Masjid Jami Sultan Nata

Pesona wisata religi yang ada di Kalimantan Barat seakan tidak akan pernah habis. Selalu saja ada tempat yang bisa kamu kunjungi untuk melihat sejarah jejak islam atau juga sekedar untuk beribadah. Nah, salah satu tempat yang tidak boleh kamu lewatkan adalah Masjid Sultan Jami Nata.

Masjdi ini selalu dikunjungi oleh para jemaah yang seakan tidak akan pernah berhenti. Paling banyak saat melakukan ibadah Sholat jumat. Hampir semua orang menjadikan kawasan ini sebagai pusat keagamaan islam. selain itu, suasananya sangat damai, tenang, dan begitu teduh. Rasanya, enggan untuk beranjak dari tempat ini.

Mengenal Masjid Sultan Jami Nata

Sumber Gambar: bujangmasjid.blogspot.com

Menurut sejarahnya, tempat ini didirikan pada tanggal 10 mei 1672. Dimana, dilangsungkan bersama dengan penobatan sultan Nata yang menjadi raja. Dan, menjadi raja ke 3 dikerajaan Sintang di usia belianya yaitu 10 tahun.

Kalau kamu lihat lebih dalam, pembangunannya terdiri dari sembilan tiang penyangga. Konon, pendirian tiang ini hanya dilakukan dalam waktu satu malam saja lho. Konon, pendiriannya ini merupakan salah satu dari tujuh kesepakatan kerabatan Kesultanan yang harus dijalankan Sang Sultan saat menjabat menjadi raja.

Sumber Gambar: kebudayaan.kemdikbud.go.id

Pendirian dari masjid ini diprakarsai oleh Senopati Laket dan Pengeran Mangkumilik. Hal tersebut didasari atas penduduk kabupate Sintang yang sudah cukup banyak memeluk Islam. Sayangnya belum mempunyai masjid sendiri untuk beribadah. Biasanya, mereka sholat di istana kerajaan yang menurut keduanya, mengganggu jalannya aktivitas pemerintahan sultan.

Cara Menuju ke Lokasi

Masji bersejarah ini terletak di Jalan Bintara no. 22, Lingkungan 1, Rt.02. Rw.01, Kelurahan Kapuas Kiri Hilir, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Menuju ke tempat ini kamu bisa pilih dua cara. Masuk melalui Bandara Supadio Pontianak kemudian naik kendaraan pribadi dengan waktu tempuh kurang lebih 7 jam sampai 8 jam.

Atau dengan cara kedua, setelah sampai di bandara supadio menunggu sebentar dan terbang ke bandara tebelian kabupaten sintang yang hanya menempuh waktu 3 jam lamanya. Hanya saja, selisih harga keduanya bisa mencapai 400 ribuan

Renovasi Masjid Sultan Jami Nata

Sumber Gambar: Instagram @barliybra

Dalam sejarahnya berdiri dan jadi pusat syiar agama islam. Masjid ini pun pernah mengalami renovasi. Kurang lebih 5 kali dengan tidak merubah bentuk dan struktur bangunan aslinya. Semakin banyaknya, jemaah yang datang untuk sholat membuat kapasitas masjid pun berkurang.

Akhirnya, mau tidak mau dimasa Sultan Abdurrasyid harus melakukan renovasi dengan menambah luas bangunan. Di abad ke 18 pada masa kepemimpinan Adipati  Muhammad Djamaludin, juga mengalami perombakan. Dilanjutkan oleh Abdurrasyid Kesuma 1 pada tahun 1994. Lalu, tahun 2000 renovasinya di bantu oleh pemerintah pusat.

Sumber Gambar: kubahgrc.com

Ada penambahan taman serta pepohonan palem di halaman masjid agar terlihat cantik. Sehingga, masyarakat akan berbondong-bondong ke tempat ini. Rasanya, berada di sekitar sini membuat hati menjadi tenang dan nyaman.

Pada bagian depan, kamu bisa melihat jembatan penghubung yang terbuat dari kayu. Menghubungkan antara masjdi dan juga istana yang dipisahkan oleh jalur beraspal. Sejak dipisahkannya inilah, pemerintah mulai menetapkan tempat ini sebagai salah satu cagar budaya.

Arsitektur Bangunan Masjid

Sumber Gambar: koran.tempo.co

Berbicara mengenai arsitektur masjid ini cukup beragam mersapi dari berbagai macam budaya seperti Melayu, Jawa, dan juga Timur Tengah yang membuatnya tampak megah dan mengesankan. Untuk konstruksi bangunan utamanya menggunakan kayu bulian. Kayu merupakan khas Kalimantan selain ulin.

Untuk atapnya sendiri kamu bisa melihat budaya jawa begitu kental disana. Berbentuk seperti undak layaknya sebuah tajug. Dengan atap nomor satu dan dua berbentuk seperti limas. Untuk bagian ketiganya seperti kerucut yang mempunyai segi delapan.

Sumber Gambar: tempatwisataseru.com

Warna putih menjadi ciri khas dan dominasi dari seluruh warna masjid yang melambangkan kesucian. Di samping masjid, kamu bisa melihat dua menara kembar yang juga menggunakan atau kerucut segi delapan. Aksen hijau juga tak lepas dari tempat ini. Hal ini memberikan kesan manis.

Ada pula korden penutup dengan warna kuning, ciri khas warna dari kebudayaan Melayu. Lalu, di bagian pojok masjid, kamu bisa melihat ada sebuah bedug yang konon usianya sudah mencapai ratusan tahun lho.

Kesimpulan

Masjid Jami Sultan Nata adalah salah satu bukti bahwa keindahan Kabupaten Sintang memang pantas untuk dikunjungi. Walaupun, mencapainya memang membutuhkan perjuangan. Arsitektur dan sejarahnya memang tidak bisa lepas dari adat istiadat dan kebudayaan Islam yang sudah menjadi agama turun temurun. Jadi, sudah siap menjelajahi Masjid Agung ini?

close

Log In

Forgot password?

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.