Pulau Seribu Pura ? Pastinya mendengar julukan tersebut para travel maniac seperti kamu pasti sudah paham bahwa julukan tersebut mengarah ke Pulau Bali. Ya, Pulau Bali memang dikenal dengan Pulau Seribu Pura karena disana mayoritas dihuni oleh umat beragama Hindu. Pura difungsikan sebagai tempat bersembahyang dan tempat diselenggarakannya upacara penting bagi umat Hindu.
Walaupun pura merupakan tempat yang di sakralkan namun di Bali pura juga dibuka untuk umum asalkan pengunjungnya mempunyai kepentingan atau tujuan baik. Salah satu pura yang dapat kamu datangi untuk kamu eksplor atau mungkin kamu ingin coba bersembahyang di dalamnya yaitu Pura Tirta Pingit yang keberadaannya masih satu area dengan Pura Besakih. Yuk, kita simak ulasan mengenai pura ini !
Pura Tirta Pingit
Terdengar dari namanya saja pasti masyarakat Bali sudah mengetahui arti penamaan pura ini. Penamaan Pura Tirta Pingit tak sembarangan, untuk kata tirta sendiri artinya air atau mata air sesuai dengan keadaan pura ini yaitu menjadi salah satu pura dengan keberadaan mata air suci di dalam area nya dan diyakini bahwa tirtanya tak akan pernah ada habisnya.
Di pura ini diyakini pada zaman dahulu menjadi tempat bertapa Sang Maha Rsi Markandeya untuk membuat konsep Pura Agung Besakih yang kini konsepnya dikenal dengan konsep Astadala atau seperti kelopak bunga teratai yang bagian sari nya berkonotasi sebagai Padma Tiga (siwa, sadasiwa, paramasiwa).
Pura ini memiliki 2 sisi yaitu sisi pertama digunakan untuk cuci muka, tangan dan kaki sedangkan sisi ke 2 untuk melukat (membersihkan diri). Pura ini memang sering digunakan untuk kepentingan pembersihan diri dari kesialan bagi umat Hindu. Bagi pengunjung yang ingin melaksanakan kegiatan melukat maka diharapkan membawa seserahan berupa bungkak gading lalu setelah melakukan melukat dan sembahyang biasanya pengunjung akan membawa pulang tirta dari pura ini dengan cara memasukan tirta tersebut ke dalam jerigen kecil.
Untuk bisa tiba di area pura kamu harus melewati jalan setepak yang cukup tertata serta menuruni ratusan anak tangga kurang lebih selama 15 menit dengan suasana hutan dan di sisi kiri kanan ditumbuhi dengan rerumputan sehingga tak heran bila udaranya terasa sejuk. Selama perjalanan menuruni anak tangga kamu tidak akan menemui warung karena yang ada hanya sebuah bangunan seperti saung yang dapat digunakan untuk beristirahat bila lelah dalam perjalanan.
Selain itu, selama perjalanan kamu akan disajikan pemandangan Gunung Agung serta suasana sunyi jauh dari hiruk – pikuk bisingnya suara kendaraan. Setelah selesai menuruni ratusan anak tangga maka tibalah kamu memasuki area utama pura, disana kamu akan menemui sebuah pelinggih di bagian tengah yang dibawahnya terdapat sebuah tirta.
Lalu, disana kamu juga akan menemui beberapa pelinggih tambahan lainnya yakni pelinggih bebaturan dan pelinggih gedong. Lalu akan terdengar suara percikan air yang tak begitu besar yang berasal dari aliran air di sisi kanan pura, konon katanya asal air tersebut dari Tirta Giri Kusuma.
Selain bersembahyang dan membersihkan diri, di pura ini bisa juga untuk bermeditasi karena suasana nya yang benar – benar terpencil bisa menenangkan jiwa.
Disini juga terdapat madya mandala yaitu sebagai tempat istirahat atau sebagai tempat pengunjung mempersiapkan alat sembahyang seperti canang sari atau menyalakan dupa. Sedikit informasi, piodalan (perayaan hari jadi) di pura ini jatuh pada hari Rabu Wage dalam seminggu Kelawu selain itu ada juga perayaan ritual sakral yang dirayakan setiap tahun di Purnama Sasih Kasa yakni bulan purnama di bulan pertama pada kalender masyarakat Bali, ritual sakral tersebut adalah ritual Aci.
Rute menuju Pura Tirta Pingit
Tak banyak yang mengetahui keberadaan pura karena pura ini berada jauh dari jalan raya atau jalan besar sehingga butuh informasi lebih lengkap untuk mengunjunginya. Bila kamu ingin datang kesana maka rute terbaik yang bisa kamu tempuh adalah mengarahkan kendaraan menuju Pura Pengubengan lalu mengakses jalan melalui Pura Pengubengan dengan berjalan kaki menuruni lembah. Untuk parkir kendaraan roda mobil atau motor kamu bisa menggunakan lahan parkir dari Pura Pengubengan.