Indonesia memang terkenal dengan keindahan alamnya terutama wisata pantainya, tidak mengherankan karena Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan dan memiliki setidaknya 17.466 pulau. Dengan begitu banyaknya pulau maka tidak heran kalau Indonesia memiliki begitu banyak wisata pantai yang indah dan mempesona.
Dengan digelarnya Anugerah Desa Wisata Indonesia ( ADWI ) 2021 dan sudah memasuki fase 50 besar tidak heran kalau wisata pantai juga masuk kedalam nominasi dalam ajangan yang diselenggarakan oleh Kementrian Wisata. Indonesia memang memiliki Bali sang Pulau Dewata yang sudah “Go Internasional” tapi tentu saja Indonesia memiliki pantai lain yang juga tidak kalah indahnya.
Salah satunya adalah Kawasan Desa Ara di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan yang baru saja masuk ke dalam 50 besar Ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia ( ADWI ) 2021. Sebagai Desa Wisata yang melaju hingga fase 50 besar Desa Ara memang memiliki daya Tarik tersendiri. Tidak hanya dari segi keindahan alam tetapi juga kebudayaan, kesenian hingga kerajinan “Perahu Pinisi” yang sudah terkenal di dunia Internasional.
Mengenal Lebih Dekat Desa Wisata Ara
Desa Ara secara geografis memiliki wilayah yang berbukit kapur dengan batu telanjang menonjol di tanah tipis serta ditumbuhi padang rumput beserta semak belukar. Desa Ara sendiri terbilang memiliki bentuk wilayah yang cukup unik ini dikarenakan di sebelah timur berjejer batu cadas atau tebing batu sedangkan di sebelah barat cenderung terjal. Dengan bentuk wilayah yang tidak memungkinkan warga setempat untuk Bertani membuat mayoritas warga Desa Ara ini bekerja di luar bidang pertanian.
Kebanyakan dari warga Desa Ara bekerja sebagai Pedagang, Penjahit, Guru, atau sebegai Pengrajin Perahu Pinisi. Mayoritas warga Desa Ara memeluk agama Islam dan berasal dari Suku Makassar Kojo yang membuat mereka berbicara dalam Bahasa Makassar dengan dialek Konjo. Sebagai Desa Wisata sudah pasti kalau Desa Ara memiliki daya Tarik tersendiri.
Desa Ara terkenal dengan kebudayaan dan kesenian yang masih mereka jaga dengan baik. Sebut saja Seni Ukir Anjong dan Teba, Seni Tari Salonreng Ara, Tari Pakarena Ara, Assiusiri, Angngattili Burangga, Kesenian Gong dan Gendang, Kelong, Doangang, Pattoengang, dan Angngaru Ara.
Indahnya Pesona Tebing Apparalang
Selain pantai Desa Ara juga memiliki sebuah tebing yang memiliki panorama yang akan memanjakan mata kalian. Tebing Apparalang namanya, tebing dengan pemandangan yang menjulang tinggi dipadukan dengan batu karang alami yang terletak di tepi pantai di tambah lagi dengan luas dan birunya lautan sejauh mata kalian memandang. Uniknya Kawasan ini tidak memiliki pesisir atau pasir pantai.
Kegiatan yang bisa kalian lakukan di pantai ini selain berenang dan menyelam tentunya adalah “ Cliff Jumping” atau kalian bisa melompat dari tebing langsung ke laut. Untum turun ke arah pantai sebenarnya ada anak tangga yang bisa kalian gunakan. Hanya saja kalian harus ekstra hati – hati karena setiap sudut dari anak tangga ini cukup tajam. Selain itu juga antara beberapa batu karang terdapat jembatan kayu penghubung yang bisa kalian gunakan.
Lelah memang ketika kalian hendak turun melalui anak tangga, tapi semua itu terbayar lunas ketika kalian sudah sampai di bawah. Karena kalian dapat dengan lebih puas menyaksikan keindahan laut biru dari dekat mau itu kalian berenang dan menyelam atau hanya sekedar santai di tepian sambal menikmati angin sepoi – sepoi dan deburan ombak.
Seni Pembuatan Perahu Pinisi Yang Mendunia
Desa Ara dikenal dengan sebutan Butta Panrita Lopi atau dalam Bahasa Indonesia bearti ahlinya pembuatan Perahu PInisi. Di desa ini banyak sekali ditemukan pengrajin – pengrajin Perahu Pinisi yang berkualitas sangat baik.
Saking baiknya kualitas Perahu Pinisi buatan Desa Ara pada tahun 2017 Seni Pembuatan Pinisi ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda, luar biasa bukan ? Pinisi sendiri merupakan perahu layar khas Suku Bugis dan Suku Makassar di Sulawesi Selatan, Tepatnya di Kecamatan Bonto Bahari. Ciri khas Perahu Pinisi adalah memiliki dua tiang utama dan tujuh layar yang terdiri dari tidak di depan, dua di tengah dan dua di belakang.
Ketika kalian berkunjung ke Desa Ara kalian bisa menyaksikan langsung pembuatan Perahu Pinisi tradisonal yang di sebut dengan Bantilang.