Palu adalah ibu kota dari Sulawesi Tengah. Kota ini berada tepat di bawah garis khatulistiwa. Banyak sekali obyek wisata menarik yang bisa anda kunjungi di Kota Palu. Salah satu di antaranya Pantai Talise. Pantai ini berlokasi tidak jauh dari pusat Kota Palu tepatnya di sepanjang Jalan Rajamoli sampai dengan Jalan Cut Mutia.
Nama Talise diambil dari Bahasa Kaili, dimana arti dari kata Talise adalah Ketapang. Menurut warga setempat, dulu kala banyak sekali pohon ketapang yang tumbuh di pantai ini. Itulah kenapa pada akhirnya pantai ini pun dikenal dengan Pantai Talise
Sebagai informasi tambahan pantai ini termasuk tempat yang mendapatkan dampak paling parah dari kejadian tsunami pada 2018 lalu. Lantas bagaimana keadaan Pantai Talise pasca fenomena alam maha dahsyat tersebut? Bagaimana pula dengan eksistensinya? Apakah masih tetap ada wisatawan yang mengunjungi? Temukan jawabannya di bawah ini
Pantai Talise Pasca Bencana Alam
Tak sedikit yang tewas, tak sedikit pula yang rusak dan tentu saja membawa rasa pedih tersendiri. Pantai Talise salah satunya, yang menjadi korban amukan bencana alam tersebut.
Sebelum kejadian itu, pantai ini begitu cantik, kaya akan fasilitas, dan kebahagiaan orang-orang yang menghabiskan waktu mereka bersama orang terdekat. Di sepanjang pantai pun sangat ramai ada taman ria, kafe, restoran, hotel juga pusat perbelanjaan. Tidak heran Pantai Talise begitu digandrungi saat itu. Namun pasca dilanda amukan gelombang air laut yang dahsyat bersama gempa 7,4 sr semuanya disapu bersih, yang tersisa sekarang hanyalah puing-puing bangunan. Sungguh, ironis bukan?
Banyak sekali yang tergores di pantai ini seperti anjungan yang dulunya tampak megah sekarang terlihat retak-retak. Patung kuda yang biasa dijadikan spot berfoto sekarang juga terlihat bocel, sehingga tampak kurang gagah. Pantai ini pun seolah sendirian. Tidak adalagi pepohonan yang ditanam di sepanjang pantai. Nyaris semuanya gundul.
Tak jauh dari pantai berdiri sebuah masjid. Namanya Masjid Arqam Bab Al Rahmad. tersohor dengan sebutan Masjid Apung Palu. Dulunya ada sebuah jembatan yang bisa menghubungkan wisatawan untuk mengunjungi masjid itu, dan merasakan sensasi beribadah berbeda di sana. Namun sekarang seluruhnya runtuh, tenggelam ke dalam laut. Kendati demikian anda masih tetap dapat melihat bagian utama dari bangunan masjid, walau sebagiannya pun tenggelam di dalam air.
Pasca bencana alam Masjid Apung Palu tetap menyedot perhatian banyak orang. Beberapa wisatawan yang datang memanfaatkannya untuk dijadikan sebagai background berfoto. Hasil jepretan pun nampak dramatis dan elok karena beratapkan pula dengan langit biru bersih yang ikut menemani.
Jika menilik lebih jauh 500 meter dari masjid, berdiri tonggak beton. Nah, dulunya adalah pancang untuk jembatan kuning. Sebuah jembatan yang menjadi ikon khas Kota Palu. Jembatan tersebut pun ikut roboh, karena tak kuat menahan betapa emosionalnya amukan gempa saat itu.
Masih Tetap di Kunjungi Wisatawan
Walaupun tidak seperti dulu lagi, kecantikan pantai ini nampaknya tetap menggoda wisatawan. Mereka rindu bertemu Pantai Talise. Beberapa yang sering ke tempat ini dulu, bahkan ingin mengukir kenangan kembali di Pantai Talise dan tidak mau meninggalkannya begitu saja. Pada saat akhir pecan pantai ini pun kerap kembali dikunjungi banyak wisatawan.
Menurut wisatawan yang datang Pantai Talise tetaplah indah dan menawan. Hanya sedikit terluka, dan tetap panoramanya membawa kebahagiaan tersendiri bagi yang bertemu dengannya. Walau memang beberapa bangunan ditepi pantai banyak yang menghilang akibat sapuan dari tsunami.
Selan itu perbukitan di sekitar Pantai Talise tetap mempesona sehingga memiliki nilai keindahan yang khas, tidak berbeda jauh seperti dulu. Ombaknya pun sekarang tergolong lebih tenang, sehingga lebih aman apabila ingin bermain air.
Hanya dengan memandangi langit biru serta suasana pantai dengan duduk di atas mobil atau motor, sudah menjanjikan keindahan dan kebahagiaan hati yang istimewa.
Saat langit sudah beratapkan senja, wisatawan yang datang dapat menikmati keindahan sang surya yang kembali ke peraduannya. Fenomena tersebut terlihat menakjubkan, dimana sang matahari seolah menghilang dari balik Gunung Galawise yang lokasinya tidak terlalu jauh dari pantai ini.
Pada malam hari, wisatawan yang datang pun akan dimanjakan dengan keindahan lampu-lampu hias yang dipasangkan pada perahu nelayan.
Di sekitar pantai sudah mulai banyak kembali pedagang yang menjual aneka makanan yang bisa dicicipi sambil menghabiskan waktu sembari menikmati panorama pantai bersama sahabat, pasangan atau pun keluarga. Nikmatilah pisang gepe, jagung bakar, serabba atau makanan khas lainnya dari Suku Kaili. Rasanya sangat nikmat
Akses Lokasi
Cara menuju obyek wisata ini pun terbilang cukup mudah, anda bisa datang baik dengan menggunakan kendaraan roda dua atau pun empat. Dari Bandara Mutiara anda hanya tinggal berkendara sekitar 4 km menuju pantai ini. Asyiknya, nih, wisatawan yang ingin masuk ke pantai ini juga tidak perlu membayar sepeserpun biasa karena benar-benar gratis tanpa dikenai harga tiket masuk.
Demikianlah ulasan mengenai Pantai Talise. Jangan ragu, jangan takut. Datanglah ke Pantai Talise, jenguk dia, temanilah untuk mengusir rasa sedihnya. Pantai Talise tetap menawan, dan bisa membuat anda memperoleh liburan yang berkesan. Jadi apabila sedang berada di Palu, tidak ada salahnya untuk menghabiskan waktu di pantai ini.
Akhir kata, semoga bermanfaat bagi anda dan sampai bertemu kembali pada pembahasan wisata yang lebih menarik berikutnya.
Salam.