Berziarah Ke Kompleks Makam Raja Siak Dengan Pesona Gedung Makam Yang Megah

Kerajaan Siak yang dulu sempat berjaya, kini hanya tinggal tersisa Kompleks Makam Raja Siak. Meskipun hanya tinggal suatu kenangan namun masih banyak pengunjung yang berdatangan hanya sekedar memberikan suatu penghormatan.

Lokasi Kompleks Makam Raja Siak

Kompleks Makam Raja Siak berada di Ds Langkai, Buantan, Siak. Letaknya berada tidak jauh dari lokasi Istana Kerajaan Siak. Selain itu lokasi dari kompleks makam berada di pusat Kabupaten Siak.

Oleh karena itu sangat mudah dalam mencari transportasi umum yang menuju ke arah destinasi tersebut. Meskipun jauh dari lokasi bandara internasional Syarif Kasim II dan jalur trans Sumatera HWY. Begitu pula dengan pusat perbelanjaan, kuliner hingga penginapan.

Di daerah tersebut juga terdapat wisata lainnya, seperti kelenteng, taman air mancur, museum dan lain – lain. Sehingga dapat menghabiskan waktu selama sehari penuh untuk mengelilingi semua wisata Siak yang ada.

Namun bandara tersebut merupakan destinasi penerbangan paling dekat dari Kompleks Makam Raja Siak. Letak bandara berada di Jl bandara Sultan Syarif Kasim II, Maharatu, Marpoyan Damai, Pekanbaru. Waktu perjalanan yang diperlukan dari arah bandara tersebut cukup lama.

Setidaknya membutuhkan waktu perjalanan selama ±2 jam. Tetapi apabila terjadi kemacetan ataupun harus menunggu alat transportasi umum, dapat memakan waktu perjalanan yang lebih dari itu.

Besarnya akomodasi untuk transportasi yang dikeluarkan untuk menuju ke lokasi makam tersebut ±100.000 IDR. Akomodasi tersebut hanya untuk wisatawan dari luar Riau dan tidak mempunyai teman ataupun sanak saudara yang tinggal di daerah Riau. Untuk wisatawan lokal yang tinggal di daerah tersebut, besarnya akomodasi untuk transportasi pun tidak akan membengkak.

Pesona Kompleks Makam Raja Siak

Sumber Gambar: Google Maps @Mike Agnesia

Sebagai kompleks makam para raja, pasti mempunyai suatu keistimewaan tersendiri dan desain makam pun sangat berbeda dengan desain makam pada umumnya.

Destinasi wisata Kompleks Makam Raja Siak mempunyai luas sebesar ±30 meter persegi. Meskipun tidak begitu luas, namun pesona dari desain makam cukup menarik dan istimewa.

Sumber Gambar: Google Maps @Loka Nando

Makam tersebut berada di sebuah gedung yang didominasi dengan berbagai jenis warna hijau. Mulai dari hijau muda, hingga hijau telur asin. Di bagian atap terdapat kubah dengan warna biru dan hijau. Kubah tersebut mempunyai motif anyam.

Di bagian dinding terdapat hiasan kaligrafi tulisan Arab. Warna kuning emas dari kaligrafi sangat mencolok dan berkilau. Di dalam gedung makam tersusun beberapa pilar yang membuat gedung tersebut cukup megah. Beberapa pilar terdapat hiasan kaligrafi.

Sumber Gambar: Google Maps @Loka Nando

Seni kaligrafi pada hiasan gedung tersebut mempunyai nilai estetika yang sangat tinggi. Hal tersebut terlihat dari gaya tulisan yang cukup rumit namun sangat mempesona.

Hal tersebut membuktikan bahwa setiap kaligrafi dibuat oleh seniman kaligrafi profesional pada masa kejayaan Raja Siak. Sebagian besar dari isi kaligrafi merupakan potongan ayat – ayat suci Al-Qur’an. Ada pula beberapa potongan kata dalam ajaran Islam. Setiap makam para raja terbuat dari batu marmer berwarna gelap. Beberapa bagian makam terdapat material kayu yang berfungsi untuk menyokong batu marmer.

Cerita Singkat Tentang Kerajaan Siak

Mulanya wilayah Siak berada di bawah kedaulatan Kerajaan Johor. Tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama, karena kemunculan dari Raja kecil yang merupakan Sultan Abdul Jalil. Dia adalah pendiri Kerajaan Siak. Gelar raja kecil yang diperoleh sultan Abdul Jalil merupakan pemberian dari masyarakat Bengkalis. Masyarakat tersebut sangat berharap bahwa Sultan Abdul Jalil berhasil melepaskan pengaruh dari Kerajaan Johor.

Pada masa itu, terjadi perebutan wilayah antara kerajaan Johor dan Jambi. Sedangkan posisi dari Raja kecil Sultan Abdul Jalil hanya merupakan orang ketiga dari perselisihan antara Johor dan Jambi. Bahkan dia turut serta dalam upaya perdamaian antara kedua kerajaan tersebut.

Sayangnya Raja Sulaiman melakukan pemberontakan dalam upaya menuntut tahta kerajaan Johor. Dia mendapatkan bantuan dari Bugis yang berupa pasukan bayaran. Dari pemberontakan tersebut mengakibatkan wilayah kerajaan Johor jatuh ke tangan raja Sulaiman.

Sedangkan sultan Abdul Jalil hanya fokus untuk mendirikan kerajaan di Hilir Sungai Siak. Keberadaan dari kerajaan tersebut disambut dengan baik oleh seluruh masyarakat. Bahkan orang laut yang merupakan penduduk di Kepulauan Riau mengakui dan menganggap bahwa sultan Abdul Jalil merupakan pewaris / penerus tahta Kerajaan Johor.

Namun keberadaan dari kerajaan yang dipimpin oleh Sultan Abdul Jalil telah dicekal Raja Sulaiman. Raja Sulaiman telah berhasil mengusir kepemerintahan Sultan Abdul Jalil. Sehingga memindahkan kepemerintahan tersebut di pesisir timur Pulau Sumatera.

Tanpa adanya gangguan dari Raja Sulaiman, kerajaan yang dipimpin oleh Sultan Abdul Jalil pun berhasil berjaya hingga menaklukkan beberapa wilayah di Semenanjung Malaka. Sayangnya hal tersebut kembali dicekal oleh Raja Sulaiman.

Setelah tahta Sultan Abdul Jalil diganti dengan Raja Mahmud, wilayah Kerajaan Siak pun telah berhasil dipatenkan. Dengan bantuan Belanda yang atas perjanjian wilayah dan perdagangan. Ketika masa kepemimpinan Raja Mahmud, wilayah Kerajaan Siak sangat aman dan tidak terusik pihak manapun.

Lalu dibawah kepemimpinan Raja ismail, perluasan wilayah Kerajaan Siak pun dilakukan secara besar – besaran. Perluasan wilayah tersebut mencangkup Laut Selatan Cina. Serta beberapa wilayah di Sumatera, seperti Deli Serdang. Perluasan wilayah dari Kerajaan Siak pun telah paten dengan bantuan dari Belanda.

Sayangnya pengakuan Belanda atas pembagian wilayah Kerajaan Siak tidak berlangsung lama. Bahkan Belanda lambat laun mempersempit wilayah Kerajaan Siak.

Terlebih lagi setelah kolonial Inggris andil dalam perluasan wilayah Selat Malaka. Hal tersebut membuat wilayah Kerajaan Siak semakin terpojok dan sempit.

Bukan hanya wilayah yang semakin sempit, namun pergerakan Kerajaan Siak pun juga terbatas. Bahkan perihal penyerahan tahta kekuasaan harus mendapat persetujuan dan peresmian dilakukan secara langsung oleh Belanda. Pihak Belanda pun seakan mengisolir Kerajaan Siak dari dunia luar.

Tujuan Belanda mengisolir Kerajaan Siak hanya merupakan persaingan dengan Inggris. Baik Inggris maupun Belanda mempunyai keinginan untuk menaklukkan Kerajaan Siak. Pertikaian tersebut berdampak pada lemahnya kedaulatan Kerajaan Siak atas seluruh wilayah kerajaan yang kian sempit dan terpojok.

Baik Inggris maupun Belanda terus mendesak Kerajaan Siak dalam mempertahankan pengaruhnya. Namun posisi dari Kerajaan Siak sanggup bertahan selama masa pertikaian yang sangat dilematis tersebut. Bahkan Kerajaan Siak sendiri masih mempertimbangkan keputusan untuk tetap berada di pengaruh Belanda atau menyerahkan diri kepada Inggris. Hal tersebut berlangsung hingga adanya pergerakan pembentukan NKRI.

Ketika pergerakan pembentukan NKRI, Kerajaan Siak berada di bawah kepemimpinan Sultan Syarif Kasim II. Sultan Syarif Kasim II menjadi raja terakhir dari Kerajaan Siak. Serta merupakan raja yang menyudahi masa – masa kepemimpinan Kerajaan Siak.

Dengan adanya pergerakan tersebut, sang Sultan langsung memutuskan untuk bergabung dengan Indonesia. Serta tanpa memperdulikan Belanda maupun Inggris yang selama ini memperebutkan pengaruhnya. Bahkan sultan Syarif Kasim II mendedikasikan sebagian kekayaan Kerajaan Siak untuk keperluan NKRI.

Itulah awal mula dari Kerajaan Siak hingga runtuhnya kerajaan yang mempunyai pengaruh besar atas kepemerintahan Riau.

close

Log In

Forgot password?

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.