Bagi kamu yang masih tertahan di Gorontalo, tidak ada salahnya lho mengunjungi salah satu desa adatnya yang sangat mengesankan dengan berbagai adat dan budayanya. Dimana, dengan mengunjungi objek wisata ini kamu bisa juga belajar mengenai sejarah Kerajaan Gorontalo.
Konon katanya, tempat ini menjadi kawasan wisata religi yang harus kamu kunjungi. Sebuah pesantren yang akan menempatkan kamu sebagai santri yang tidak hanya memahami tentang ilmu agama saja. Melainkan, juga sebagai ilmu mengenai alam.
Tentang Desa Bubohu
Saat mengunjungi desa ini kamu akan disambut dengan tatanan fosil-fosil kayu yang berjajar rapi di depan pintu masuk. Tidak hanya itu saja, kamu juga bisa melihat ikon dari tempat ini yang bernama Wombohe. Sebuah gubug khas Gorontalo ditempatkan di sekitar lingkungan pesantren.
Tidak hanya itu saja, kamu juga bisa menikmati Masjid Walima Emas yang konon menjadi masjid kebanggaan. Kamu bisa masuk kapan saja ke desa ini tanpa dipungut biaya sepeser pun lho. Bagi kamu yang penasaran dengan bagaimana sejarah kerajaan Gorontalo kamu bisa pergi berkunjung ke Maa Tadowulo. Sejenis perpustakaan yang memberikan berjuta pengetahuan yang kamu butuhkan. Bahkan, semua yang kamu inginkan pun lengkap ada disini.
Cara Menuju ke Desa
Desa ini terletak di kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo. Menuju ke objek wisata ini kamu bisa masuk melalui Bandara Djalaludin Gorontalo terlebih dahulu. Dari sini, kamu bisa menggunakan kendaraan pribadi menuju ke Desa Bubohu.
Waktu yang dibutuhkan dari Bandara kurang lebih 1 jam 21 menit atau memakan jarak kurang lebih 42, 1 Kilometer. Melalui jalan Batu Doa. jadi, total waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik lokasi kurang lebih 4 jam hingga 5 jam lamanya. Bagi kamu yang terlalu larut malam tiba ditempat ini, kamu juga bisa lho menginap di lingkungan pesantren. Hanya saja, ikuti aturan pesantren ya.
Atau kamu juga bisa mencari beberapa penginapan yang tidak jauh dari tempat ini. Salah satunya adalah Harry dan Mimin Homestay yang jaraknya hanya 5 kilometer saja. Fasilitasnya adalah kipas angin, free sarapan pagi dan juga wifi dengan harga mulai dari 140 ribuan.
Panorama Wisata Di Desa Bubohu
Menariknya mengunjungi Desa ini adalah penduduknya yang sangat ramah, karena merupakan wisata religi Islam. Diharapkan kamu memakai pakaian yang sopan dan rapi. Bila kedapatan tamu tidak sopan, maka wajib ditutup dengan menggunakan kain yang akan berfungsi sebagai mukena dan sarung.
Salah satunya ciri khasnya adalah murah senyum dan pakaian gamis yang hampir selalu digunakan dalam berbagai kesempatan. Nah, disini masih menjunjung tinggi adat dan istiadat dengan menghadirkan upacara Waliman.
Biasanya warga akan mengarak kue kolombengi dari masjid kemudian, membagikannya kepada siapa saja yang datang ke acara ini. Jangan heran bila suasana religius akan sangat terasa disini. Hampir setiap kumandang adzan, semua warga akan datang sehingga, masjid tidak pernah merasa sepi.
Disini pula juga sudah dibangun pesantren alam. Konon dimulai sejak tahun 1997, banyak pula yang berbondong-bondong untuk belajar lebih dalam lagi mengenai ilmu agama Islam, setidaknya ada 600 person. Angka yang cukup banyak bukan?
Aktivitas mereka pun tidak hanya mengaji saja. Tetapi, juga menanam pohon, meneliti dan mengaji. Biasanya, untuk ilmu ajaran islam sendiri akan dipelajari pada malam hari. Karena, siang harinya mereka beraktivitas. Bagi kamu yang sudah bisa naik ke atas masjid. Jangan lupa untuk melihat sebentar apa yang disajikan masjid yang super megah itu, Perahu Nelayan, Desa Bongo dan keindahan di 4 penjuru mata angin bisa kamu dapatkan sekaligus.Â
Kesimpulan
Salah satu alasan mengapa kamu harus mengunjungi tempat ini adalah pemandangan alam sekitar yang instagramable. Kamu bisa mengambil berbagai macam sudut dengan kameramu. Jadi, jangan sampai lupa membawanya ya.
Desa Bubohu adalah kawasan religi yang tidak boleh kamu lewatkan. Segala pesona dan pemandangannya memang bisa dikatakan sebagai juara. Tidak ada satupun yang bisa menandinginya. Jadi, kapan kamu akan pergi mengunjunginya.
