Masjid Gudang Buloh adalah salah satu tempat wisata religi di Aceh yang menjadi tujuan pariwisata. Ada hal yang menarik dari masjid tersebut, bukan hanya sekedar gedung masjid, tetapi ada beberapa aura mistik yang telah dipercaya oleh masyarakat luas khususnya masyarakat setempat yang tinggal di sekitar masjid.
Lokasi Masjid Gudang Buloh Aceh
Masjid Gudang Buloh Aceh terletak di Jl Meulaboh Beutong Ateuh , Ujung Pasi, Kuala, Nagan Raya, Aceh. Lokasi tersebut tidak jauh dari bandara Cut Nyak Dhien dan hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 jam menuju ke lokasi. Rute jalurnya pun juga cukup mudah.
Arah rute jalan menuju ke masjid Gudang Buloh, dapat mengikuti rute jalan dari google map. Petunjuk jalan dari google map sangat akurat. Bahkan dapat menunjukkan arah jalan terbaik dengan waktu yang paling cepat. Itulah salah satu alasan sekaligus manfaat dari google map.
Sebenarnya rute jalan ke arah masjid Gudang Buloh sangat mudah dihafal. Jadi penggunaan petunjuk arah dari Google map pun juga tidak perlu diperhatikan dengan seksama. Arah jalan dari bandara Cut Nyak Dhien ke masjid tersebut sangat mudah dihafal dan tidak membingungkan.
Lokasi dari masjid juga sangat strategis dan dekat dengan jalan raya. Ada berbagai macam alat transportasi umum yang melewati destinasi wisata religi tersebut. Penggunaan kendaraan pribadi juga lebih mudah dan leluasa. Untuk kendaraan pribadi, sebaiknya gunakan mobil. Sebab dengan mobil dapat melalui jalan tol serta lebih cepat sampai di destinasi.
Setelah keluar dari bandara, masuki area jalan W Trans Sumatera HWY, Jl Meulaboh Tapaktuan. Setelah sampai di persimpangan Nasi Goreng Desember Bang Boy, keluar dari jalur trans Sumatera dan ambil jalan lurus, tepatnya di Jl Meulaboh Beutong. Untuk menuju ke arah destinasi, telusuri saja sepanjang Jl Meulaboh Beutong tersebut hingga menjumpai masjid Gudang Buloh.
Sejarah Pembangunan Masjid Gudang Buloh
Masjid Gudang Buloh mempunyai nama lain masjid Jamik Syaikhunna. Masjid Jamik Syaikhunna sendiri merupakan nama asli dari masjid tersebut. Sayangnya nama asli dari masjid kurang begitu populer. Bahkan beberapa penduduk setempat tidak mengetahui sama sekali atas nama dari masjid Jamik Syaikhunna.
Masjid tersebut memang lebih dikenal luas sebagai Masjid Gudang Buloh. Nama dari masjid tersebut pun adalah sebuah julukan semata. Hal tersebut merupakan faktor bangunan masjid itu sendiri.
Bangunan yang kini dijadikan sebagai tempat ibadah sekaligus menjadi destinasi wisata religi, hanyalah bangunan kuno peninggalan masa kolonial Belanda yang tidak difungsikan lagi. Keberadaan awal dari bangunan tersebut juga bukan merupakan tempat ibadah atau tempat suci lainnya.
Sebelum dijadikan sebagai masjid, bangunan itu hanya Gudang. Fungsi dari gudang tersebut dijadikan sebagai tempat penyimpanan berbagai macam peralatan pembangunan jalan. Bangunan dari gudang sangat sederhana, hanya berupa susunan bambu runcing atau buloh dalam bahasa Aceh. Buloh tersebut disusun sedemikian rupa hingga menjadi sebuah bangunan luas untuk menyimpan berbagai macam peralatan.
Karena hal itu, masjid sering disebut sebagai masjid Gudang Buloh. Karena bangunan awal hanya terbuat dari buloh atau bambu runcing seutuhnya.
Setelah kemerdekaan Indonesia, gudang tempat penyimpanan peralatan pembangunan jalan ditinggalkan begitu saja. Proses pembangunan jalan yang telah dilakukan secara rutin pada masa Belanda juga dihentikan. Peralatan dalam gudang dibiarkan begitu saja, hanya beberapa peralatan yang berguna bagi warga setempat yang diambil.
Kemudian Gudang Buloh tersebut dirobohkan dan diputuskan untuk dijadikan sebagai masjid. Setelah dibangun sebagai tempat ibadah, masjid tersebut diberi nama sebagai masjid Jamik Syaikhunna. Namun masyarakat setempat lebih menyukai nama masjid Gudang Buloh. Hingga saat ini pun masjid Jamik Syaikhunna lebih dikenal sebagai masjid Gudang Buloh.
Desain Masjid Gudang Buloh Aceh
Masjid Jamik Syaikhunna atau lebih dikenal sebagai masjid Gudang Buloh mempunyai 2 buah lantai. Secara keseluruhan desain dari masjid tersebut sangat sederhana dan lebih mirip dengan bangunan pesantren. Jumlah dari kubah masjid adalah 5 buah, yang terdiri dari sebuah kubah utama dan 4 buah kubah kecil. Keempat kubah kecil diletakkan pada setiap sudut atap dan tersusun secara persegi. Sementara kubah utama yang mempunyai ukuran paling besar, diletakkan di bagian tengah atap masjid.
Pada bagian depan masjid, terdapat sebuah gong besar. Di depan bangunan masjid juga terdapat sebuah monumen sebagai peresmian dari masjid tersebut. Di monumen terpampang dengan jelas nama asli masjid serta sebutan lain dari masjid dan alamat lengkap masjid.
Masjid Gudang Buloh hanya mempunyai sebuah menara. Tinggi dari menara masjid adalah ±30 meter. Letak dari menara berada di bagian sisi kanan masjid.
Warna dari masjid didominasi dengan warna putih yang dipadukan dengan warna emas pada bagian tertentu. Sehingga kesan dari masjid cukup elite walaupun tidak terdapat kesan megah sama sekali seperti masjid Islamic Center Lhokseumawe dan Masjid Baiturrahman Aceh.
Mitos Masjid Gudang Buloh AcehÂ
Ada beberapa mitos mengenai masjid bekas peralatan pembangunan jalan masa Belanda tersebut. Semua mitos yang telah beredar pun sangat dipercayai oleh seluruh masyarakat setempat. Bahkan masyarakat dari luar Aceh hingga luar Sumatera pun juga turut percaya akan mitos tersebut.
Mitos yang beredar pun bukan hanya sekedar mitos belaka. Namun telah menjadi kenyataan. Beberapa orang sangat mempercayainya akan semua mitos yang telah beredar. Sementara beberapa orang, hanya menganggap hal tersebut merupakan suatu kebetulan semata dan sebaiknya tidak memanfaatkan masjid sebagai tempat keramat, namun hanya dijadikan sebagai tempat ibadah.
Mitos tentang masjid Gudang Buloh antara lain sebagai berikut ini :
1. Masjid Gudang Buloh merupakan tempat bernazar yang terbaik
Banyak pengunjung yang melakukan nazar di masjid tersebut. Mitos tentang nazar di masjid tersebut bermula ketika seorang warga menghilang secara tiba – tiba.
Seorang warga setempat menghilang secara tiba – tiba di dalam hutan ketika sedang bercocok tanam. Selama 3 hari 3 malam, pencarian akan warga yang hilang tersebut dilakukan. Tetapi tidak kunjung ditemukan.
Suatu ketika seorang warga mengunjungi masjid dan melakukan nazar supaya warga yang hilang selama 3 hari ditemukan. Kemudian warga yang hilang tersebut muncul secara tiba – tiba.
Sejak saat itu, seluruh masyarakat menganggap masjid Gudang Buloh mempunyai aura mistik. Satu per satu warga juga sering melakukan nazar di masjid tersebut. Hal yang menyebabkan masjid mempunyai aura mistik, dengan adanya makam para ambiya di lokasi masjid. Sayangnya belum diketahui secara pasti letak dari makam tersebut.
2. Air sumur yang berada di masjid adalah air suci
Di masjid Gudang Buloh terdapat sebuah sumur. Ada sebuah mitos mengenai air sumur tersebut yaitu air sumur merupakan air suci yang keramat. Air tersebut dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit serta dapat menjadi pelindung diri dari segala macam masalah dan bahaya.