Dalam beberapa tahun terakhir pemerintah Provinsi Bangka Belitung mulai giat memperkenalkan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan menggantikan pertambangan. Karena memang hasil tambang timah yang menjadi komoditas utama Bangka Belitung kini persediaannya mulai menipis. Jadi jangan heran apabila saat ini banyak bermunculan destinasi wisata baru di Bangka Belitung. Pantai-pantai yang dulunya tak terurus kini mulai dibenahi dengan penambahan cottage-cottage untuk menarik kunjungan wisatawan. Hutan yang dulunya dianggap sebagai tempat yang tak menarik kini juga mulai dibenahi, salah satunya adalah hutan yang ada di Desa Namang. Besarnya potensi wisata yang ada membuat hutan di desa tersebut mulai dikembangkan dan kini disebut sebagai kawasan wisata Hutan Pelawan.
Tidak hanya berupa kumpulan pepohonan, kamu juga akan menemukan banyak hal yang menarik di Hutan Pelawan. Nah, sebelum berkunjung ke Hutan Pelawan gak ada salahnya kamu menyimak serangkai uraian yang berikut ini.
Lokasi Hutan Pelawan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya objek wisata yang satu ini berada di Desa Namang, tepatnya di Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung. Tak terlalu jauh dari Pangkal Pinang yang menjadi ibu kota provinsi Bangka Belitung, karena untuk menuju ke lokasi kamu hanya perlu menempuh jarak sejauh 30 km dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Rute menuju ke Hutan Pelawan pun sangat mudah, dari pertigaan Desa Namang ambil jalan ke arah barat atau menuju ke arah matahari tenggelam. Namun apabila datang dari Pangkal Pinang, tinggal lurus saja dari pertigaan tersebut. Setelah itu para pengunjung hanya perlu mengikuti petunjuk jalan. Sepanjang 3 km jelang sampai di lokasi Hutan Pelawan para pengunjung akan disambut oleh hamparan sawah hijau yang menyegarkan mata. Setelah sampai, para pengunjung pun akan langsung dihadapkan pada pemandangan hijau yang mempesona dan menyejukkan.
Daya Tarik Hutan Pelawan
Hutan Pelawan sendiri berstatus sebagai hutan dengan keanekaragaman hayati seluas 300 hektar dengan rincian 47 hektar dijadikan sebagai tamah wisata dan sisanya adalah hutan adat. Sesuai dengan namanya di hutan tersebut kamu akan menemukan banyak pohon pelawan, yakni pohon dengan batang yang tidak terlalu besar dan berwarna merah yang kabarnya hanya tumbuh di Bangka. Pohon ini pun memiliki banyak fungsi, seperti halnya sebagai bahan bangunan dan sebagai penghasil madu pahit. Karena ketika berbunga, kembang-kembangnya akan dihisap oleh lebah madu dan menjadi cikal bakal dari madu pahit khas Bangka.
Selain itu di Hutan Pelawan juga ada tumbuhan lainnya seperti pohon rempudung, nyantoh, dan juga jamur pelawan yang dibudidayakan oleh masyarakat setempar. Harga jamur pelawan sendiri sangat mahal, hingga mencapai angka 2,5 juta rupiah per kilogram karena memang hanya bisa dipanen satu tahun sekali. Banyak yang mengatakan bahwa rasa jamur pelawan sangat lezat seperti lemak sapi atau tetelan.
Di Hutan Pelawan juga terdapat keragaman fauna, namun yang terkenal adalah burung rajaudang. Selain itu juga terdapat tarsius bangkanus atau tarsius bangka, yang merupakan sejenis primata kecil seukuran telapak tangan manusia dan menjadi hewan langka di dunia.
Ciri Khas Hutan Pelawan
Untuk menarik minat para pengunjung, di Hutan Pelawan juga telah dibangun jogging track berupa jembatan yang terbuat dari kayu dan dicat dengan warna merah. Jembatan atau jogging track inilah yang kemudian menjadi ciri khas dari Hutan Pelawan. Karena memang jembatan ini terlihat sangat kontras dengan lingkungan di sekitar yang didominasi oleh warna hijau dan udara yang sejuk. Di beberapa titik jogging track para pengunjung bisa menemukan rumah panggung kecil yang menyerupai sebuah pondok.
Tiket Masuk Hutan Pelawan
Meskipun sudah dilengkapi dengan jogging track dan fasilitas lainnya, namun para pengunjung tidak akan dipungut biaya alias gratis untuk bisa menikmati hutan yang satu ini. Mereka hanya akan dikenakan biaya parkir kendaraan, yang di mana untuk sepeda motor akan dikenakan biaya parkir sebesar 2 ribu rupiah saja. Bukan hal yang aneh, karena memang saat ini masih banyak destinasi wisata yang belum dikomersilkan di Bangka Belitung. Tentu saja hal itu bisa meningkatkan daya tarik pengunjung untuk menjelajahi setiap keindahan alam di Bangka Belitung.