Melihat Klenteng Hok An Kiong

Klenteng Hok An Kiong terletak di Jl. Pemuda No. 100 Muntilan, Kab. Magelang. Pagoda Hok An Kiong sering juga disebut Pagoda Muntilan karena letaknya di pusat kota Muntilan. Nama Hok An Kiong merupakan gabungan dari kata hok, an dan kiong yang artinya Hok : Rejeki, An : Selamat, Kiong : Istana. Tentang batas sekeliling Bait Suci. Pagoda Hok An Kiong didirikan pada tahun 1878 dengan lokasi di sebelah selatan Jalan Pemuda/sebelah Pasar Muntilan saat ini. Pada tahun 1906, bangunan candi dipindahkan ke utara Jalan Pemuda atau ke lokasinya sekarang. Pada tahun 1929, bentuk bangunan selesai dibangun, ditandai dengan tulisan pada kolom gapura bertuliskan ANNO 11-5-1929. Menurut keterangan pengurus Pagoda Hok An Kiong, perbaikan tersebut terutama terkait pada dinding bangunan induk dan pembangunan pagar candi.

Deskripsi Bangunan

Klenteng Hok An Kiong_1a
Klenteng Hok An Kiong. (Sumber: Liputan6)

Kompleks Pagoda Hok An Kiong mempunyai luas tanah 3.120 m2. Bangunan induk terletak di tengah dan dikelilingi bangunan di sebelah barat, timur, dan utara. Saat ini gedung tersebut digunakan sebagai gedung kantor pengelola Pagoda Hok An Kiong, lobi/ruang pertemuan, perpustakaan, dan ruang resepsi. Halamannya diperkuat balok-balok dan dipagari dinding hias dari rangka/kisi-kisi besi.

Bangunan induk berfungsi sebagai tempat ibadah. Luas bangunan induk 299,25 m2 dengan panjang 28,5 m dan lebar 10,5 m. Dinding bangunan induk berupa dinding dan kusen kayu. Secara umum bangunan induk terbagi menjadi 3 halaman kecil yang dipisahkan oleh pagar.

Ruang utama merupakan tempat berlangsungnya ritual dan sembahyang. Pada bagian ini terdapat beberapa meja yang digunakan untuk meletakkan patung dewa, alat ritual dan sesaji.

Bagian utama ditopang oleh 8 tiang kayu dengan diameter bawah 30 cm dan tengah 40 cm. Setiap kolom memiliki hiasan naga yang melilit kolom. Pada bagian bawah kolom terdapat alas berbentuk oval. Ruang utama di bagian belakang terbagi menjadi 3 ruangan dan dipisahkan oleh sebuah gubuk kayu.

Hiasan gebyok bagian atas menampilkan ornamen antropomorfik, dengan masing-masing gebyok diwakili oleh 3 sosok manusia atau dewa. Di tiap ruangan terdapat meja berhala dan Yo Lo kecil dari kuningan (kotak untuk menaruh hio sehabis sembahyang) Lantainya keramik warna kuning tanpa pola hiasan.

Di Ruang Utama terdapat meja besar yang berfungsi sebagai tempat utama dan tempat sembahyang. Pada altar utama terdapat alat untuk berdoa dan membaca ramalan tentang nasib atau pengobatan seseorang (ciamsi). Atap bangunan induk berbentuk pelana, ujung-ujungnya melengkung ke atas membentuk parabola. Atapnya terbuat dari ubin kaca berwarna coklat.

Balai dan Pagar Bangunan Utama

Klenteng Hok An Kiong_3c
Klenteng Hok An Kiong. (Sumber: Wisata Indonesia)

Lobi/teras terbagi menjadi 2 bagian luar dan dalam dipisahkan oleh dinding kayu gebyok dengan 3 pintu masuk. Bangunan teras ditopang oleh 2 tiang luar dan 2 tiang dalam yang masing-masing dihubungkan dengan tiang pada dinding teras.

Batang penghubung/pengikat terbuat dari kayu, begitu pula pengikat antar tiang. Diameter tiang kayu 25cm, dihiasi gambar naga yang bergulir. Tirainya terbuat dari kayu, bagian lerengnya terbuat dari kayu.

Bagian antara teras musala utama dihubungkan dengan selasar atau selasar di sisi kiri dan kanannya. Di tengahnya terdapat ruang terbuka (atrium) dengan tangga. Pada bagian lorong, setiap potongan kayu ditopang oleh kayu berukuran 18 cm x 18 cm dengan tinggi 300 cm.

Di atas koridor kiri (barat) terdapat gendang dan di sisi kanan (timur) terdapat lonceng. Fungsi kedua benda tersebut adalah sebagai penanda dimulainya suatu upacara (doa).
Untuk memasuki bangunan induk, Anda harus melewati pelataran bangunan induk terlebih dahulu. Luas pekarangan ini 63 m2, dikelilingi pagar tembok serta dihias dengan batu alam dan rangka besi. Pada tiang pagar terdapat labu semen hias yang dihiasi pecahan kaca hias.

Pada tiang pagar pintu masuk pelataran terukir tulisan “ANNO 11 – 5 – 1929”. Prasasti ini konon menandai selesainya pembangunan candi Hok An Kiong. Di sisi timur pagar terdapat candi kecil digunakan sebagai tempat membakar jarum-jarum yang dipakai setelah sembahyang. Jarum-jarum tersebut berupa koin emas atau kertas doa sebagai sarana ibadah.

Bangunan pendukung terletak di sisi barat, timur dan utara bangunan utama. Bangunan ini terletak memanjang, mengelilingi bangunan utama dengan luas keseluruhan 784 m2. Pendirian bangunan ini diduga didirikan sekitar tahun 1929 bertepatan dengan penyempurnaan bangunan utama. Bangunan terbuat dari tembok dengan warna cat dasar putih.

close

Log In

Forgot password?

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.