Fenomena Alam Langka Yang Hanya Terjadi Di Tugu Katulistiwa Pasaman Sumatra Barat

Monumen Equator atau Tugu Khatulistiwa merupakan sebuah monumen yang cukup berharga bagi wilayah Indonesia sendiri. Monumen tersebut hanya merupakan perwujudan dari garis Khatulistiwa.

Pengertian Garis Khatulistiwa

Garis Khatulistiwa mungkin hanya berupa sci-fi atau science fiction dalam bidang ilmu pengetahuan geografi. Dalam dunia nyata garis Khatulistiwa tersebut memang sama sekali tidak ada.

Meskipun dalam dunia nyata keberadaan dari garis Khatulistiwa sama sekali tidak, namun hal tersebut bukan berarti garis Khatulistiwa hanya sekedar karangan belaka. Keberadaan dari garis tersebut cukup nyata dan terdapat suatu bukti yang sangat konkret serta nyata.

Pengertian dari garis Khatulistiwa secara umum hanya sebuah garis imajinasi yang berada tepat di tengah – tengah suatu planet. Garis tersebut membagi 2 buah kutub secara paralel terhadap poros rotasi suatu planet.

Berdasarkan dari pengertian tersebut, garis Khatulistiwa pada dasarnya hanya merupakan sebuah garis imajinasi. Garis tersebut seolah membagi Bumi menjadi 2 buah bagian, yaitu bagian utara dan selatan.

Garis Khatulistiwa ini digambarkan dalam sebuah garis yang berada di garis lintang 0 derajat. Dalam kata yang lebih ilmiah adalah 0 derajat lintang utara dan 0 derajat lintang selatan. Panjang garis Khatulistiwa bumi adalah ±40.070 km.

Garis Khatulistiwa ini bukan hanya sekedar garis imajinasi biasa. Tetapi sebuah garis yang dimana letak dari sinar matahari tepat berada di tengah – tengah. Titik utama dari sumber sinar matahari berada di garis tersebut.

Untuk daerah yang berada di titik tengah garis Khatulistiwa disebut dengan wilayah Khatulistiwa / daerah Khatulistiwa. Daerah tersebut mempunyai keistimewaan tersendiri daripada wilayah yang lain. Keistimewaan tersebut berupa suatu fenomena alam yang tidak akan pernah dan tidak mungkin terjadi di daerah lain.

Monumen Tugu Khatulistiwa Pasaman Sumatera Barat

Sumber Gambar: Google Maps @achmad sukri

Seluruh lapisan wilayah Indonesia memang dilalui oleh garis Khatulistiwa. Tetapi hanya satu wilayah saja yang turut mendapatkan perhatian, yaitu Pontianak. Hal tersebut lantaran kota Pontianak adalah ibu kota dari Provinsi Kalimantan Barat. Di kota itulah sebuah Tugu Khatulistiwa di bangun untuk pertama kalinya. Tersebut dibangun pada masa penjajahan Belanda, yaitu pada tahun 1928.

Karena wilayah Indonesia sepenuhnya dilalui oleh garis Khatulistiwa, maka dilakukan pula suatu penelitian tentang daerah mana saja yang merupakan titik Equator / Khatulistiwa. Lalu ditentukanlah 2 buah titik Khatulistiwa yang baru, yaitu di Bontang, Kalimantan Timur dan Pasaman, Kalimantan Barat.

Masing – masing Tugu Khatulistiwa mempunyai bentuk yang berbeda – beda. Untuk Tugu Khatulistiwa di Pontianak berbentuk sebuah tugu dengan lempengan berbentuk bulat. Begitu pula dengan Tugu Khatulistiwa di daerah Bontang.

Sedangkan bentuk dari Tugu Khatulistiwa di Pasaman mempunyai bentuk berbeda dari Tugu Khatulistiwa lain. Bentuk tugu tersebut seperti bola dunia.

Sumber Gambar: kelasips.com

Tinggi dari monumen tersebut tidak terlalu tinggi hanya sekitar ±1 meter. Pada tengah – tengah bola dunia terdapat garis vertikal dengan keterangan garis “You are crossing the Equator”, yang berarti anda menyeberang di garis Khatulistiwa.

Lalu di setiap taman pun juga terdapat garis yang menandakan bahwa garis tersebut merupakan garis Equator. Letaknya pun masih dalam satu garis lurus dengan Tugu Khatulistiwa tersebut.

Lokasi Tugu Khatulistiwa Pasaman Sumatera Barat

Lokasi Tugu Khatulistiwa / monumen Equator Pasaman terletak di dalam kawasan museum Tuanku Imam Bonjol. Letaknya pun berada di taman museum tersebut, tepatnya di Ganggo Hilia, Pasaman.

Dengan lokasi tugu yang berada di dalam kawasan tersebut, setidaknya dapat mengunjungi 2 buah jenis destinasi sekaligus yaitu museum Tuanku Imam Bonjol dan juga monumen Equator.

Sedangkan untuk jalur menuju ke Tugu Khatulistiwa Pasaman cukup mudah. Hanya dengan menelusuri sepanjang jalur trans Sumatera HWY dan menuju ke arah museum Tuanku Imam Bonjol.

Fenomena Alam Pada Garis Khatulistiwa

Bagi sebagian orang pasti hanya menganggap bahwa garis Khatulistiwa / garis Equator hanya sekedar garis yang menandakan bahwa garis tersebut hanya berupa garis diameter / garis tengah bumi. Tetapi Garis Khatulistiwa tersebut bukan hanya sekedar garis dan garis tersebut sangat istimewa.

Wilayah yang berada di sekitar garis Khatulistiwa umumnya merupakan daerah iklim tropis. Daerah tersebut sangat khas akan cuaca yang panas. Namun dibalik cuaca yang panas tersebut, menyimpan berbagai macam spesies flora yang tumbuh dengan baik. Serta dalam area tropis terdapat area hutan hujan.

Begitu pula dengan spesies faunanya sangat warna warni. Selain itu ada berbagai keistimewaan dan fenomena alam lain yang hanya terjadi di daerah Khatulistiwa.

Di bawah ini adalah beberapa fakta serta fenomena alam tentang garis Khatulistiwa / Equator line :

1. Mempunyai tekanan gravitasi yang paling sedikit diantara wilayah lain

Hal ini mungkin tidak begitu terasa, sebab perbedaan gaya gravitasi pada wilayah garis Khatulistiwa dan wilayah sekitar garis Khatulistiwa sangat minim. Tetapi jika diuji secara ilmiah, daerah yang merupakan garis Khatulistiwa mempunyai gaya gravitasi yang paling rendah. Besarnya intensitas kecepatan di daerah tersebut hanya sebesar 9,8 m/s – 9,78 m/s.

Gaya gravitasi yang rendah tersebut sering dimanfaatkan dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama bidang astronomi. Misalnya lokasi tempat peluncuran roket luar angkasa selalu berada di dekat area garis Khatulistiwa.

2. Fenomena kulminasi / Equinox

Fenomena ini merupakan satu – satunya fenomena yang hanya terjadi di daerah garis Khatulistiwa. Fenomena tersebut terjadi setiap tahun, tepatnya pada 21 – 23 maret dan 21 – 23 september. Fenomena alam yang hanya berlangsung selama beberapa detik merupakan sebuah momen yang sangat langka.

Fenomena kulminasi merupakan suatu fenomena alam dimana posisi matahari tepat berada di garis Khatulistiwa / Equator line. Sehingga posisi dari sinar matahari pun tepat di atas kepala manusia. Posisi matahari tersebut membuat semua benda tanpa terkecuali tidak mempunyai bayangkan sedikit pun. Dalam kata lain semua bayangan yang ada akan hilang.

Untuk menyambut fenomena tersebut, selalu diadakan acara penyambutan khusus. Seperti acara pentas seni,

3. Mempunyai medan magnet yang kuat dan dapat membuat telur berdiri tegak lurus dengan sendirinya

Ketika meletakkan telur ayam tepat di garis Khatulistiwa / Equator line, akan menyaksikan posisi telur yang berdiri dengan lurus. Bahkan tanpa bantuan alat apapun. Padahal bentuk telur ayam yang oval hanya dapat berbaring ketika diletakkan.

Fenomena ini disebabkan karena pada area garis Khatulistiwa tersebut mempunyai medan magnet yang sangat kuat. Dengan gaya gravitasi yang rendah dapat meringankan massa telur itu sendiri. Hal tersebut telah dibuktikan secara umum langsung oleh semua pengunjung yang datang. Percobaan tersebut pun berhasil dengan sempurna.

Sebenarnya bukan hanya sekedar telur yang dapat berdiri tegak lurus, namun dapat juga mencoba benda lain. Seperti batu yang mempunyai bentuk seperti telur / yang sangat tidak mungkin berdiri dengan.

Itulah review mengenai keistimewaan dari garis Khatulistiwa / Equator line dan Tugu Khatulistiwa di daerah Pasaman, Sumatera Barat. Selain itu juga memungkinkan untuk muncul Tugu Khatulistiwa lain di beberapa wilayah dan bukan hanya di daerah Pontianak, Bontang maupun Pasaman semata.

close

Log In

Forgot password?

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.