Masjid Baiturrahman Aceh adalah salah satu puing bangunan yang diterjang oleh Tsunami 2004 silam. Kedahsyatan dari Tsunami Aceh yang menyapu seluruh daratan Aceh tanpa tersisa, tidak sanggup meruntuhkan Masjid Baiturrahman, hanya beberapa bagian yang mengalami kerusakan. Bahkan kondisi masjid tersebut masih berdiri dengan megah, kokoh dan tegak.
Lokasi Masjid Baiturrahman Aceh
Letak dari Masjid Baiturrahman Aceh berada di kampung baru, Baiturrahman, Banda Aceh. Masjid megah tersebut yang berada di pusat Kota Aceh, membuat akses menjadi sangat mudah. Ada berbagai macam cara untuk mengunjungi masjid kebanggaan Aceh tersebut.
Jarak antara bandara sultan Iskandar Muda dengan Masjid Baiturrahman tidak terlalu jauh. Dapat ditempuh dengan transportasi umum maupun pribadi. Tersedia berbagai macam bus dan angkutan umum yang menuju ke masjid kebanggaan Aceh. Dengan menggunakan taxi online maupun konvensional pun juga tidak akan memakan akomodasi yang fantastis.
Untuk mengunjungi Masjid BaiturrahmanAceh, tidak dikenakan biaya kontribusi apapun. Pengunjung hanya mengeluarkan tarif parkir bagi yang menggunakan kendaraan pribadi. Biaya tarif parkir motor sebesar 2.000 IDR, sedangkan untuk mobil sebesar 5.000 IDR. Letak area parkir berada di bawah tanah gedung masjid.
Pembangunan Masjid Baiturrahman Aceh
Berdasarkan info, umur dari gedung Masjid Baiturrahman adalah sekitar 400 tahun. Pembangunan masjid tersebut dilakukan pada 1612 oleh Sultan Iskandar Muda. Bentuk bangunan masjid kini, sangat berbeda dengan bentuk dari gedung masjid aslinya. Awalnya Masjid Baiturrahman hanya disebut dengan Masjid Raya.
Namun ada sumber lain yang mengatakan bahwa umur Masjid Baiturrahman telah mencapai sekitar 8 abad. Awal pembangunan dari masjid pada tahun 1292. Pembangunan masjid diprakasai oleh Sultan Alaidin Mahmudsyah.
Hal tersebut dibuktikan dengan desain bangunan masjid tersebut awalnya beratap jerami yang berlapis – lapis. Atap lapis jerami tersebut merupakan salah ciri khas dari gaya arsitektur Aceh. Pada 10 April 1873, masjid raya tersebut dimanfaatkan warga Aceh sebagai markas sekaligus benteng pertahanan. Rakyat Aceh yang tidak terima dengan kedatangan Belanda, melakukan penyerangan.
Namun Belanda membalas balik serangan dari rakyat Aceh dengan meluncurkan beberapa tembakan suar ke arah masjid. Hal tersebut membuat masjid terbakar. Jendral Van Swieten sebagai perwakilan dari Belanda pun berniat berdamai dengan rakyat Aceh dengan berjanji untuk membangun kembali Masjid Raya tersebut. Proses pembangunan kembali Masjid dilakukan pada 1897. Untuk batu pertama, diletakkan oleh Tengku Qadhi Malikul Adil yang sekaligus menjadi imam pertama setelah masjid kembali dibangun.
Pembangunan masjid pun selesai pada 27 Desember 1882. Sayangnya sebagian besar dari warga Aceh menolak untuk beribadah di Masjid Baiturrahman. Penyebab utamanya adalah masjid dibangun oleh Belanda yang pada saat itu menjadi musuh seluruh rakyat Aceh.
Dari masa ke masa gedung masjid pun mengalami perubahan. Awalnya masjid hanya mempunyai satu buah kubah dan satu buah menara. Kemudian dari tahun ke tahun bangunan masjid disempurnakan dengan menambah kubah dan menara. Area masjid pun juga semakin luas.
Pada 1992, bangunan dari masjid telah sempurna. Jumlah seluruh kubah sebanyak 2 dan mempunyai 5 buah menara. Sejak saat itu, bangunan Masjid Baiturrahman tidak pernah mengalami perubahan apapun.
Ketika gelombang Tsunami setinggi 21 meter menghantam Aceh telah membuat masjid mengalami kerusakan. Walaupun kerusakan hanya terdapat pada beberapa bagian dan gedung masjid masih berdiri secara keseluruhan.
Setelah peristiwa Tsunami reda,Masjid Baiturrahman direnovasi. Total dana renovasi masjid mencapai ±20 miliar rupiah. Dana renovasi dari masjid berasal dari bantuan internasional. Salah satu penyumbang dana untuk renovasi adalah Saudi Charity Campaign. Renovasi dari masjid pun selesai pada 15 Januari 2008. Bangunan dari Masjid Baiturrahman juga mengalami perubahan.
Pesona Kemegahan Masjid Baiturrahman Aceh
Pesona kemegahan dari masjid dibagi menjadi 2 masa, yaitu pada masa sebelum dan sesudah Tsunami.
-
Pesona Masjid Baiturrahman sebelum terjadi Tsunami 2004
Sebelum terjadi peristiwa Tsunami Aceh 2004, Masjid Baiturrahman berdiri dengan megah dan mewah. Sebagian besar pembangunan masjid tersebut terdapat campur tangan pihak Belanda. Ada beberapa bangsa Belanda yang turut serta dalam pembangunan masjid, diantaranya adalah Jend Van Der Heijden, Jend AP Van Aken hingga Gerrit Bruins.
Secara keseluruhan bangunan masjid mengadaptasi gaya Moghul India. India yang juga merupakan bagian dari timur tengah sangat cocok dengan bangunan masjid islam yang pada dasarnya selalu berkiblat ke pesona Timur Tengah.
Masjid tersebut mempunyai 2 buah menara dan 5 buah kubah. Jumlah dari kubah masjid merupakan simbol dari kelima Pancasila. Pada bagian kubah sendiri dibangun dari sirap kayu keras yang digabung menjadi ubin. Sehingga kubah pun nampak mengkilap.
Interior lantai, dinding, pilar yang berelief hingga tangga menggunakan material yang berasal dari China. Sedangkan jendela kaca patri berasal dari Belgia. Pintu kayu serta lampu hias gantung menggunakan material perunggu. Sementara itu untuk batu bangunan berasal dari Belanda.
-
Pesona Kemegahan Masjid Baiturrahman Aceh Pasca Tsunami
Tepat setelah Tsunami Aceh, Masjid Baiturrahman mengalami renovasi. Ada beberapa bangunan yang mengalami perubahan. Namun renovasi pasca Tsunami Aceh tidak berhenti begitu saja. Gedung masjid pun mengalami perubahan selama beberapa waktu.
Hingga akhirnya gedung masjid telah dirasa sempurna dan pada 13 Maret 2017, wakil presiden Jusuf Kalla secara langsung meresmikan gedung Masjid Baiturrahman. Perubahan bangunan pasca Tsunami sangat drastis dan lebih modern. Bangunan utama masjid tidak mengalami perubahan apapun, ada beberapa tambahan dan perluasan hingga 4 hektar.
Perubahan bangunan dilihat secara langsung dari jumlah kubah yang kini menjadi 7 buah yang melambangkan 7 waktu sholat wajib. Selain itu jumlah menara pun juga bertambah menjadi 4 buah menara dan sebuah menara induk.
Pada halaman masjid pun telah berubah menjadi lantai marmer. Keramik marmer pada halaman berasal dari Italia. Di sepanjang tepi jalanan marmer pada halaman masjid terdapat 12 buah payung elektrik. Tepat di depan masjid juga tersedia kolam yang cukup besar. Kolam tersebut hanya sekedar hiasan dan sekaligus sumber irigasi masjid, bukan untuk berenang.
Total biaya renovasi pasca Tsunami memakan dana yang sangat fantastis hingga mencapai setengah triliun rupiah. Hasil dari bangunan bukan hanya sekedar kemegahan semata. Namun berhasil mendapat predikat sebagai tempat wisata terbaik dalam kategori wisata halal. Kompetisi tersebut diadakan di Abu Dhabi.
-
Peraturan Masjid Yang Harus Ditaati Oleh Pengunjung
Tempat wisata Masjid Baiturrahman Aceh mempunyai peraturan khusus yang harus ditaati oleh setiap pengunjung yang datang. Peraturan pertama adalah peraturan untuk cara berpakaian wanita.
- Untuk wanita yang hendak berkunjung dilarang keras memakai celana ketat tanpa atasan panjang. Jadi sebaiknya tidak memakai celana jins ketika berkunjung ke masjid. Selain itu wanita juga harus memakai rok panjang atau long dress yang tertutup ( lengan panjang dan tanpa belahan lebar). Serta harus memakai hijab.
- Peraturan yang kedua berlaku untuk semua pengunjung tanpa terkecuali. Peraturan tersebut adalah para pengunjung harus melepas alas kaki ketika memasuki area masjid.