Wisata Ziarah Sekaligus Mengenang Jasa Pahlawan Nasional Teuku Umar

Makam Teuku Umar awalnya bukan merupakan destinasi wisata yang diakui oleh pemerintah. Namun pemerintah daerahlah yang telah mengusulkan bahwa Makam Teuku Umar patut untuk dijadikan sebagai tempat wisata sejarah.

Lokasi Makam Pahlawan Nasional Teuku Umar

Letak dari Makam Teuku Umar berada di Ds Mugo Rayeuk, Kec Paton Ree, Aceh Barat. Makam tersebut sering dikunjungi oleh para peziarah, terutama tepat pada saat sang pahlawan wafat yaitu pada tanggal 11 Februari.

11 Februari pun menjadi hari yang sangat sakral. Hampir semua orang berbondong – bondong mengunjungi Makam Teuku Umar. Bahkan bupati Aceh Ramli MS pun turut serta menjadi salah satu orang yang mengunjungi makam sang pahlawan.

Sumber Gambar: Google Maps @Fitra Nasution

Akhir – akhir ini,Makam pahlawan Teuku Umar menjadi destinasi wisata sejarah yang paling mengharukan. Jauh dijadikan sebagai destinasi wisata, makam tersebut memang telah menjadi perhatian setiap orang. Menurut pendapat masing – masing orang, hal terbaik untuk mengenang jasa atas pahlawan nasional Teuku Umar adalah dengan mendoakannya. Maka dari itu makam pun tidak pernah sepi oleh para peziarah.

Pengorbanan Pahlawan Nasional Teuku Umar 

Dengan mengenang jasa serta pengorbanan dari Teuku Umar, gelar sebagai pahlawan nasional belum cukup untuk membalas jasa sang pahlawan. Masyarakat pun berinisiatif dan berperan aktif untuk mendoakan sang pahlawan.

Sumber Gambar: wikiwand.com

Dilihat dari sejarah perjuangan dari Teuku Umar, ada banyak pengorbanan yang sangat berbahaya dan mengancam nyawa. Mulai dari turut serta dalam perang Aceh, insiden kapal nicero, perlawanan terhadap Belanda dan lain – lain. Berikut ini adalah jasa pengorbanan dari Pahlawan nasional Teuku Umar.

Perang Aceh

Sosok dari Teuku Umar mulai diakui sejak perang Aceh. Pada tahun 1873, di Aceh terjadi peperangan antara warga pribumi dengan kolonial Belanda. Salah satu warga pribumi yang turut serta dalam perang adalah Teuku Umar. Ketika perang Aceh terjadi, Teuku Umar masih menginjak umur 19 tahun. Teuku Umar pun bukan hanya sekedar bergabung, namun secara tidak langsung menjadi pemimpin perang Aceh. Kemenangan pun jatuh ke tangan Aceh.

Sumber Gambar: liputan6.com

Setelah perang Aceh berakhir, Teuku Umar menikah dengan Nyak Sofiah. Sebagai tokoh masyarakat dan sebagai pencitraan, Teuku Umar menikah lagi dengan Nyak Malighai. Nyak Malighai adalah putri dari Panglima Sagi XXV Mukim. Kemudian Teuku Umar menikah dengan Cut Nyak Dhien. Cut Nyak Dhien adalah putri dari paman Teuku Umar, yang bernama Teuku Nanta Setia. Pada saat itu, Cut Nyak Dhien telah menjadi seorang janda. Suami dari Cut Nyak Dhien telah gugur dalam perang di Gie Tarun.

Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien pun berjuang bersama dalam perlawanan terhadap Belanda. Keduanya pun mendapat gelar pahlawan. Baik Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien adalah pahlawan nasional dari Aceh.

Taktik Mendapatkan Senjata Dari Belanda

Warga pribumi hanya mengandalkan senjata tradisional yang berupa bambu runcing serta pedang. Sedangkan Belanda telah menggunakan senjata yang lebih modern pada saat itu, seperti pistol dan berbagai macam senjata api.

Sumber Gambar: liputan6.com

Perbandingan antara yang sangat kontras pun membuat Teuku Umar berinisiatif untuk mendapatkan senjata Belanda. Sehingga pada 1883, Teuku Umar menyerahkan diri kepada Belanda dengan tujuan untuk berdamai. Gubernur Van Teijn pun dengan senang hati menerima Teuku Umar. Sehingga Teuku Umar bergabung dengan pasukan militer. Dengan berpura – pura berada di pihak Belanda, Teuku Umar berhasil mendapatkan 17 Panglima dan 120 prajurit. Bahkan seorang Panglima laut pun menjadi bawahannya.

Insiden Kapal Nicero Dan Taktik Pembalasan Teuku Umar 

Kapal Nicero merupakan salah satu kapal dari Belanda yang terjebak di Inggris. Tepat di daerah tersebut merupakan wilayah pimpinan Raja Teunom. Raja Inggris pun menyandra beberapa kapten dan awak kapal. Sebagai gantinya raja Teunom meminta tebusan senilai 10 ribu dolar kepada Belanda.

Kemudian, Belanda memerintahkan Teuku Umar untuk merebut Kapal Nicero dari tangan Inggris. Dalam perjalanan menuju ke Inggris, Teuku Umar menggunakan Kapal Bangkulen. Di dalam kapal tersebut 32 tentara Belanda serta beberapa Panglima.

Sumber Gambar: rahmataulia.com

Sayangnya di tengah perjalanan, para semua pasukan tentara Belanda dibunuh dan semua senjata dirampas. Sejak insiden tersebut Teuku Umar berpihak kepada Inggris dan kembali melakukan perlawanan terhadap Belanda. Serta memberi masukan supaya tidak mengurangi tuntutan.

Lalu Teuku Umar pun membagikan senjata hasil rampasan kepada rakyat Aceh. Rakyat Aceh dibawah kepemimpinan Teuku Umar pun melakukan serangan besar – besaran terhadap Belanda di beberapa wilayah di Aceh.

Sejak saat itu Teuku Umar menjadi musuh paling besar oleh Belanda. Bahkan Belanda pun menyelenggarakan suatu sayembara untuk menangkap Teuku Umar. Imbalan atas penangkapan Teuku Umar sangat besar yaitu 25 ribu dolar.

Seorang kapten dari Denmark, kapten Hansen menjadi salah satu orang yang berniat untuk menangkap Teuku Umar. Sayangnya taktik yang digunakan oleh kapten Hansen berhasil dibaca oleh Teuku Umar. Sehingga secara diam – diam, pasukan Teuku Umar mengapung kapten Hansen dan pasukannya.

Sumber Gambar: republika.co.id

Belanda pun semakin gencar dalam menangkap Teuku Umar. Hal tersebut membuat rakyat harus bekerja lebih keras. Sehingga Teuku Umar berniat untuk kembali dan menyerahkan diri kepada Belanda. Hal tersebut pun juga merupakan suatu taktik belaka. Dengan berpihak kepada Belanda dan bersikap baik, Teuku Umar pun memperoleh berbagai macam keuntungan. Terutama dalam hal gaji. Gaji yang diterima oleh Teuku Umar, dipergunakan untuk membiayai semua keperluan rakyat Aceh.

Pada tahun 1896, Teuku Umar berhenti bergabung dengan pasukan Belanda. Selama bergabung dengan Belanda, Teuku Umar pun berhasil merampas 800 buah senjata serta 25.000 peluru. Senjata tersebut akan dipergunakan untuk menyerang Belanda. Berbagai macam serangan pun kembali dilakukan. Sebagian besar serangan yang dipimpin oleh Teuku Umar berhasil dengan mulus.

Sayangnya pada 11 Februari 1899, rencana serangan di Meulaboh dari Teuku Umar bocor ke tangan Belanda. Belanda pun melakukan beberapa persiapan besar – besaran untuk mengepung Teuku Umar. Dengan persiapan Belanda yang lebih matang, membuat Teuku Umar tidak dapat berkutik. Pada serangan tersebut, Teuku Umar mengalami kekalahan yang paling besar. Akhirnya Teuku Umar pun gugur dalam pertempuran. Dalam kematian Teuku Umar, Aceh kehilangan pemimpin yang sangat berjasa.Jenazah dari Teuku Umar dimakamkan di Mesjid Kampung Mugo, Hulu Sungai Meulaboh.

Itulah perjuangan yang telah dilakukan oleh Teuku Umar yang dimulai dari Perang Aceh hingga penyerang di Meulaboh yang mengalami kegagalan. Dari riwayat hidup Teuku Umar yang penuh dengan pengorbanan, patut diberikan gelar sebagai pahlawan nasional. Pengorbanan Teuku Umar pun sangat besar dari memberikan senjata rampasan kepada seluruh rakyat Aceh yang digunakan untuk melawan Belanda. Hingga membiayai keperluan rakyat menggunakan gaji yang telah diterima sebagai pasukan militer Belanda.

Pengorbanan Teuku Umar masih membekas di benak rakyat Aceh hingga kini. Karena itulah rakyat Aceh tidak pernah melupakan untuk mendoakan Teuku Umar. Bahkan sosok dari Teuku Umar masih dihormati walaupun telah wafat.

close

Log In

Forgot password?

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.