di perkotaan. Melainkan jembatan yang terbuat dari kayu ulin.
Karena dibangun di atas air, Anda bisa merasakan genangan air di atas jembatan jika air laut sedang pasang. Untuk menjaga kelestarian alam, pemerintah setempat bekerja sama dengan warga Kawasan Kampung Atas Air Balikpapan untuk membuat hutan bakau.
Sejak pertama kali ditanam pada tahun 2000, kini sudah ada sekitar 40.000 pohon bakau di area ini. Targetnya pemerintah ingin menanam sekitar 100.00 pohon bakau untuk menjaga kelestarian alam. Beruntungnya, sekarang warga Kawasan Kampung Atas Air Balikpapan sudah mengerti dan memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Jadi kawasan ini juga terjaga kebersihan dan kenyamanannya.
Saat berkunjung ke Kawasan Kampung Atas Air, Anda akan disambut oleh keramahan masyarakat setempat. Masyarakat yang hidup di sini menjaga tradisi dan kebiasaan leluhur mereka dengan bangga. Mereka rajin berburu, menangkap ikan, dan mengolah kerajinan tangan. Seperti anyaman dan patung kayu, yang merupakan bagian penting dari kehidupan mereka.
Destinasi wisata ini juga menjadi pusat seni dan budaya di Balikpapan. Berbagai pertunjukan tari, musik, dan pameran seni sering diadakan di sini. Tujuannya adalah untuk memperkuat semangat dan identitas budaya masyarakat setempat.
Jangan melupakan kulliner khas jika Anda berkunjung ke sini! Sajian makanan laut yang khas dengan bumbu dan rempah-rempah lokal, akan melengkapi pengalaman berkunjung Anda. Tentunya dengan cita rasa unik Borneo yang tidak akan Anda temukan dimana pun.
Tidak lengkap rasanya jika Anda tidak menanti momen matahari terbenam dari jembatan kayu ulin yang ada. Sambil menunggu, mungkin Anda ingin bergabung dengan anak-anak yang setiap sore mandi di laut. Rasakan sensasi melompat ke laut dari jembatan beton. Pastikan Anda bisa berenang, ya!
Siapkan kamera terbaik Anda karena di sini ada banyak spot foto yang sayang jika dilewatkan begitu saja. Selain pemandangan laut, Anda juga akan dibikin takjub oleh pemandangan hijau di Kawasan Kampung Atas Air Balikpapan ini. Jika Anda memutuskan untuk bermalam, jangan lewatkan momen matahari terbitnya, ya!
HTM, Fasilitas, dan Waktu Operasional
Tidak ada harga tiket masuk yang dikenakan ke para wisatawan. Hanya saja ada biaya retribusi parkir jika Anda membawa kendaraan pribadi. Rp2.000 untuk kendaraan roda dua, dan Rp5.000 untuk kendaraan roda empat.
Fasilitas yang ada di sini juga cukup lengkap. Mulai dari toilet, warung makan, gazebo untuk bersantai sambil menikmati pemandangan, hingga beberapa penginapan. Kampung Atas Air Balikpapan adalah contoh nyata harmoni antara kehidupan modern dengan tradisi kuno. Wisatawan dapat merasakan pesona khas kampung nelayan sambil menikmati keindahan alam yang menakjubkan.
Dengan tetap mempertahankan adat dan budaya, kawasan ini menjadi tempat yang luar biasa untuk menjelajahi sejarah dan pesona Kalimantan Timur. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi dan mengalami pesona magisnya Kampung Atas Air Balikpapan!