Sebagai negara beriklim tropis seperti Indonesia, rasanya cukup mustahil untuk menemukan sebuah padang pasir layaknya negara Timur Tengah atau pun Afrika. Mayoritas wilayah di Indonesia justru bertanah subur, bahkan di Pulau Kalimantan terdapat beribu-ribu hutan hujan tropis yang sangat lebat, lengkap dengan keanekaragaman flora dan fauna. Setidaknya itu adalah anggapan sebagian besar masyarakat Indonesia, padahal Indonesia juga memiliki beberapa padang pasir. Walau pun tidak seluas di negara Timur Tengah atau pun Afrika, namun beberapa padang pasir yang ada di Indonesia tetap terlihat menawan dan unik.
Salah satu dari beberapa padang pasir yang ada di Indonesia terdapat di Pantai Oetune, Nusa Tenggara Timur. Perpaduan antara birunya lautan dan gundukan padang pasir akan menciptakan sebuah panorama yang sangat mengesankan dan sayang untuk dilewatkan.
Lokasi Pantai Oetune
Pantai Oetune berlokasi di Oebelo, Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jaraknya sekitar 115 km dari ibu kota Nusa Tenggara Timur, Kupang, atau dengan waktu tempuh sekitar 2,5 hingga 3 jam perjalanan darat. Sulitnya angkutan umum di Timor Tengah Selatan membuat para pengunjung disarankan menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju ke Pantai Oetune.
Dari Kota Kupang, para wisatawan bisa melalui jalur lintas selatan yang telah diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1990 silam, dengan kondisi jalan yang bervariatif, mulai dari tanjakan dan turunan tajam, jalanan yang berkelok-kelok, hingga melewati lembah-lembah yang menawan. Setelah berkendara kurang lebih 2,5 jam, kamu akan tiba di sebuah persimpangan, yang mana apabila ambil jalur lurus akan menuju ke Pantai Kolbano, dan pilih belok kanan untuk menuju ke Pantai Oetune.
Pesona Pantai Oetune
Sesampainya di Pantai Oetune, kamu akan langsung dihipnotis dengan pemandangan yang disuguhkannya, yaitu berupa hamparan laut berwarna biru bersih dan pasir pantai yang putih lembut. Pantai Oetune memiliki keunikan tersendiri, yaitu keberadaan ombak pecah yang datang 3 hingga 4 kali dalam satu menit. Di sepanjang garis pantai, kamu akan menemukan deretan pohon kasuari yang berdiri kokoh dengan jarak sekitar 6 hingga 8 meter. Menurut penuturan warga sekitar, usia pohon kasuari di Pantai Oetune sudah mencapai puluhan tahun.
Padang Pasir Pantai Oetune
Tidak jauh dari Pantai Oetune, wisatawan bisa menemukan sebuah hamparan pasir putih dengan area yang cukup luas, sehingga menyerupai sebuah padang pasir yang ada di Timur Tengah dan Afrika. Layaknya pada pasir pada umumnya, cuaca di padang pasir Pantai Oetune juga akan terasa sangat terik dan membakar kulit. Oleh sebab itu, disarankan untuk membawa topi, kaca mata hitam, dan sunblock ketika berkunjung ke padang pasir Pantai Oetune.
Menikmati Buah Lontar
Di sekitar Pantai Oetune juga terdapat beberapa pohon lontar yang tumbuh subur. Anak-anak di sekitar pantai biasanya akan menjajakan buah lontar kepada para pengunjung Pantai Oetune, dengan harga yang sangat murah di kantong, sekitar 3000 hingga 5000 rupiah per buah. Dengan harga tersebut, kamu sudah bisa menikmati kesegaran air dan daging buah lontar, sembari menikmati keeksotisan Pantai Oetune.
Bermain Sandboarding
Kontur padang pasir di Pantai Oetune yang berbukit-bukit juga bisa dimanfaatkan para pengunjung untuk bermain sandboarding, olahraga papan seluncur dengan menggunakan media pasir. Dijamin akan menjadi aktivitas yang menarik, bermain sandboarding sambil menikmati hembusan angin laut yang sepoi-sepoi. Hanya saja di sana masih belum ditemukan tempat penyewaan sandboarding, sehingga para pengunjung harus mempersiapkannya dari rumah untuk bisa bermain seluncur pasir di Pantai Oetune.
Harga Tiket Masuk
Untuk bisa menikmati keindahan Pantai Oetune, para pengunjung hanya akan dikenakan biaya tiket masuk sebesar 3 ribu rupiah dan seribu rupiah untuk parkir kendaraan roda dua. Bagaimana, murah bukan? Tapi pemandangan yang disuguhkannya dijamin tidak murahan.
Fasilitas di Pantai Oetune
Fasilitas di sekitar Pantai Oetune sudah cukup lengkap. Sudah terdapat beberapa fasilitas penunjang seperti jajaran lopo (rumah khas warga Timor), yang bisa digunakan wisatawan untuk duduk bersantai melepas lelah. Ada juga toilet, kamar bilas, dan beberapa kios kecil yang menjual aneka minuman dan makanan ringan dengan harga terjangkau.