Keunikan Tradisi Seumeuleung Raja Lamno Daya Aceh

Kekayaan alam dan budaya yang dimiliki oleh Aceh memang sangat beragam. Aceh merupakan salah satu daerah Istimewa yang ada di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari sejarahnya yang sangat Panjang dan kompleks. Salah satu bukti keberagaman budaya yang dimiliki oleh Aceh dan bertahan hingga saat ini adalah tradisi Seumeuleung Raja Lamno Daya.

Tradisi ini merupakan sebuah prosesi acara yang dilakukan dengan menyuapi Raja oleh dayang kerajaan.

Setelah itu, Raja daya akan menyampaikan amanat tahunan yang berisikan persatuan, adat istiadat, serta hukum di depan majelis dan masyarakat. Untuk lebih lengkapnya, yuk simak penjelasan berikut ini.

Yang Menarik Dari Seumeuleung Raja Lamno Daya

Tradisi Seumeuleung Raja Lamno Daya sudah ada sejak 500 tahun yang lalu. Tradisi ini dipercaya bisa membawa keberkahan rezeki dan kesehatan untuk tahun mendatang. Dimulai sejak tahun 1480 masehi, tradisi ini biasanya akan digelar pada Hari Raya Idul Adha sebagai simbol peneguhan atau penabalan raja.

Uniknya, selama hampir 5 abad, trasidi ini tidak mengalami perubahan makna sehingga keberadaannya menjadi identitas wilayah mempertahankan kejayaan masa lalu tersebut.

Tradisi yang masih ada hingga kini bisa menjadi modal aceh sebagai salah satu daerah di Indonesia yang masih menjaga kelestarian budayanya. Sebagaimana kata pepatah, Bangsa yang besar dan maju adalah Bangsa yang menghargai budayanya.

Sudah menjadi sebuah keharusan jika kebudayaan yang dibawa sejak nenek moyang harus dilestarikan di seluruh pelosok negeri.

Nah, untuk mengenal lebih jauh tentang Seumeuleung Raja Lamno Daya, berikut ini beberapa hal menarik yang wajib kamu ketahui dari salah satu budaya Indonesia.

  • Sejarah Tradisi Yang Unik

Tradisi Seumeuleung diawali dari pengukuhan raja di Kerajaan Daya. Raja pertama yang dikukuhkan saat itu adalah Sultan Salatin Alaidin Riayat Syah.

Sebagai informasi, Kerajaan Meureuhom Daya didirikan pada tahun1480 M dan mempersatukan Kerajaan Keuluang, Lamno, Kuala Unga, dan Kuala Daya menjadi Kerajaan Daya dan menetapkan Ibu Kota di Lam Kuta dan Kuta yang terletak di Gampong Gle Jong.

Sultan Salatin Alaidin Riayat Syah kemudian mendeklarasikan Kerjaan Daya di hadapan para Raja dan di suleung (suapi) makan. Tradisi Seumeuleung dihadiri keluarga kerajaan dan rakyat, serta sejumlah tamu penting.

Beberapa tamu penting yang diundang demi kelancaran administrasi menetapkan jabatan dan satuan dalam pemerintahan sebagai berikut : Wazir, Hakim, Mufti Besar, Panglima, Menteri Negeri, dan Staf sultan.

Upacara pertama dari tradisi Seumeuleung ini diadakan pada tahun 885 H/ 1840 M. Kemudian makanan yang disajikan terdiri dari serbat, takeeh, nasi yapan, dan lauk-lauknya.

Nasi Yapan merupakan nasi yang dimakan oleh keluarga Po Teumeureuhom daya pada masa dulu yang diyakini bisa menghindarkan segala gangguan makhluk halus dan mampu menyembuhkan dari berbagai macam penyakit.

  • Prosesi Upacara Seumeuleung

Tradisi Upacara Seumeuleung diawali dengan pembukaan upacata oleh Panglima Kerajaan yang menggunakan baju hitam, pedang bersarung merah terikat di pinggang, dan secarik kain merah melilit di bagian kepala. Panglima ini berfungsi untuk memastikan tempat diadakannya upacata sudah aman dari penyusup dan orang-orang jahat sebelum Raja dipersilahkan untuk hadir.

Sedangkan Raja menggunakan pakaian kebesaran kerajaan berwarna kuning terang. Saat raja datang, semua tamu diwajibkan untuk bangun sebagai bentuk penghormatan. Raja akan diiringi oleh Panglima dan pembantu-pambantu atau dayang-dayangnya.

Kedatangan Raja juga diiringi dengan pembacaan shalawat dan doa. Kemudian upacata akan dimulai dengan membagi-bagikan sirih dan dilanjutkan oleh pembukaan yang dilakukan oleh Raja dengan memberikan beberapa amanat kepada rakyat dan tamu yang hadir.

Setelah Raja selesai menyampaikan amanat, upacara Seumeuleung akan dimulai dengan dua dayang datang dengan membawa sebuah tembayan besar berisi nasi dan lauk-lauk yang kemudian akan disuapkan kepada Raja.

Setelah selesai, hidangan akan dibawa oleh dayang-dayang yang kemudian akan diperebutkan oleh masyarakat. Upacara kemudian diakhir dengan doa yang dibawakan oleh Mufti Besar Negeri Daya.

Sepintas, penyelanggaraan tradisi seumeuleung Raja Lamno Daya memang terkesan biasa saja. Namun, saat melihatnya kamu akan takjub dan dibuat merinding dengan prosesinya yang sarat akan makna.

Dengan melihatnya secara langsung kamu akan semakin bangga dengan keberanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika, Berbeda-beda namun tetap satu jua!

close

Log In

Forgot password?

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.