Bandung memang menjadi kawasan di Jawa Barat yang cukup mengesankan. Hadir dengan banyak Gunung di sekitar yang bisa kamu nikmati dan berdiri diatas puncaknya. Salah satunya adalah Gunung Burangrang yang mempunyai ketinggian kurang lebih 2050 Mdpl. Pemandangan yang disajikan disini membuat kamu tak bisa berkedip sedikit pun lho.
Diantara beberapa jalur yang ada di Burangrang, kami mencoba melalui Legok Haji yang konon menjadi tempat favorit para pendaki. Jaraknyanya bisa dikatakan lebih pandek dengan waktu tempuh yang relatif singkat. Tidak heran bila setiap sabtu dan minggu, para pendaki akan memenuhi kawasan ini.
Menuju Ke Basecamp Legok Hijau
Menuju ke basecamp Legok Hijau pun tidak terlalu sulit. Kamu hanya perlu naik kereta api menuju ke Stasiun Cimahi. Saat ini, sudah banyak kereta yang akan mengantarkanmu kesana. Selanjutnya, kamu bisa naik angkot hijau, turunlah dipertigaan jalan kolonel Masturi
Selanjutnya, naik angkutan kuning menuju ke sekolah polisi negara. Dari sini, kamu bisa naik truck pasir atau pick up menuju ke Desa pasir Langu. Tidak ada tarif, tetapi tidak ada salahnya bila kamu kasih untuk sekedar membeli bensin. Tidak ada biaya simaksi di tempat ini. Bahkan pos Basecamp juga tidak ada.
Etape 1 Pendakian
Disini, kamu tidak bisa menemukan Pos untuk beristirahat. Oleh karena itu, bila ada lahan yang cukup luas kamu bisa istirahat sejenak disana. Menariknya dari tempat ini adalah kamu akan disajikan dengan berbagai macam ilalang dan ladang. Jalur ini memang sedikit membingungkan. Oleh karena itu, mintalah bantuan para warga untuk menunjukkan jalur penjadiaknnya.
Ada beberapa orang yang bersedia mengantarkan kamu menuju jalur pendakian tanpa melewati pos Tanah Mati. Hal ini memang psotif karena bisa mempersingkat waktu. Biasanya, jasa pengantaran mulai dari 15 ribu sampai 25 ribu rupiah.
Perndakian Gunung Burangrang memang sedikit sulit, dimana kamu bisa melihat begitu banyak ilalang, dan kamu harus menerjang semak-semak yang ada disini. Jaraknya hanya 100 meter. Tetapi, sudah cukup mampu membuat kamu terluka karen, banyak duri yang tajam disana.
Etape 2 Pendakian
Oleh karena itu, jangan lupa bawa betadine dan obat-obatan lainnya bila ingin mendaki Burangrang melalui jalan ini. Selepas dari tumbuhan berduri, perjalanan akan sedikit landai untuk 1 jam pertama. Nah, setelah itu, kamu bisa menyaksikan langsung bagaimana ekstrimnya jalur Burangrang.
Kamu akan disambut dengan tanjakan dengan kemiringan bisa mencapai 75 Derajat. Sayangnya, kamu tidak bisa bergantung dengan akar pohon. Jadi, setidaknya kamu harus berjalan merangkak, perlahan-lahan hingga sampai ke atas puncaknya. Jangan lupa bawa perbekalan yang cukup terutama air.
Karena, sepanjang perjalanan kamu tidak akan menemukan sumber air. Bila kamu berangkat pada siang hari, panas terik bisa menjadi penghalang yang cukup besar dan berat. Berhentilah bila memang harus berhenti untuk mengatur nafas. Dengan sudut kemiringan 75 derajat tanpa adanya alat bantu.
Menuju Puncak
Akhirnya, setelah melakukan perjalanan kurang lebih 4 jam sampai 5 jam lamanya, kamu bakal tiba di puncak Gunung yang merupakan sisa hasil dari letusan terbesar Gunung Sunda. Banyak pendaki memilih untuk tek-tok disini. Sebenarnya, Burangrang memiliki pesona sunset yang mengesankan.
Tetapi, tidak disarankan bila kamu harus memulai perjalanan malam dengan kondisi jalan seperti ini. Apalagi, banyak jalan bercabang yang sedikit membingungkan. Bisa-bisa kamu tersesat karena salah jalan. Di puncak ini areanya memang tidak terlalu luas. Hanya bisa menampung 5 sampai 7 tenda saja. Oleh karena itu, bla ingin camping diatas jangan lupa datang pagi.
Suhu udara di Burangrang saat malam hari biasanya sangat dingin terutama di musim kemarau. Oleh karena itu, disarankan untuk bawa selimut tebal atau juga jaket agar tidak kedinginan diatas.
Kesimpulan
Gunung Burangrang menjadi salah satu pendakian yang cukup mengesankan. Panorama perbukitan dan kabut-kabut tipisnya menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Jangan lupa untuk bawa pakaian panjang dan juga dekker karena, tanaman berdurinya cukup membuat kamu kesakitan karena perih sepanjang perjalanan. jadi, sudah siap mendaki Gunung Burangrang?