Menjelajahi Aceh atau yang sering dijuluki “Bumi Serambi Mekkah” rasanya tak cukup bila hanya 1 – 2 hari saja sebagaimana kita tahu bahwa Aceh memiliki banyak sekali destinasi wisata. Sepertinya liburan mu belum lengkap bila tidak menikmati keindahan wisata baharinya. Aceh memang terkenal dengan wisata religinya namun bukan berarti dari wisata lainnya ia kalah. Tiba di Aceh, kamu akan disambut dengan banyak pilihan wisata yang sebenarnya tak hanya wisata bahari saja lho! Aceh memiliki banyak sekali jenis destinasi wisata mulai dari yang paling diunggulkan yaitu wisata bahari, wisata religis, wisata alam, wisata sejarah, kuliner bahkan budaya dan seni.
Mungkin banyak wisatawan yang hanya mencoba wisata bahari, wisata alam dan kuliner tapi kini Wisato.id akan mengajak kamu mengunjungi wisata anti – mainstream di Aceh yaitu wisata budayanya. Salah satu kegiatan dengan unsur budaya yang bisa disaksikan oleh wisatawan yaitu melihat pacuan kuda. Di Aceh Tengah terdapat kegiatan pacuan kuda tradisional khas masyarakat Gayo yang dapat wisatawan datangi dan yang pastinya seru!
Pacuan Kuda Tradisional di Belang Bebangka
Aceh Tengah selain terkenal dengan wisata Danau Laut Tawarnya ternyata juga terkenal dengan kegiatan tradisional yang memperkenalkan budaya masyarakat Gayo yaitu kegiatan pacuan kuda. Kegiatan pacuan kuda atau yang biasa disebut “Pacu Kude” oleh warga Aceh ini adalah sebuah tradisi turun menurun bagi masyarakat Aceh Tengah dan sudah ada sejak masa kolonial Belanda hingga detik ini. Semasa Indonesia merdeka pun kegiatan ini digelar untuk merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia (HUT – RI) yang juga masih terus digelar sampai sekarang yaitu setiap tanggal 17 Agustus.
Tradisi pacuan kuda ini juga dulunya digelar untuk memperingati masa panen pada di yang biasanya terjadi antara Agustus hingga September. Selain digelar tiap 17 Agustus untuk merayakan HUT RI, kegiatan pacuan kuda ini juga digelar setiap tahunnya pada tanggal 17 Februari untuk merayakan HUT Kota Takengon selama dan kegiatan ini dilakukan selama 1 minggu. Itu artinya wisatawan yang ingin datang untuk menyaksikan pacuan kuda ini bisa datang baik di tanggal 17 Agustus maupun di tanggal 17 Februari tiap tahunnya.
Pacuan kuda khas masyrakat Aceh Tengah ini biasa diselenggarakan di Lapangan H.M Hasan Gayo Belang Bebangka yang berada di Simpang Kelaping, Pegasing. Sebelum menempati lapangan di Belang Bebangka, pacuan kuda ini dulu diselenggarakan di Pantai Menye namun karena dianggap tempatnya terlalu terbatas maka dipindahkan ke Gelanggang Musara Alun selanjutnya diambil alih oleh pemerintah setempat dan dipindahkan ke Lapangan H.M Hasan Gayo Belang Bebangka ini.
Suasana di lapangan pacuan terlihat sangat sejuk tak ada kesan gersang atau panas sama sekali. Salah satu faktor yang membuat lapangan pacuan ini sejuk karena berada di sebuah perbukitan antara Bur Telege dengan Bur Pedekok. Di dalam area pacuan juga dikelilingi pepohonan rindang hingga ke sekitar tribun tempat penonton duduk ketika menyaksikan pacuan kuda.
Selain pepohonan disini pun tumbuh rerumputan sebagai sumber makanan ketika kuda – kuda pacuan berkumpul disitu. Selain digunakan sebagai arena pacuan ternyata lapangan ini juga digunakan untuk berlatih kuda – kuda yang akan dilombakan. Masyarakat sekitar juga banyak datang ke area ini di sore hari sekedar bersantai.
Daya Tarik Pacuan Kuda Belang Bebangka
-
Menyaksikan lebih dekat pacuan kuda
Di pacuan ini ada tribun khusus yang memungkinkan wisatawan yang datang saat event berlangsung lebih nyaman duduk disitu. Selain lebih nyaman, melihat pacuan kuda dari tribun penonton pun terasa lebih real sehingga antusias penonton akan semakin besar.
-
Joki kecil memeriahkan event
Ketika event berlangsung tak jarang terdapat joki kecil mulai dari umu 15 tahun turut memacu kuda tanpa rasa takut. Kamu pasti penasaran kan melihat aksi mereka?
-
Ratusan kuda turut hadir
Wisatawan yang datang ke pacuan kuda saat event berlangsung akan melihat hingga 300 lebih ekor kuda yang datang dari berbagai daerah di Aceh bahkan dari luar Aceh turut memeriahkan pacuan ini. Ini artinya event pacuan kuda tradisional Aceh Tengah sudah dilirik hingga ke luar wilayah Aceh.
-
Ikut menunggang kuda
Wisatawan bisa ikut menunggang kuda untuk mengitari sekitar area pacuan dengan biaya tertentu. Namun, kegiatan ini biasanya dilakukan saat ada kuda sedang berlatih pada hari Senin hingga Minggu (libur di hari – hari tertentu).
Seluruh kegiatan seru selama di pacuan kuda ini dapat dinikmati oleh seluruh kalangan baik anak kecil hingga orang dewasa. Baiknya wisatawan datang kesini membawa si kecil, ajak si kecil untuk mendapatkan pengalaman baru yang berkesan!
Menuju ke Pacuan Kuda Belang Bebangka
Dari Kota Takengon wisatawan membutuhkan waktu sekitar 20 menit saja untuk mencapai lapangan pacuan dengan mengendarai kendaraan roda 4 maupun roda 2 melewati rute Jl. Yos Sudarso. Lokasi pacuan kuda ini tak jauh dari Villa Rindu Alam Pegasing yaitu sebuah villa yang terkenal diwilayah tersebut.