Sejak tahun 2011, pusat pemerintahan di Kalimantan Selatan telah dipindahkan dari Kota Banjarmasin menuju ke Cempaka, Kota Banjarbaru, dengan menempati luas lahan sekitar 2000 hektar, dan 500 hektar di antaranya akan dibangun kompleks perkantoran dengan tatanan bangunan yang cukup menarik. Selain membangun areal perkantoran, pemerintah juga menyediakan lahan hijau dengan mendirikan Kebun Raya Banua, sebuah wahana konservasi alam, yang sekaligus berfungsi sebagai kawasan wisata dan pendidikan lingkungan.
Adanya pembangunan Kebun Raya Banua sekaligus menjadi angin segar dibalik semakin banyaknya degradasi lingkungan yang semakin marak di Kalimantan Selatan. Kawasan Kebun Raya Banua dibangun dengan luas lahan sekitar 100 hektar, yang berada tepat di seberang kantor gubernur Kalimantan Selatan.
Tempat Pengembangan Tanaman Langka
Kebun raya ini pun diproyeksikan bakal menjadi wahana wisata lingkungan terluas di Kalimantan, sekaligus sebagai pengembangan dan tempat perlindungan tanaman lokal endemik Kalimantan Selatan, seperti kayu besi dan kayu ulin, yang laju kepunahannya semakin tinggi seiring dengan rusaknya alam Kalimantan. Di sana juga tumbuh beberapa pohon buah yang sudah mulai langka atau bahkan punah di habitat alaminya, seperti pohon buah kelangkala (Litsea Angulata), Kasturi (Mangifera Casturi), Binjai (Mangifera Caesia), dan yang lainnya.
Sampai saat ini Kebun Raya Banua memiliki koleksi sekitar 3000 tanaman langka, yang didapatkan dari berbagai sumber, seperti halnya bantuan pemerintah, organisasi pecinta lingkungan, hingga perusahaan swasta. Sampai saat ini pihak pengelola Kebun Raya Banua juga masih berburu tanaman langka atau tanaman lokal Kalimantan di berbagai sudut Borneo, termasuk di daerah ujung Kalimantan Selatan, seperti Kabupaten Balangan, Kabupaten Tanah Bumbu, hingga Kabupaten Tanah Laut, yang masih memiliki ekosistem hutan relatif lengkap.
Belum Semua Lahan Kebun Raya Banua Ditanami
Sampai saat ini hanya sekitar 30 persen lahan atau 30 hektar areal Kebun Raya Banua yang telah ditanami, sementara sisanya masih belum dikelola. Untuk tanaman pepohonan langka, kini rata-rata usianya baru 7 tahun, sehingga belum bisa memberikan keteduhan bagi para pengunjung. Namun, kini Kebun Raya Banua telah dilengkapi dengan taman labirin seluas 8000 meter persegi, komplit dengan menara pandang, gazebo, serta beberapa fasilitas penunjang lainnya.
Gerbang Utama yang Tak Berfungsi
Gerbang utama di Kebun Raya Banua memang sudah berdiri dengan megah. Namun, ploting area di Kebun Raya Benua yang sudah siap menerima kunjungan wisatawan berada di dekat pintu masuk sebelah utara, sehingga gerbang utama pun belum difungsikan sebagaimana mestinya. Pihak pengelola justru membuka gerbang sebelah utara untuk menerima kunjungan wisatawan, dan dari sana kamu bisa langsung mengakses area konservasi yang berkonsep taman, lengkap dengan beberapa tempat duduk yang terbuat dari beton sebagai lokasi untuk bersantai atau melepas lelah
Di area taman ini, juga terdapat beberapa taman tematik yang terlihat sudah mulai menghijau, lengkap dengan bunga yang berwarna-warni. Ada pula taman toga, yang mana Kalimantan memang surganya tanaman obat-obatan. Tanaman obat Kalimantan yang paling terkenal dan dipercaya sangat berkhasiat adalah tabat Barito, yang bernama latin Ficus Deltoidae, dan bawang Dayak, atau yang bernama latin Eleutherine Palmifolia.
Surganya Pecinta Anggrek
Masih di taman tematik, di sana juga terdapat sebuah bangunan tertutup yang beratapkan paranet, yang berfungsi untuk mengembangbiakkan tanaman yang tidak tahan panas, seperti paku-pakuan dan anggrek. Menurut keterangan yang ada di lokasi, di dalam bangunan tersebut terdapat 130 jenis anggrek dengan berbagai jenis, termasuk anggrek yang langka.
Kalimantan memang dikenal sebagai surganya anggrek, karena di Pulau Borneo tumbuh berbagai anggrek yang sangat cantik dan langka, seperti anggrek hitam (Coelogyne Pandurata), anggrek sendok (Spathoglottis Urea), dan anggrek kantung (Paphiopedilum Kolopakingii Fowlie). Khusus di Kalimantan, tempat yang terkenal sebagai habitat alami anggrek adalah berada di Pegunungan Meratus, hanya saja saat ini jumlahnya semakin menurun karena degradasi lahan yang semakin massif.
Itulah sekilas tentang Kebun Raya Banua, yang kini mulai hijau dan menjadi surganya para pecinta anggrek. Bagaimana, apakah kamu tertarik? Untuk kamu pecinta flora, dijamin tidak akan menyesal berkunjung ke Kebun Raya Banua.