Sebagian orang mungkin telah mendengar dan bahkan telah mendatangi berbagai macam tempat wisata yang ada di Indonesia. Mulai dari Sabang hingga Merauke potensi berbagai daerah untuk menjadi suatu destinasi wisata memang amat besar. Kini berwisata tidak hanya untuk sekedar melepas penat tetapi juga ada tempat wisata yang khusus dibangun untuk berwisata religi.
Wisata religi merupakan tempat wisata yang sengaja dirancang atau dibangun khusus Wisata religi tak kalah penting dengan wisata pada umumnya karena pengunjung tak hanya bisa melepas penat tetapi juga bisa mendapat ketenangan dari sisi spiritualnya. Selain itu, pengunjung juga dapat menambah wawasan melalui informasi yang tertera di tempat tersebut. Bagi sebagian besar orang wisata religi mungkin hanya sebatas kegiatan ziarah saja namun ada beberapa contoh tempat lain yang dapat dikategorikan sebagai wisata religi misalnya makam pahlawan, makan wali songo, tempat ibadah dan juga tempat yang sengaja dibangun untuk kegiatan doa.
Kali ini kita akan mengulas lebih dalam salah satu tempat wisata religi yang sengaja diperuntukkan untuk umat Kristiani. Yuk simak!
Pulau Lembata
Pulau Lembata merupakan suatu kabupaten yang terletak di Nusa Tenggara Timur (NTT). Nusa Tenggara Timur sendiri juga telah dikenal memiliki banyak wisata karena memiliki hampir 1200 pulau. Pulau Lembata juga merupakan sebuah gugusan kepulauan Solor di antara Kabupaten Flores Timur dan Alor, NTT. Pulau Lembata memiliki ciri khas yakni disana terdapat gunung api aktif yang berada di tengah laut. Gunung Api yang aktif ini diperkirakan selalu meletus setiap 20 menit sekali dan ketika malam hari akan terjadi proses keluarnya magma dari gunung tersebut. Keindahan peristiwa unik tersebutlah yang membawa banyak turis lokal bahkan turis asing berkunjung ke Pulau Lembata.
Untuk kalian ketahui bahwa ternyata sebelum dikenal dengan nama “Pulau Lembata” ternyata daerah ini lebih dikenal dengan “Pulau Lomblen” di era kependudukan Hindia Belanda. Dengan di dominasi jumlah penduduk beragama Kristen dan juga Katolik maka tak heran jika di Nusa Tenggara Timur terdapat banyak wisata religi bagi umat Kristiani yang di dominasi oleh Goa Maria atau bahkan Bukit Doa. Untuk bisa berkunjung ke Pulau Lembata ini memerlukan waktu 13 hingga 14 jam dengan jarak 271 km dari ibukota NTT yakni Kupang. Perjalan tersebut ditempuh dengan menyebrang pulau menggunakan kapal feri lalu dilanjutkan dengan perjalanan darat.
Bukit Doa Watomiten
Bukit doa ini lebih tepatnya berlokasi di Watokobu, Lembata, Kabupaten Lembata, NTT. Bukit Doa ini sebenarnya dimiliki oleh Yayasan Kasih Peduli Lembata dan ditujukkan untuk umum. Dulunya, bukit ini merupakan tanah gersang yang tidak digunakan sama sekali sampai akhirnya pemerintah setempat bersama yayasan melakukan pembaharuan tanah dan merencanakan pembangunan wisata religi tersebut.
Bukit Doa di klaim merupakan yang tertinggi di dunia karena dibangun di ketinggian 140 meter diatas permukaan laut (mdpl). Keindahan terpancar pula karena posisi Bukit Doa Watomiten ini mengarah tepat ke laut di depan Gunung Boleng. Bukit Bukit Doa Watomiten di desain layaknya perhentian yang dilalui oleh Yesus Kristus. Perhentian yang dibangun ada sebanyak 14 perhentian dengan ribuan anak tangga yang menyusuri lereng dan menanjak Bukit Watomiten dan juga terdapat 14 patung yang menggambarkan tahap perjalanan kisah sengsara Yesus Kristus mulai dari ketika Yesus ditangkap, disiksa, disalibkan hingga ketika Yesus di makamkan.
Tiap perhentian kita dapat berhenti untuk berdoa secara khusyuk di depan patung Yesus Kristus sambil menikmati hembusan angin laut. Hal ini dilakukan sesuai dengan kisah sengsara yang dialami Yesus Kristus atau sebutan lain yang dikenal adalah Jalan Salib. Berbagai macam kegiatan yang dapat dilakukan misalnya beribadah baik pribadi atau bersama keluarga, ziarah, melihat patung Bunda Maria dan juga Jalan Salib.
Bagi para pengunjung yang memiliki kerinduan untuk melihat patung Bunda Maria maka harus bersiap menapaki 14 perhentian hingga selesai. Di atas puncak bukit yang terdapat patung Bunda Maria kita pun dapat menikmati suasana terbenamnya matahari.
Di bukit doa ini terdapat beberapa fasilitas lain misalnya kapel doa, biara, panggung seni, serta kios penjualan souvenir. Tujuan utama dibangunnya bukit ini sebenarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan rohani umat Kristiani karena umat Kristiani diharapkan dapat memperkokoh iman setelah berkunjung ke bukit doa ini dan agar tetap ingat kisah sengsara Yesus Kristus dan pengorbanannya bagi umat Kristiani.