Danau Kaco, Danau Bening Warisan Dunia

Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) menyimpan berbagai keindahan alam. Tidak hanya keindahan Gunung Kerinci saja yang menarik perhatian. Area kawasan taman nasional ini juga memiliki sebuah danau indah yang telah dinobatkan menjadi salah satu situs warisan dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), yakni Danau Kaco.

Sumber: Instagram @rikasharsa

Meskipun hanya memiliki luas sekitar 90 meter persegi, Danau Kaco memiliki kejernihan air yang luar biasa. Bahkan, pada malam bulan purnama, Danau Kaco dapat memancarkan cahaya bulan sehingga area di sekitar danau akan menjadi terang. Pengunjung dapat melihat dengan jelas area di sekitar danau tanpa perlu menggunakan bantuan alat penerangan lain. Hal ini tentu memberikan pengalaman surreal yang tidak akan dirasakan di tempat lain.

Sumber: Instagram @shiikzky

Keindahan Danau Kaco tidak hanya bisa dinikmati pada malam hari saja. Dibawah sinar matahari, air di Danau Kaco akan terlihat berwarna biru dan jernih. Ikan-ikan yang berenang di dalam danau juga terlihat sangat jelas di atas permukaan air. Selain itu, ada beberapa batang pohon di dalam danau yang terlihat sangat dekat dari permukaan namun sesungguhnya berada cukup jauh di dalam air. Batang yang terlihat hanya berjarak  1 meter dari permukaan sebenarnya terletak 10 meter di bawah air.

Sumber: Instagram @yudakharsana

Meskipun dasar danau ini terlihat di permukaan namun sesungguhnya danau ini memiliki kedalaman yang belum terukur. Hal inilah yang membuat danau ini diberi nama Kaco yang dalam bahasa setempat berati kaca.

LEGENDA DANAU KACO

Danau Kaco juga memiliki legenda yang seringkali diceritakan oleh warga sekitar. Konon, keindahan cahaya yang keluar dari danau ini berasal dari intan yang tersimpan di dasar danau. Intan tersebut memang sengaja disimpan oleh Raja Gagak yang dahulu berkuasa. Intan tersebut merupakan titipan atas ikatan janji dari pangeran-pangeran yang ingin melamar Putri Napal Melintang, anak dari Raja Gagak.

Sumber: Instagram @pegi-pegi

Putri Napal Melintang memiliki wajah yang sangat cantik rupawan sehingga banyak sekali pangeran yang ingin menikahinya. Kecantikannya bahkan membuat Ayahnya sendiri menyukainya. Ketika itu, Raja Gagak menerima semua lamaran dari pangeran-pangeran yang datang hingga akhirnya Raja Gagak bingung untuk memilih lamaran  mana yang harus ia pilih.

Sumber: Instagram @pegi-pegi

Raja Gagak akhirnya membawa lari Putri Napan Melintang beserta pehiasan intan yang dititipkan oleh para pangeran sebagai tanda perjanjian pernikahan. Intan tersebut pada akhirnya disimpan oleh Raja Gagak di Danau Kaco dan sampai sekarang, intan itu masih tetap berada di dasar danau.

CARA MENUJU DANAU KACO

Danau Kaco terletak di Desa Lempur kecamatan Gunung Raya dan berjarak cukup jauh dari pusat Kota Jambi. Melalui transportasi darat, Danau Kaco dapat ditempuh dari Kota Jambi dengan terlebih dahulu menuju Sungai Penuh. Perjalanan ini akan menempuh jarak yang cukup panjang sekitar 500 km dengan waktu tempuh selama 10 sampai 11 jam. Selanjutnya perjalanan dapat langsung dilanjutkan menuju Desa Lempur menggunakan kendaraan bermotor untuk mencapai area parkir wisata. Ada juga bis dari Sungai Penuh menuju Desa Lempur, namun perlu diperhatikan bis ini hanya beroperasi sampai pukul 15.00 WIB.  Akan ada biaya masuk lokasi Di Desa Lempur sebesar Rp.10.000/orang dan parkir motor sebesar Rp.15.000.

Sumber: Instagram @putridwinoor

Selanjutnya, perjalanan menuju Danau Kaco akan dilanjutkan dengan trekking menyusuri hutan selama sekitar 3 sampai 5 jam. Hutan yang dilalui masih sangat terjaga sehingga kicauan burung tak jarang akan terdengar di sepanjang perjalanan.

TIPS MENUJU DANAU KACO

Perjalanan menuju danau yang berada di ketinggian 1289 mdpl ini memang cukup melelahkan. Oleh karenanya, persiapan yang dilakukan untuk menuju Danau Kaco perlu dilakukan secara memadai. Seperti dengan memastikan kebutuhan logistik dan alat trekking telah lengkap dan dipacking dengan rapi.

Bila ingin berkemah disana, maka pastikan untuk menjaga kebersihan hutan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Sediakan kantong sampah untuk membawa turun sampah hasil berkemah. Pastikan juga membawa alat keamanan, karena bisa jadi masih ada binatang buas di area taman nasional. Bila tidak yakin atau takut untuk melakukan trekking  atau camp di dalam hutan, jangan ragu untuk untuk menggunakan jasa tour guide disana.

Sebaiknya datanglah di musim kemarau. Musim hujan akan membuat medan yang dilalui menjadi semakin sulit.

close

Log In

Forgot password?

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.