Setiap wilayah pasti mempunyai ikon yang berbeda-beda. Mulai dari patung pahlawan nasional, hingga gapura atau juga hewan endemik yang ada di kota tersebut. Salah satunya adalah Tugu Burung Sulangking yang tampak megah dan mempesona dijadikan sebagai background foto.
Burung ini merupakan fauna endemik kalimantan selatan khususnya Kota Barabai. Biasanya dijadikan sebagai sebuah penanda. Bila wisatawan berjalan dari arah Banjarmasin. Sayangnya, burung yang dijadikan tugu tersebut sekarang sudah punah. Sehingga, tidak banyak orang yang tahu bentuk aslinya seperti apa.
Mengenal Tugu Burung Sulangking
Beberapa warga sekitar pun ada yang keliru mengenal burung ini. Mereka mengira adalah Burung anggang. Tetapi, dari sumber sejarah yang ada adalah Sulangking. Jadi, jangan heran bila kamu bertanya sesuatu mereka sedikit tidak paham.
Sebagian besar masyarakatnya lebih mengenal sebagai burung anggang. Penggunaan ikon burung Sulangking pun bukan tanpa alasan. Ada sebuah filosofi tersendiri. Dimana, burung ini kerap bangun di pagi hari. Sehingga, ada harapan warga sekitar meniru kebiasaan baiknya, bangun pagi dan beraktivitas.
Ada hal yang menarik pada tahun 2007, para ulama mendatangi pemerintah. Mereka menghimbau mengkaji ulang pemakaian burung anggang. Konon katanya, filosofinya tidak sesuai dengan kehidupan masyarakat. Setelah, perdebatan yang cukup panjang, pemerintah mengerti dan menggantinya.
Cara Menuju ke Tugu Sulangking
Tugu ini terletak di Barabai, Kelurahan Bukat, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Menuju ke tempat ini kamu harus mencapai Bandara Syamsudin Noor yang ada di Banjarmasin terlebih dahulu. Tetapi, setibanya disana kamu harus menempuh perjalanan panjang kurang lebih 3 jam 30 menit untuk mencapai ke titik lokasi. Setelah keluar dari Bandara, kamu bisa menuju ke jalan Karang anyar 1 menuju ke Jalan. A. Yani sejauh 12 kilometer jauhnya.
Tetap berada di jalan ini sejauh 97,2 kilometer, atau 2 jam 20 menit lamanya. Kalau jalan macet, bisa sampai 3 jam 18 menit lho. Setelah itu, kamu bisa masuk ke Jl. Tabihi kambas, lalu kembali ke A. Yani. Setelah menempuh jalan kurang lebih selama 19,8 kilometer atau 30 menit. kamu tinggi belok kanan saja dan tujuan kamu sudah sampai. Mudah sekali bukan?
Hanya saja, kamu harus menggunakan kendaraan pribadi ya. Belum ada beberapa angkutan umum yang bisa mengantarkanmu menuju ke tempat ini. Jadi, disarankan sebelum tiba ke Banjarmasin, kamu sudah menyewa mobil di berbagai layanan online yang ada.
Filosofis
Selain sering bangun pagi, burung sulangking juga sering membangunkan warga dengan kicauannya yang merdu. Dengan bangun pagi, warga kota Barabai bisa melaksanakan tanggung jawab mereka untuk sholat subuh dan persiapan untuk bekerja dan juga sekolah.
Penginapan Sekitar
Bagi kamu yang ingin mencari penginapan di daerah barabai. Ada satu hotel yang bisa kamu temukan yaitu Hotel Madani Barabai. Terletak di Jalan Abdul Muis Ridhani, Banjarmasin Timur, Kalimantan Selatan. Harganya mulai dari 300 ribuan. Dimana, kamu akan mendapatkan beberapa fasilitas.
Meliputi, AC dengan ukuran kamar 30 meter persegi. Cukup luas juga kan, dengan kamar yang bebas asap rokok. Sudah dilengkapi dengan Televisi dan juga desk. Kamu juga bisa mendapatkan akses wifi gratis dan juga sarapan gratis. Dengan menu khas Kalimantan.
Rasanya memang juara, ditambah dengan pelayanan yang juga istimewa membuat kamu harus mencobanya. Apalagi, jaraknya dari tugu hanya 4 menit saja. Dekat sekali bukan? Selain itu ada beberapa pilihan kamar lain dengan harga 400 ribu hingga 600 ribuan.
Kesimpulan
Tugu Burung Sulangking adalah salah satu kawasan yang memiliki filosofis cukup erat dengan masyarakat. Walaupun menurut kabar berita yang ada, bberapa Ulama pun tidak menyetujui akan hal ini. Lantaran, masyarakat Barabai sendiri dikenal dengan warga yang agamis.
Mereka menginginkan tugu dalam bentuk alquran saja yang mencerminkan budaya santri dan islam yang kuat. Hanya saja, burung sSulangking adalah sejarah dan hanya ada di Kota Barabai saja. Melestarikan sejarah dan memperkenalkannya pada anak cucu adalah sesuatu hal yang mulia juga. Jadi, kapan kamu akan pergi ke tempat ini?