Desa Tanimbar Kei, Desa Adat Maluku yang Tidak Boleh Kamu Lewatkan

Bukan Indonesia namanya kalau tidak memiliki desa adat yang sangat mengesankan. Salah satunya adalah Tanimbar Kei yang ada di Maluku. Banyak budaya dan tradisi yang bisa kamu pelajari di tempat ini. Menariknya lagi, beberapa warganya begitu ramah dan membuat kamu ingin tinggal lebih lama disini.

Penduduk dari warga Tanimbar adalah Suku Tanimbar yang lebih suka disebut dengan nama suku nimbar. Mereka masih menjunjung tinggi adat dan budaya lho. Nah, satu hal yang harus kamu perhatikan disini adalah keberadaan listrik yang sepertinya tidak akan sesuai dengan harapanmu. Jadi, bisa dikatakan kamu akan puasa handphone terlebih dahulu di tempat ini.

Mengenal Desa Tanimbar Kei

Dikawasan ini sendiri terbagi menjadi tiga desa. Di bagian atas atau yang disebut dengan Oharatan menjadi bagian desa yang paling sakral. Disini, banyak sekali penduduk asli Tanimbar yang usianya sudah mencapai ratusan tahun. Sehingga, mereka tidak akan sekali pun menghilangkan budaya yang sudah ada sejak turun temurun ini. Untuk bisa mencapainya, kamu harus mendakinya terlebih dahulu dengan ketinggiannya yang mencapai 10 meter sampai 15 meter. Cukup melelahkan juga sebenarnya. tetapi, untuk sesuatu yang baru saja kamu temui. menjadi, layak untuk diperjuangkan.

Sumber: phinemo.com

Sesampainya diatas, kamu akan disambut dengan menara meriam VOC yang usianya sudah ratusan tahun yang lalu. Ada juga patung yang mirip dengan manusia, tetapi itu bukanlah manusia atau tengkorak. Pada awalnya, penduduk memang sengaja tinggal di bagian atas sini. Mereka masih berlindung dari perang dunia yang terkadi kala itu.

Menurut sejarah yang tercatat, desa ini berawal dari 3 buah keluarga yang mendirikan rumah adat. Nama keluarga tersebut adalah Rahan Vetung, Rahang Korbib, dan Rahang Merud. Ketiga keluarga ini memiliki agama dan kepercayaan yang bereda. Hingga, suatu ketika mereka dipersatukan.

Sumber: beritagar.id

Untuk sistem kepercayaannya sendiri masih animisme dinamisme. Sehingga, ada beberapa tempat yang memang disakralakan dan dijadikan sebagai salah satu beribadaha warga sekitar. Tetapi, beberapa warga lain juga sudah menganut kepercayaan seperti Islam, Katolik, Kristen, yang biasanya ada di kampung bawah yang merupakan para pendatang.

Cara Menuju ke Desa Tanimbar Kei

Sumber: Instagram @orangtenggara

Menuju ke Desa Tanimbar Kei memang memerlukan tenaga dan biaya yang cukup.  Dimana, kamu bisa naik pesawat dengan waktu tempuh cukup panjang. Bisa mencapai 10 jam. Maklum saja, karena kamu harus transit ke dua bandara sebelum sampai di Bandar udara khusus bula.

kemudian, kamu bisa menggunakan kapal yang waktunya bisa mencapai 2 hari 1 malam. Paling cepat menggunakan kapal cepat dengan waktu menempuh 19 jam lamanya. Rasa lelah sudah pasti akan terasa. belum lagi kamu harus naik ke kampung atas untuk meminta izin kepada raja yang memimpin Desa Tanimbar Kei.

Seorang Raja

Nah, raja ini mempunyai masa jabatan kurang lebih 3 tahun dan akan dipilih oleh masyarakat sekitar. Sementara raja disini ada dua, dan salah satu syarat wajib untuk bisa menjadi raja adalah memiliki nama marga dari tiga suku asli Tanimbar. Dengan menjadi raja, mereka bisa menentukan tanah garapan yang dikerjakan warganya.

Adat dan Istiadat

Sumber: kokoh-gallery.blogspot.com

Beberapa ritual adat sering dilakukan di tempat ini. Dimana, sesajen dan sirih pinang menjadi dua hal yang tidak akan terpisahkan. Sirih pinang sendiri terdiri dari daun sirih dan buah pinang yang biasa dipasang di beberapa sudut rumah. Sebagai salah satu bentuk meminta perlindungan.

Sumber: kokoh-gallery.blogspot.com

Sedangkan sesajen sendiri digunakan untuk persembahan kepada penyu. Menurut kepercayaan warga sekitar, penyu inilah yang membawa rezeki. Jadi, penyu yang ada didarat akan ditangkap kemudian, dimasak, dimakan, dan digunakan sebagai salah satu persembahan.

Kesimpulan

Desa Tanimbar Kei menjadi salah satu desa adat di Indonesia yang paling kompleks. Dimana, mereka mengatur semuanya dengan tatanan yang pernah diajarkan oleh nenek moyang mereka turun temurun. Termasuk pula dengan sistem perkawinan yang masih menganut Duan dan Lolat.

Menariknya, kawasan ini membuat kamu tidak boleh melewatkannya. Jadi, persiapkan diri, materi, dan fisik untuk bisa mencapainya ya. Lalu, kapan kamu akan pergi ke objek wisata ini? Jangan lupa sekali dalam seumur hidup kamu harus kesini.

close

Log In

Forgot password?

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.