Bumi Pertiwi di Layar Lebar: Lima Lokasi Syuting Film Internasional di Indonesia

Indonesia, negara dengan kekayaan alam dan budaya yang melimpah, telah menjadi destinasi unggulan bagi perfilman internasional. Beberapa lokasi di Tanah Air ini turut menjadi saksi perjalanan epik, kisah cinta, dan aksi laga yang memukau. Yuk, kita jelajahi dunia sinematik yang membentang dari Pulau Mursala hingga Pulau Moyo, mengikuti jejak film-film internasional yang sukses memetakan keindahan dan keajaiban Indonesia.

1. King Kong di Pulau Mursala

Sumber Gambar: tribunnewswiki.com

Pulau Mursala, terletak di ujung utara Pulau Sumatra, memancarkan pesona megahnya sebagai latar belakang untuk petualangan epik King Kong. Pantai yang panjang dan hutan lebat pulau ini menciptakan dunia yang begitu berbeda dan spektakuler untuk raksasa legendaris tersebut. Saat matahari terbenam di balik garis pantai yang memanjang, siluet pohon-pohon tinggi di hutan menciptakan suasana yang magis dan misterius, membangkitkan kembali kenangan adegan-adegan dramatis dari film blockbuster.

Bagi para penikmat film petualangan, Mursala bukan sekadar destinasi wisata biasa. Pulau ini menyajikan pengalaman unik untuk merasakan langsung keajaiban yang terpampang di layar lebar. Melangkah di sepanjang pantai yang masih alami dan menghirup udara segar dari hutan yang belum tersentuh adalah sebuah perjalanan ke dunia nyata King Kong yang tak terlupakan. Suara ombak yang bergemuruh dan dedaunan yang berdesir di hutan menciptakan latar yang autentik dan memikat.

Dengan memasuki kawasan Pulau Mursala, wisatawan tak hanya menyusuri jejak petualangan King Kong, tetapi juga menyatu dengan keindahan alam yang masih alami. Destinasi ini menjadi bukti nyata bagaimana kecantikan alam Indonesia tidak hanya terlihat di layar kaca, tetapi dapat dihayati langsung oleh para pengunjung yang mencari pengalaman unik dan menyeluruh. Pulau Mursala menghadirkan potongan surga tersembunyi di ujung utara Sumatra yang siap memukau siapa pun yang berani menjelajahinya.

2. Eat, Pray, Love di Desa Ubud, Bali

Sumber Gambar: balipost.com

Desa Ubud di Bali memancarkan keindahan alam dan kekayaan budayanya, menjadi setting yang memukau bagi film “Eat, Pray, Love” di mana Julia Roberts menemukan makna hidupnya. Desa ini, terkenal dengan lanskapnya yang hijau dan sawah-sawah yang memukau, memberikan nuansa yang sempurna untuk menggambarkan perjalanan pribadi dan pencarian makna hidup karakter dalam film tersebut. Pasar tradisional yang ramai di Desa Ubud menjadi jendela ke dalam kehidupan sehari-hari Bali, memperlihatkan keberagaman seni dan kerajinan tangan yang khas, serta menawarkan pengalaman berbelanja yang autentik bagi para pengunjung.

Sumber Gambar: cnnindonesia.com

Sawah-sawah hijau yang terhampar di sekitar desa menambahkan sentuhan harmonis dalam adegan-adegan film, menciptakan suasana yang tenang dan menyejukkan. Saat matahari terbenam, cahaya senja yang memancar dari sawah-sawah tersebut memberikan keindahan tersendiri, menggambarkan keajaiban Bali yang timeless dan memikat. Desa Ubud, dengan nuansa spiritual yang kental, menghadirkan pengalaman mistis dengan kuil-kuil kuno dan upacara-upacara tradisional yang dapat diikuti oleh para wisatawan yang mencari kedamaian dan keselarasan.

Bagi para pelancong, Desa Ubud bukan hanya destinasi film yang menyajikan keindahan visual, tetapi juga destinasi perjalanan yang memberikan inspirasi mendalam. Melalui film “Eat, Pray, Love,” Ubud memperlihatkan bahwa kecantikan alam dan kearifan lokal dapat menjadi pemandu untuk merenung dan menemukan makna hidup. Destinasi ini menjelma menjadi pintu gerbang menuju kekayaan budaya dan spiritual Bali yang mendalam, membuat setiap perjalanan ke Ubud menjadi sebuah perjalanan menuju pengertian yang lebih dalam tentang diri dan kehidupan.

Alamat: Gianyar, Bali

3. The Bustling Street di Jakarta

Sumber Gambar: blog.shootingstar.id

Film “The Bustling Street” yang mengambil latar di Jakarta menggambarkan kehidupan perkotaan yang penuh kesibukan dan dinamika. Salah satu lokasi utama yang memainkan peran sentral dalam film ini adalah Jalan Thamrin, sebuah jalan pusat yang menonjol di tengah kota. Dengan gedung-gedung pencakar langit modern dan cahaya gemerlap malam, Jalan Thamrin menciptakan atmosfer metropolis yang dinamis dan memikat. Adegan-adegan di sini menangkap hiruk-pikuk kehidupan kota, mulai dari lalu lintas yang padat hingga keberagaman budaya yang tercermin dalam aktivitas sehari-hari.

Pasar Tanah Abang juga menjadi elemen kunci dalam film ini, menampilkan keramaian dan keanekaragaman perdagangan tradisional Jakarta. Di pasar tekstil terbesar di Asia ini, penonton dibawa ke dalam suasana yang riuh rendah dan berwarna, menciptakan suasana yang khas dari kehidupan pasar Jakarta yang sebenarnya. Adegan di sini memberikan pandangan yang dekat dan realistis tentang kehidupan sehari-hari pedagang dan pengunjung.

Selain itu, Monas (Monumen Nasional) dan Gedung DPR/MPR menjadi simbol kebanggaan nasional dan pusat kehidupan politik. Monas, dengan tugu nasional yang megah, menciptakan latar belakang yang kuat untuk momen-momen penting dalam film. Gedung DPR/MPR menambahkan dimensi politik ke dalam cerita, memperlihatkan kehidupan kota Jakarta yang lebih luas dan kompleks. Dengan memadukan lokasi-lokasi ikonik ini, “The Bustling Street” menjadi cermin yang menggetarkan dari kehidupan perkotaan Jakarta, mengeksplorasi keunikan dan vitalitas kota ini melalui kisah yang menghibur dan mendalam.

4. Anaconda di Hutan Bakau Kalimantan

Sumber Gambar: goodnewsfromindonesia.id

Film Anaconda membawa penonton ke petualangan menegangkan di hutan bakau Kalimantan, pulau terbesar Indonesia. Kalimantan, dengan pesonanya yang memukau, memperkenalkan keindahan ekosistem hutan bakau yang unik. Film ini membawa penonton menyusuri sungai yang meliuk-liuk di tengah pepohonan bakau yang menjulang tinggi, memberikan gambaran yang mendalam tentang kehidupan liar yang eksotis dan misterius di wilayah ini.

Sumber Gambar: batam.tribunnews.com

Hutan bakau di Kalimantan menawarkan pemandangan yang memukau dengan akar-akar pohon bakau yang menjulang tinggi di atas permukaan air. Adegan-adegan dalam film Anaconda berhasil menangkap atmosfer ketegangan dan kekayaan kehidupan alam yang tersembunyi di balik kerindangan hutan bakau. Suasana yang dipenuhi dengan suara gemericik air dan kehidupan liar yang beraneka ragam menciptakan pengalaman mendalam tentang keberagaman ekosistem Kalimantan.

Menyusuri sungai di tengah hutan bakau memberikan penonton nuansa petualangan yang luar biasa. Sungai yang meliuk-liuk memberikan latar belakang dramatis untuk perjalanan karakter dalam film. Keunikan ekosistem ini juga menggambarkan pentingnya pelestarian lingkungan dan upaya konservasi untuk mempertahankan keberagaman hayati Kalimantan. Dengan demikian, film Anaconda tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga menjadi jendela yang membuka cakrawala pengetahuan tentang keindahan dan tantangan yang ada di hutan bakau Kalimantan.

5. Savages di Pulau Moyo

Sumber Gambar: tripadvisor.co.id

Pulau Moyo, sebuah surga alam tersembunyi di Indonesia, menjadi setting yang menakjubkan untuk film Savages. Pantai-pantai yang belum tersentuh dan hutan lebat di pulau ini menciptakan pemandangan yang memukau, memberikan pengalaman visual luar biasa bagi penonton. Film ini berhasil menangkap keelokan alam yang masih alami di Indonesia, menghadirkan gambaran autentik tentang kekayaan alam yang mempesona dan jarang ditemui di tempat lain.

Sumber Gambar: Instagram @wonderfulindoensia

Pulau Moyo dalam film Savages tidak hanya menjadi latar belakang visual, tetapi juga mencerminkan keunikan dan keindahan alam Indonesia yang memikat hati. Adegan-adegan yang menggambarkan pantai yang indah dengan pasir putihnya yang bersih dan air laut yang jernih memberikan kesan damai dan eksotis. Hutan lebat di pulau ini juga menjadi saksi bisu dari keanekaragaman hayati yang kaya, menambahkan nuansa keasrian dan kehijauan yang memukau.

Moyo tidak hanya menjadi destinasi film, tetapi juga destinasi nyata yang menawarkan ketenangan dan keindahan alam yang jarang terdapat di tempat lain. Pulau ini menjadi tempat pelarian yang sempurna, tempat di mana pengunjung dapat menemukan kedamaian dan keindahan alam yang masih alami. Keberadaan Pulau Moyo dalam film Savages memberikan pencerahan kepada penonton tentang kecantikan alam Indonesia yang perlu dilestarikan, sambil mempersembahkan pengalaman visual yang memukau dalam kisah yang terhanyut dalam keindahan alam pulau ini.

Dengan melihat ke belakang adegan-adegan epik ini, kita bisa lebih menghargai bagaimana Indonesia telah menjadi sumber inspirasi yang tak terbatas bagi dunia perfilman internasional. Bumi Pertiwi terus mempesona dan memikat hati dunia lewat layar lebar, membawa penonton dalam petualangan tak terlupakan di berbagai sudut negeri ini.

close

Log In

Forgot password?

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.