Bermain di Pulau Reklamasi, Pulau Serangan Denpasar Selatan

Pulau Bali atau Pulau Dewata tak asing lagi namanya di telinga para pecinta traveling domestik bahkan para pecinta traveling mancanegara. Di telinga para pecinta traveling, pulau ini dikenal dengan sebutan “destinasi surgawi” yang ada di Indonesia karena terdapat banyak sekali pantai yang rata – rata memiliki hamparan pasir putih bersih walau tak sedikit juga ada pantai dengan pasir kecoklatan yang nampak terlihat eksotis.

Selain pantai, Bali juga memiliki wisata alam lain mulai dari hutan, air terjun, keindahan danau bahkan wisata sejarah dan wisata religi nya pun ada disana. Kembali membahasa keindahan pantai – pantai di Bali berikut ada beberapa pantai yang tersohor mulai dari Pantai Kuta, Pantai Nusa Dua, Jimbaran, Pantai Pandawa, Pantai Sanur, Pantai Melasti di Ungasan, Pantai Padang – Padang dan masih banyak puluhan pantai lainnya.

Namun, beberapa pantai yang disebutkan diatas nampak sudah tak asing atau bisa dikatakan sudah banyak di datangi wisatawan lalu bagaimana jika saat kamu datang ke Bali kamu tidak mengunjungi pantai melainkan mengunjungi sebuah pulau yang tak kalah cantiknya? Kira – kira apakah kamu bersedia? Bila kamu bersedia maka Wisato.id akan memberikan ulasan menarik tentang sebuah pulau di Bali yang tak kalah cantiknya yaitu Pulau Serangan di Denpasar. Yuk, simak ulasannya dibawah ini!

Mendengar namanya pasti terbesit di kepalamu seperti serang – menyerang kala perang atau terkesan menyeramkan. Tak perlu khawatir, nama pulau ini berbanding terbalik dengan kondisi aslinya yang cantik dan tak kalah dengan destinasi wisata lain di Bali. Pulau kecil yang berlokasi tepat di ibukota Pulau Bali yakni Denpasar ini dikenal juga dengan sebutan Pulau Penyu karena pulau ini dipergunakan juga sebagai penangkaran penyu dan kura – kura. Pulau ini dulunya terpisah dengan Pulau Bali dan harus menyebrang dengan kapal selama 1 jam namun diadakanlah reklamasi pulau ini sehingga kini bisa dilalui dengan menggunakan transportasi darat.

Ketika kamu sampai di pulau yang memiliki panjang 2,9 km dengan lebar 1 km ini kamu akan disambut dengan patung penyu warna hijau berukuran raksasa yang menjadi ciri dari pulau tersebut. Konservasi penyu di pulau kecil ini dikenal dengan Turtle Park yang bertujuan untuk menyelamatkan penyu dari kepunahan dengan cara relokasi sarang penyu, mengambil telur – telurnya lalu dipindahkan ke tempat penangkaran agar terhindar dari ular atau burung bahkan ada juga manusia yang punya niat jahat yakni mencuri telur penyu tersebut.

Selama kamu berada di area konservasi penyu di pulau ini kamu bisa melihat sebuah tempat segi empat tempat telur penyu diletakkan lalu kamu juga bisa melihat kolam eksibisi. Pada sisi sebelah barat kamu akan melihat beberapa kolam dengan ukuran 8 meter yang menjadi tempat para tukik dan beberapa penyu dewasa. Di waktu tertentu bila kamu beruntung maka kamu bisa ikut serta dalam kegiatan melepas tukik kembali ke habitatnya yaitu di laut.

Waktu yang tepat bila kamu mau berkunjung ke konservasi penyu di Pulau Serangan yakni pada jam operasional konservasi tersebut mulai pukul 9 pagi sampai 5 sore dan jika kamu ingin melihat penetasan telur – telur penyu maka disarankan untuk datang pada bulan Mei hingga Juli dan jangan lupa untuk menyiapkan uang sebesar Rp 10.000 untuk tiket masuk ke konservasi.

Selain konservasi penyu terdapat daya tarik lain dari pulau ini yaitu adanya kampung nelayan yang di dominasi oleh para muslim asal Bugis, ada Masjid As-Syuhada yang berdiri sejak abad ke 16, dermaga hingga adanya pura yang berdiri sejak abad ke 10 Masehi dan masih digunakan sampai sekarang oleh umat Hindu yakni Pura Sakenan.

Pulau Serangan menjadi salah satu spot favorite bagi para pecinta surfing. Selain itu disana juga ada beberapa surfing course atau tempat kursus untuk surfing baik untuk si kecil maupun orang dewasa.

Baru – baru ini ada penyedia jasa tour untuk mengelilingi Pulau Serangan dengan sebuah kapal modern, rangkaian tour ini bernama Serangan Exotic Tour. Nantinya kamu akan dibawa mengelilingi pulau, hutan mangrove sampai ke tengah laut dengan total lama perjalanan kurang lebih 1 jam. Biaya yang harus dikeluarkan yaitu Rp 75.000 untuk dewasa yang khusus KTP Bali dan Rp 90.000 untuk dewasa dengan KTP luar Bali sedangkan untuk anak – anak domisili Bali Rp 60.000 dan Rp 75.000 untuk anak – anak yang datang dari luar Bali.

Di sekitar pulau ini terdapat banyak sekali rumah makan yang menawarkan hidangan laut yang pastinya segar karena biasanya merupakan hasil pancingan para nelayan yang langsung diolah mulai dari ikan bakar, udang, cumi-cumi, kepiting, lobster dan salah satu makanan khas yaitu urap rumput laut. Beberapa rumah makan yang bisa kamu jadikan referensi untuk menikmati seafood sambil melihat pemandangan air laut misalnya Warung Ikan Bakar Pak Kutit, Warung Mola-Mola, D’Paon Manggis dan masih banyak lagi.

Tak perlu jauh – jauh menyebrang ke Benoa, di pulau ini kamu bisa mencoba jetski, banana boat dan parasailing dengan harga yang terjangkau.

Untuk mencapai pulau ini tak begitu susah, bila kamu memulai perjalanan dari Kuta maka jarak yang ditempuh hanya sekitar 10km dengan waktu 15 menit. Dari Kuta ambil jalur Bypass Ngurah Rai Kuta yang menuju ke Sanur lalu sesaat kamu melewati perempatan Pelabuhan Benoa akan ada penunjuk arah ke Pulau Serangan kurang lebih 500 m. Dari Pulau Serangan ini juga kamu bisa mengunjungi Tanjung Benoa dengan menyebrang menggunakan kapal bila kamu memiliki waktu lebih.