Kepulauan Mapia menjadi salah satu kawasan di Papua yang berbatasan langsung dengan beberapa negara. Salah satunya adalah Pulau Brass, terletak di Samudra Pasifik dan secara administrasi masuk di Kabupaten Supiori.
Bila dilihat dari peta, wilayah ini jaraknya hanya 390 mill dari Republik Palau. Sayangnya, sampai saat ini hanya ada satu atau dua wisatawan saja yang datang berkunjung. Maklum saja, kawasan pariwisatanya memang belum sepenuhnya digarap sempurna.
Sebenarnya, hal ini sangat merugikan karena, potensinya sangat banyak dan cukup bagus. Karena, secara adat istiadat serta budaya penduduknya masih menjunjung tinggi. Selain itu, banyak sekali peninggalan Perang Dunia ke dua yang masih tersimpan.
Panorama Pulau Brass yang Tidak Terlupakan
Satu alasan mengapa kamu wajib mengunjungi kawasan ini karena keindahannya yang luar biasa. Mulai dari menginjakkan kaki sampai nanti pulang rasanya sulit untuk melupakan setiap pesonanya. Jika datang ke tempat ini jangan lupa bangun pagi dan usahakan melihat mentari pagi, karena kecantikannya benar-benar luar biasa. Matahari keluar dari ufuk timur di antara lautan luas. Terkadang wisatawan bisa melihat banyak perahu atau kapal nelayan hendak pulang dari mencari ikan.
Pesonanya tidak akan pernah berhenti, matahari naik sedikit saja wisatawan akan disuguhkan dengan pemandangan pasir putih serta air laut yang cukup tenang. Bila beruntung, kamu bisa melihat berbagai hewan kecil dan unik.
Jangan dibawa pulang atau dibunuh ya. Biarkan mereka tetap hidup agar ekosistem di sini tetap terjaga. Beberapa satwa lain seperti burung laut juga terlihat disini. Tidak cukup sampai disitu saja. Keramahan para penduduk juga jadi daya tarik tersendiri.
Tidak ada salahnya bergabung dengan mereka bermain dan menikmati suasana alam seutuhnya. Rasanya, kehangatan keluarga di tempat ini sangat terasa itulah yang membuat mereka terasa bahagia walau hidup dalam kesederhanaan.
Tetapi diantara semua kegiatan yang tersedia di Pulau Brass. Ada satu momen yang tidak boleh dilewatkan yaitu melihat sunset. Cantiknya kawasan ini bisa dilihat pada momen senja ini, langit berubah jadi oranye. Pesona siluet bisa dipandang di depan mata rasanya sulit untuk mengungkapkan sesuatu. Saat kembali nanti akan ada rasa rindu yang hadir. Satu poin penting yang harus diketahui disini. Bahwa, kondisinya susah sinyal.
Aktivitas Menyenangkan di Pulau Brass
Harus diakui bahwa perjalanan menuju ke wilayah ini memang tidak mudah. Perjalanan akan dimulai dari Pelabuhan Biak. Menggunakan Kapal Sabuk Nusantara. Di kawasan ini sudah terdapat dermaga untuk turun.
Hanya saja, sebelum pergi ke sini lihat dulu jadwal yang tersedia. Biasanya kapal ini berlayar setiap 2 minggu sekali. Jadi, persiapkan perbekalan serta kebutuhan lainnya selama di Pulau Brass. Untuk masalah penginapan kawasan ini memang belum ada. Kamu bisa memilih dua alternatif. Pertama, bisa mendirikan tenda dan kedua menumpang di Rumah Warga. Keduanya sama-sama asyik dan menyenangkan.
Jangan lupa untuk menikmati keindahan bawah lautnya yang mempesona. Kamu akan bertemu dengan penyu yang jumlahnya cukup banyak dan terdiri dari berbagai jenis. Selanjutnya, ada ikan Napoleon serta berbagai terumbu karang.
Menariknya lagi, kamu bisa melihat Penyu bertelur secara langsung sungguh momen berharga dan sangat langka terjadi. Potensi lain dari kawasan ini adalah habitat ketam kenari. Apakah sampai disitu saja? Belum, Jika kamu menyukai kegiatan spearfsihing atau menembak ikan maka berkunjung ke kawasan ini.
Jika ingin melakukan berbagai aktivitas, kamu wajib membawa semua peralatannya sendiri dari rumah. Seperti alat pancing bagi yang ingin memancing, snorkeling dan tembak. Pesona terakhir adalah makan bersama ikan segar hasil tangkapan nelayan.
Berkunjung ke Pulau Brass adalah kewajiban bagi Kamu yang menyukai keindahan tidak tergantikan dari Papua. Pesona alamnya memang tidak ada habisnya. Tetapi, perlu diingat persiapan berbagai kebutuhan seperti logistik setidaknya untuk 2 minggu sesuai jadwal kapal. Selamat menikmati.