Situs Arca Pejambon – Salah Satu Peninggalan Bersejarah di Cirebon

Cirebon merupakan sebuah kota yang terletak di Jawa Barat. Kota yang dikenal dengan sebutan “Kota Udang” ini ternyata juga memiliki segudang wisata bersejarah sekaligus wisata bernuansa Islami. Salah satu wisata bersejerah di Cirebon yakni Situs Arca Pejambon. Kira – kira seperti apa penampakan wisata yang satu ini? Yuk, simak ulasannya dibawah ini!

Situs Arca Pejambon

Sumber Gambar: radarcirebon.id

Sperti namanya, Situs Arca Pejambon terletak di Pejambon, Sumber, Cirebon, Jawa Barat. Situ bersejarah ini memilki sekitar 25 arca. Untuk kamu ketahui, arca sendiri adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media dalam ritual keagamaan, sebagai sarana dalam memuja terhadap Tuhan atau dewa-dewa ataupun hal lain pada masa lampau.

Di situs ini kamu bisa belajar banyak sejarah dan mengetahui bagaimana cara orang di masa lampau melihat dan menilai sifat serta perilaku nenek moyang warga Cirebon. Hal ini dipertegas dengan keberadaan Arca Semar didalamnya yang konon merupakan tokoh pewayangan Punakawan hasil ciptaan salah satu anggota Walisongo yaitu Sunan Kalijaga. Beliau juga merupaka seorang anak ningrat di Tuban (Adipati Tuban).

Sumber Gambar: budaya-indonesia.org

Arca Semar diperkirakan usianya lebih tua dari tokoh pewayangan Semar itu sendiri. Banyak sumber yang menyatakan bahwa Sunan Kalijaga lah yang membuat tokoh Semar berdasarkan bentuk rupa nenek moyang orang Cirebon. Tidak hanya Arca Semar, wisatawan juga bisa melihat keberadaan Arca Ganesa dan masih banyak arca lainnya yang memiliki nilai penting.

Sejarah Singkat

Sumber Gambar: radarcirebon.disway.id

Dahulu kumpulan arca ini berada di bawah pohon mangga pada pekarangan rumah salah satu penduduk sekitar. Salah satu arca ada yang bentuknya mirip dengan tokoh pewayangan Semar, itulah mengapa arca tersebut diberi nama Watu Semar. Pada waktu ini arca-arca tersebut telah dikumpulkan di bangunan permanen yang berukuran 5,3 meter x 5,3 meter dan didirikan oleh pihak Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang.

Menurut keterangan pemelihara situs tersebut, arca-arca yang berbentuk Ganesa, Siwa, Punokawan, figur wanita, Lingga, dan Yoni merupakan arca kuno. Sedangkan arca-arca yang lain merupakan arca buatan yang tergolong lebih muda umurnya dibanding arca kuno. Menurut keterangan beliau arca-arca tersebut dibuat oleh penduduk setempat yang bernama Bapak Cayat.

Fakta Menarik

Sumber Gambar: historyofcirebon.id
  • Menjadi buruan para sindikat kolektor benda purbakala

Menurut data terakhir, total ada 55 Arca yang dicuri oleh para sindikat kolektor benda purbakala. Mulai dari arca batu berbentuk Batara Guru serta situs batuan berbentuk Lingga dan Yoni. Hal ini diyakini bisa terjadi karena kurangnya upaya dari pemerintahan sekitar dalam memelihara benda-benda bersejarah.

  • Menjadi bukti asul usul tokoh Wayang Semar

Walaupun masih simpang siur namun banyak yang beranggapan bahwa salah satu tokoh Punakawan yakni Semar berasal dari lokasi ini. Diduga bentuk fisiknya dibuat berdasarkan fisik nenek moyang orang Cirebon yang sekarang kita temukan buktinya pada Arca Semar di Situs Arca Pejambon dan konon penciptaanya lebih tua dari tokoh wayang Semar itu sendiri.

  • Ditemukan pada masa PKI

Menurut salah satu penduduk, arca-arca di Situs Arca Pejambon ditemukan pada masa PKI yang dulunya berada disekitaran pinggiran sungai Pejambon. Setelah itu arca- arca itu dipindahkan dibawah pohon salah satu rumah penduduk setempat hingga pada akhirnya pemerintah membangun gedung atau museum mini dengan ukuran 5,3 meter X 5,3 meter. Museum tersebut dibangun tahun 2001 dan kini dikenal dengan Situs Arca Pejambon. Fungsi utama situs ini yakni sebagai tempat penyimpanan benda bersejarah.

  • Keberadaan Arca Ganesha

Arca Ganesha menggambarkan dewa berkepala gajah tanpa kaki dengan kondisi kedua tangannya terlipat di depan dada. Tangan kanan memegang gada sedangkan tangan kiri memegang gading. Muka Ganesha pun digambarkan dengan mulut lebar, belalai menjuntai sampai menyentuh tangan kanan. Terlihat di bagian punggung dipahatkan sebuah kebut lalt (chamara) dan kuncup bunga teratai (utpala). Hal tersebut menjadi bukti bahwa pada masa itu rakyat Cirebon sudah mengenal agama Buddha.

Sayangnya tempat bersejarah di Cirebon ini tak mendapat banyak perhatian dari pihak berwenang serta warga sekitar. Minat berkunjung dari wisatawan pun tergolong masih sangat rendah meski diketahui sudah ada kuncen yang dimandatkan dari Keraton Kasepuhan.

close

Log In

Forgot password?

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.