Lembah Permai, Perpaduan Desa dan Hutan Alam di Pohuwato

Pernah berkunjung ke Gorontalo? Jika pernah, pasti kamu memiliki banyak kenangan manis di provinsi yang baru terbentuk pada tahun 2000 tersebut, entah itu tentang bentang alamnya atau mungkin tentang budaya dan masyarakatnya yang ramah. Ada sentimen yang mengatakan bahwa berkunjung ke Gorontalo belum lengkap apabila kamu tidak menjelajahi setiap keindahan alamnya. Hal itu tidak lepas dari saking banyaknya wisata alam yang bisa kamu jumpai di sana.

Apabila kamu berkunjung ke Kabupaten Pohuwato, sempatkan dirimu untuk mampir sejenak di Lembah Permai. Tempat tersebut bukan hanya sekedar destinasi wisata biasa, karena di sana kamu bisa melihat kehidupan masyarakat transmigrasi dari dekat. Lembah Permai juga memiliki hutan yang masih alami, lengkap dengan air terjun yang sejuk.

Lokasi Lembah Permai

Sumber: Instagram @adhepriyatna

Secara geografis Lembah Permai bersinggungan langsung dengan hutan alam Blok Popayato – Paguat. Sementara secara administratif Lembah Permai masuk ke dalam Kecamatan Wanggarasi, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. Dari pusat Kabupaten Pohuwato, Marissa, jarak menuju ke Desa Lembah Permaia sekitar 50 km dengan lama perjalanan kurang lebih 1,5 hingga 2 jam. Apabila datang dari Kota Gorontalo, kamu masih harus menempuh jarak sejauh 210 km dengan lama perjalanan sekitar 5 jam.

Akses menuju ke Desa Lembah Permai masih belum terlalu memadai, karena memang lokasinya yang cukup terpencil di pelosok. Untuk menuju ke sana kamu akan melewati jalanan berbatu yang belum teraspal dan di beberapa titik akan menemukan tanjakan. Oleh sebab itu, transportasi terbaik untuk mengunjungi Desa Lembah Permai adalah dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua.

Sekilas Tentang Desa Lembah Permai

Sumber: Foto by Christopel Paino

Lembah Permai adalah sebuah desa yang dihuni oleh masyarakat yang ikut dalam program transmigrasi, yang sempat diadakan oleh pemerintah Indonesia beberapa puluh tahun yang lalu. Menurut statistik terakhir tahun 2016 yang lalu, Desa Lembah Permai dihuni oleh 419 jiwa dengan 114 kepala keluarga. Pada awalnya di sana mereka menempati lahan seluas 5000 hektar yang diberikan oleh Dinas Transmigrasi, yang di mana sebagian lahan yang diberikan berada di kawasan hutan Blok Popayato – Paguat. Namun, setelah dilalukan survei ulang pada 2015 yang lalu, luas Desa Lembah Permai menyusut menjadi hanya 1.323 hektar.

Desa Lembah Permai yang Mulai Ditinggalkan

Sumber: Foto by Christopel Paino

Menurut penuturan warga sekitar, dulu Desa Lembah Permai cukup ramai, hingga kemudian satu persatu warganya memilih untuk kembali ke kampung halaman mereka. Hal itu karena mereka merasa bahwa lahan yang diberikan oleh pemerintah tidak cocok sebagai tempat untuk bercocok tanam, yang di mana sebagian lahan juga berada di tingkat kemiringan yang lumayan. Oleh sebab itu, beberapa rumah di Desa Lembah Permai pun dibiarkan kosong tak berpenghuni, setelah penghuni sebelumnya memilih untuk pulang kampung dan tidak kembali lagi.

Pesona Alam di Sekitar Desa Lembah Permai

Sumber: sahabatnesia.com

Tidak jauh dari Desa Lembah Permai, kamu akan menemukan hutan yang masih sangat lebat, karena belum banyak terjamah oleh tangan manusia. Hutan ini pun didiami oleh banyak burung langka dan dilindungi, seperti burung maleo senkawor (Macrocephalon maleo), mandar muka biru (Gymnocrex rosenbergii), kangkareng sulawesi (Rhabdotorrhinus exarhatus), kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea), hingga julang sulawesi (Rhyticeros cassidix).

Sumber: Instagram @atiksyalindri

Kemudian juga ada babi rusa, yang menjadi satwa endemik Sulawesi, selain itu ada pula anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis), anoa dataran tinggi (Bubalus quarlessi), tarsius sulawesi (Tarsius tarsier), monyet hitam Gorontalo (Macaca hecki), dan kuskus beruang sulawesi (Ailurops ursinus).

Sumber: Foto by Christopel Paino

Selain menyajikan hutan yang alami, ada juga air terjun yang memberikan kesegaran abadi lengkap dengan suasana yang sangat damai. Hanya saja air terjun di sekitar Desa Lembah Permai hanya memiliki debit air yang kecil, dan akan semakin berkurang ketika musim kemarau tiba. Keunikan dari air terjun yang satu ini adalah bentuknya yang memiliki kemiringan sekitar 60 derajat, sehingga air dari atas akan jatuh secara perlahan ke bawah, menimbulkan suara gemericik yang menyejukkan pikiran.

Untuk bisa menikmati air terjun tersebut kamu tidak perlu mengeluarkan biaya, alias gratis. Namun, untuk masuk ke dalam hutan dan mengunjungi lokasi air terjun, ada baiknya meminta untuk didampingi oleh warga sekitar agar tidak tersesat.

close

Log In

Forgot password?

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.