Gunung Ile Lewotolok terletak di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Sekilas gunung ini terlihat seperti Gunung Bromo yang ada di Jawa Timur karena adanya gunung aktif yang berada ditengah hamparan pasir yang sangat luas. Dengan ketinggian 1.450 mdpl, gunung ini merupakan titik tertinggi yang ada di Pulau Lembata.
Sebagai titik tertinggi di Pulau Lembata, anda seakan-akan bisa menyaksikan segala pemandangan yang ada dibawah. Jika berhasil mencapai puncak maka para pendaki akan disuguhkan pemandangan birunya Laut Flores dengan sangat jelas. Sebagai salah satu gunung yang masih berstatus aktif, gunung ini menunjukkan adanya aktivitas vulkanik seperti semburan asap dan beberapa titik dari belerang.
Sejarah Letusan Gunung Ile Lewotolok
Hingga saat ini status Gunung Ile Lewotolok masih berstatus aktif meskipun sudah beberapa kali meletus. Gunung ini tercatat mulai meletus pada tahun 1660, sampai saat ini gunung berapi ini mengalami beberapa perubahan status. Terakhir kalinya pada tanggal 7 Oktober 2017, status normal ditingkatkan menjadi waspada. Hal ini membuat masyarakat setempat selalu merasa khawatir dikarenakan gunung bisa meletus kapan saja dan tidak bisa diprediksi secara pasti.
Pada tahun 1852, gunung ini sempat meletus dan akibatnya terjadinya pembentukan kawah baru di sisi timur sampai dengan tenggara disertai dengan adanya komplek solfatara. Selain itu, sejarah juga mencatat perubahan status tercepat dari gunung berapi ini yang diakibatkan karena adanya krisis gempa yang dialami. Dalam waktu kurang dari satu bulan, status normal dari gunung ini berubah menjadi waspada dan dinaikkan lagi menjadi siaga.
Jalur Pendakian Gunung Ile Lewotolok Tergolong Mudah
Terdapat beberapa pilihan jalur untuk bisa sampai ke puncak Gunung Ile Lewotolok. Diantaranya yaitu jalur Waowala, Jalur Lewotowok, jalur Kolonta Ohe, dan jalur Jontona. Untuk pendaki yang masih tergolong pemula, sangat disarankan untuk menggunakan jalur Kolonta Ohe. Sebelum mulai mendaki, para pendaki diharapkan dapat menghormati adat dan istiadat setempat. Karena gunung ini dianggap sebagai salah satu tempat keramat.
Tak jarang para pendaki mengalami hal-hal mistis ketika sedang melakukan tracking menuju puncak gunung. Beberapa hal mistis tersebut tentu saja diakibatkan oleh kurang sopannya para pendaki yang enggan untuk menghormati adat dan istiadat setempat. Kebersihan dan kelestarian hutan yang ada di gunung sangat dijaga oleh warga setempat. Oleh karenanya warga setempat juga berharap agar para pendaki juga menjaga kebersihan dan tidak meninggalkan satu sampah pun saat melakukan perjalanan menuju puncak.
Waktu yang diperlukan untuk bisa sampai ke puncak sekitar 4 sampai dengan 5 jam. Hal ini tergantung dengan kemampuan dari para pendakinya. Jika jarang melakukan istirahat maka waktu yang ditempuh akan lebih cepat. Berbeda dengan pendaki pemula yang mungkin membutuhkan waktu lebih lama agar bisa sampai ke puncak gunung.
Untuk jalur pendakian, beberapa titik masih dinilai cukup landai sehingga bisa memudahkan para pendaki untuk melakukan perjalanan menuju puncak. Namun ada juga beberapa titik dengan medan kemiringan sekitar 30 sampai dengan 40 derajat sehingga membuat para pendaki lebih ekstra berusaha. Jika anda ditemani oleh pemandu, maka anda tidak perlu khawatir karena para pemandu akan membantu anda jika anda merasa kesulitan dalam jalur pendakian.
Biasanya para pendaki memulai kegiatannya pada dini hari agar bisa menikmati momen matahari terbit. Meskipun dilakukan pada dini hari, jalur yang tersedia tidak pernah sepi. Karena keindahannya, Gunung Ile Lewotolok ini sempat menjadi salah satu tempat utama diadakannya festival 3 gunung lembata. Bahkan karena landainya, puncak dari gunung ini bisa dijadikan untuk bersepak bola.
