Aceh memiliki berbagai jenis wisata yang sangat melimpah. Tidak hanya wisata alamnya saja, tapi wisata sejarahnya pun tidak kalah menarik untuk dikunjungi.
Tenang, tidak akan membosankan, kok, justru sambil belajar sejarah, anda juga bisa berfoto-foto bersama peninggalan para pahlawan kita, membagikannya ke sosmed dan menyertakan caption informasi terkait peninggalan sejarah tersebut. Lebih berfaedah, bukan? Jadi secara tidak langsung anda baru saja mengenal lebih dekat sejarah pahlawan negara kita dengan cara yang menyenangkan.
Salah satu wisata sejarah yang bisa anda kunjungi adalah Rumah Cut Meutia. Yup, Cut Meutia merupakan pahlawan dari Aceh yang terkenal bijaksana, tegas, bertanggung jawab serta begitu tangguh dalam melawan penjajahan Bangsa Belanda.
Nah, berikut wisato.id akan kupas tuntas, apa saja hal menarik yang bisa anda temukan jika berkunjung ke rumah Cut Meutia.
Akses lokasi
Rumah Cut Meutia terletak di Desa Masjid Pirak, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara. Jika berangkat dari Kota Lhokseumawe anda harus menempuh jarak setidaknya 31 kilometer atau dengan perjalanan sekitar 1 jam. Tapi apabila anda berangkaT dari Kota Lhoksukon jaraknya jauh lebih dekat lagi yaitu hanya 9 kilometer saja.
Ada beberapa jalan yang bisa digunakan untuk sampai ke Rumah Cut Meutia. Satu diantaranya yang paling sering dipakai oleh wisatawan adalah Jalan Medan – Banda Aceh. Setelah berada di jalan tersebut anda tinggal menuju Kecamatan MatangKuli yang letaknya sudah tidak jauh lagi hanya berjarak sekitar 3 kilomoter.
Kondisi jalananya terbilang cukup baik dan sudah diaspal, walaupun masih terdapat beberapa lubang yang belum sempat ditambal. Selama perjalanan anda juga tidak akan bosan, sebab akan dimanjakan oleh hamparan sawah hijau yang indah. Beberapa wisatawan terkadang berhenti sebentar untuk berfoto dengan background hamparan sawah hijau tersebut.
Pesona rumah Cut Meutia
Sebagai informasi sebelum diresmikan sebagai museum, Rumah Cut meuthia sempat dipakai oleh salah satu keturunan beliau. Hingga akhirnya keluarga Cut Meutia setuju untuk dijadikan museum saja. Hal ini lalu direalisasikan pada tahun 1982 dimana pemerintah saat itu mulai melakukan renovasi pada bangunan rumah Cut Meutia untuk dijadikan sebagai museum.
Tidak berbeda jauh seperti rumah adat Aceh pada umumnya, bangunan rumah Cut Meutia pun memiliki arsitektur yang indah. Konstruksi bangunannya begitu kokoh berbentuk seperti rumah panggung dengan 16 tiang yang menyangga kuat rumah tersebut. Menurut pemandu disana ketinggian bangunan ini diperkirakan mencapai 3 meter di atas permukaan tanah.
Khusus bagi masyakarat Aceh, Rumoh yang merupakan sebutan untuk rumah adat Aceh bukan hanya sekedar dipakai untuk tempat tinggal saja melainkan juga sebagai bentuk ekspresi keyakinan penghuninya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Keyakinan tersebut anda bisa melihatnya sendiri pada banyak bangunan rumah adat Aceh yang cenderung memanjang dari arah timur ke barat. Bagian depan bangunannya menghadap ke timur, sedangkan bagian yang dianggap sakral menghadap ke barat. Alasan pemilihan sakral menghadap ke barat ini merupakan upaya masyarakat Aceh untuk membangun sebuah garis imajiner dengan Ka’bah.
Nah, untuk memasuki rumah ini anda dapat menggunakan tangga yang terbuat dari kayu. Pada bagian depan pintu akan disambut dengan sebuah ukiran yang sangat indah. Atap rumah ini sama seperti rumah Cut Nyak Dhien terbuat dari daun rumbia sehingga menambah kesan klasik dan adem walau di luar sedang panas sekalipun. Anda bisa bebas mengagumi arsitektur rumah ini dengan mengelilingi komplek museum
Di dalam rumah Cut Meutia tersimpan koleksi lukisan beliau semasa hidupnya. foto-foto rumah Cut Meutia sebelum direnovasi, foto dari para pemimpin pasukan kolonial Belanda dan masih banyak lagi. Anda juga bisa menemukan dua buah alat musik tradisional khas Aceh bernama Rapai.
Ada juga beberapa benda tradisional menarik yang dapat ditemukan dua diantaranya adalah Kroeng dan Jeungki. Kroeng jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya adalah karung. Benda ini berjumlah tiga buah dan dulunya kerap pakai sebagai tempat untuk penyimpanan padi, loh.
Sementara alat untuk menumbuk padinya benama Jeungki.
Jika anda keluar dari rumah Cut Meutia, di komplek museum terdapat bangunan yang memiliki nilai sejarah tinggi namanya Monumen Cut Meutia.
Monumen tersebut dibuat khusus untuk mengenang dan menghormati jasa jasa yang telah dilakukan Cut Meutia atas kegigihannya dalam melawan Belanda pada zaman penjajahan dulu.
Jika anda terus berkeliling komplek museum, maka selanjutnya akan menemukan bangunan seperti balai yang memiliki luas sekitar 3 x 4 meter. Konon dulunya bangunan ini digunakan sebagai tempat untuk mengadakan rapat dalam menyusun startegi untuk mengusir Belanda dari Indonesia.
Fasilitas Rumah Cut Meutia
Mari beralih ke fasilitasnya. Fasilitas di rumah Cut Meutia terbilang cukup lengkap. Terdapat area parkir yang luas, toilet, juga Masjid Pirak yang bisa dipakai umat muslim untuk menunaikan ibadah shalat. Jangan khawatir anda akan kebingungan selama berwisata sejarah di rumah Cut Meutia, sebab di tempat ini pun juga disediakan pemandu yang siap mengantar pengunjung dan menceritakan kisah Cut Meutia serta menjawab pertanyaan kepo apapun dari anda terkait rumah ini.
Oh, ya, anda juga harus membawa bekal sendiri ketika berkunjung ke rumah Cut Meutia, pasalnya di sekitar komplek museum ini hanya ada sedikit warung dan kantin sederhana yang bisa ditemukan. Mereka juga hanya menjual makanan dan minuman ringan saja. Jadi supaya tidak kelaparan, sebelum berangkat bisa menyiapkan bekal terlebih dahulu, atau membelinya di perjalanan.
Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa anda bebas berfoto di sudut manapun di rumah atau komplek museum Cut Meutia. Banyak sekali spot yang bisa dibidik, seperti di area balai, halaman, monumen juga tempat dimana benda bersejarah jeungki dan kroeng berada. Jangan lupa untuk mempostingnya ke sosial media karena dengan demikian anda secara tidak langsung sudah ikut mempromosikan bukti peninggalan sejarah yang ada di Aceh ini.
Berbicara soal peninggalan sejarah, sayangnya benda-benda sejarah di rumah Cut Meutia tidak sebanyak dulu sebelum terjadi konflik di Aceh. Pasca konflik tersebut beberapa bukti sejarah lainnya dipindahkan ke Museum Negeri Aceh. Jika anda masih haus atau ketagihan untuk berwisata sejarah maka bisa juga mengunjungi museum tersebut.
Nah, itulah hal-hal menarik yang bisa anda temukan di rumah Cut Meutia. Sebagai warga negara yang baik sudah seharusnya kita mampu menghargai dan mengenal apa saja yang telah dilakukan para pahlawan kita yang telah berjuang mati-matian supaya Indonesia merdeka. Salah satunya adalah dengan berwisata sejarah ke rumah Cut Meutia ini. Jadi jika anda sedang berada di Aceh, jangan lupa untuk mengunjunginya, ya.