Diantara semua suku yang ada di Papua, mungkin suku Dani menjadi yang paling dikenal oleh semua wisatawan. Suku yang mendiami Lembah Baliem ini memang mengesankan untuk dikunjungi. Ada banyak pelajaran yang bisa petik dari mereka. Apalagi, kalau kamu berkunjung ke pemukiman Suku Dani yang berada di Bukit Ersberd dan Garsberg. Konon kedua bukit ini menyimpan kandungan emas, perak dan tembaga lho.
Menariknya lagi, suku ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Dimana, mereka terkenal dengan mata pencahariannya sebagai seorang petani. Bercocok tanam adalah cara mereka bertahan hidup dengan pakaian khas mereka bernama koteka. Suku Dani pula sudah mampu membuat alat perkakas modern yang berbahan dari tulang Binatang.
Mengenal Lebih Dalam Suku Dani
Kalau dilihat dari sejarahnya, suku ini ditemukan pada 1909 – 1910 dalam penjelajahan ekspedisi Lorenzt. Nama penjelajah berkebangsaan Belanda, Secara umum, suku Dani mengenal bahasa papua tengah. Untuk kepercayaannya sendiri sudah cukup banyak mulai dari Islam sampai Katolik.
Tetapi, dasarnya adalah persembahan kepada arwah nenek moyang yang sering ditunjukkan dengan upacara adat yaitu pesta babi. Untuk pernikahannya sendiri Suku Dani mengenal istilah Poligami. Dimana, mereka akan tinggal satu rumah dengan banyak anak. Sampai saat ini mata pencaharian dari suku Dani sendiri masih bercocok tanam
Mengenal Honai
Saat kamu mengunjungi perkampungan ini. Kamu pasti akan melihat sebuah rumah yang unik dan lucu. Nah, inilah rumah Honai yang menjadi rumah adat suku Dani. Ciri khas utamanya adalah bentuknya yang bulat. Dimana, menggunakan material kayu yang ada di pedalaman Papua.
Ternyata, bentuknya yang bulat kecil bukan sembarang bentuk lho. Suku Dani sendiri menghuni Lembah Baliem yang masih bagian dari Taman Nasional Lorentz. Terkadang diwaktu tertentu udara dingin yang bisa mencapai minus akan terasa. Oleh karena itu, dengan bentuknya yang sedemikian rupa. Mampu menghalau udara dingin yang menyerang.
Untuk atap dari Honai sendiri adalah ilalang kering atau juga jerami. Di dalamnya kamu tidak akan melihat barang perabotan apa pun kecuali alas tidur dan perapian yang diletakkan di tengah-tengahnya. Pembangunan rumah Honai sendiri memang dikhususkan untuk ruang tidur. Sementara, untuk makan dan lain sebagainya berada di rumah yang berbeda.
Kehidupan Suku Dani
Setelah mengenal sedikit sejarah dan rumahnya. Mari kita masuk lebih ke dalam lagi. Dimana, Honai ini hanya diperuntukan bagi mereka kaum lelaki saja. Untuk kaum perempuan ada sendiri yang disebut dengan Ebe’ai. Setiap satu rumahnya akan dihuni kurang lebih 1 sampai 10 orang.
Bila mereka punya peternakan babi. Maka, peternakan tersebut dinamakan Warnai. Nah, ditengah-tengah antara Honai dan Ebe’ai ini terdapat sebuah bangunan yang digunakan sebagai tempat mumi suku Dani yang konon usianya mencapai ratusan tahun lho.
Tidak hanya cukup sampai disitu saja. Ada peraturan yang harus ditaati disini. Dimana, seorang perempuan dilarang keras memasuki Honai. Selai itu, untuk pembangunan Honainya sendiri tidak boleh asal dan sembarangan. Dimana, penempatan pintu rumah harus bertemu dengan sinar matahari tenggelam dan terbit. Untuk tingginya sendiri mencapai 2 meter dengan diamter 4 meter.
Adat Istiadat Suku Dani
Suku di Pedalaman Papua ini memang masih menjunjung tinggi yang namanya adat dan istiadat yang ada. Dimana, salah satunya adalah Kaneka Hagasir yang digunakan untuk mensejahterakan masyarakat sekitar dengan melakukan tradisi perang.
Ada juga tradisi potong jari. Dimana, setiap anggota keluarga dari Suku dani meninggal mereka akan melakukan hal tersebut. bagi mereka keluarga layaknya sebuah jari. Dimana, bila ada yang meninggal, maka satu jari juga harus dipotong sebagaimana kesedihan yang mereka rasakan. Biasanya, hal ini dilakukan beriringan dengan upacara kematian anggota keluarga. Tidak heran bila kamu mengunjungi tempat ini. Banyak lelaki atau wanita tua jarinya tampak terpotong.
Kesimpulan
Suku Dani menjadi salah satu suku yang menarik untuk kamu kunjungi selama menjelajah Papua. Apalagi, kalau kamu menghadiri acara festival Lembah Baliem. Sudah pasti kamu akan melewati perkampungan suku ini. Tidak ada salahnya mengenal lebih dalam dan hidup berdampingan selama beberapa hari. Jadi, sudah siap menjadi warga suku Dani?