Nama Gunung Pandan mungkin masih asing di telinga para pendaki. Tetapi, bagi masyarakat Bojonegoro kawasan ini begitu dikenal terutama untuk para pemula yang ingin merasakan sensasi naik ke atas puncak seperti apa.
Jika dilihat dari daerah administratifnya, Gunung dengan ketinggian 897 Mdpl ini terletak di tiga kabupaten yaitu, Madiun, Nganjuk dan Bojonegoro. Di Jajaran pegunungan Kendeng, Pandan merupakan titik tertinggi.
Statusnya sendiri masih aktif hanya saja, sudah lama tidak erupsi atau bisa dikatakan istriahat panjang. Masyarakat sekitar sangat percaya bila kawasan ini masih tinggi nilai spiritualnya. Dimana, muncul sebuah cerita rakyat dimana hidup di sini namanya Eyang Derpo.
Seorang ahli pengobatan alternatif yang sangat terkenal waktu itu. Saat ini beliau sudah wafat dan makamnya ada di salah satu bagian Gunung Pandan. Beberapa orang sering mengunjungi petilasannya sebagai upaya mencari penyembuhan dari berbagai macam pernyakit.
Sebelum mendaki puncaknya harap diperhatikan, karena kawasan ini masih sangat alami. Jadi, keberadaan hewan buas seperti macan tutul bisa bisa dilihat. Bahkan, beberapa warga pernah lihatnya secara langsung.
Pendakian Menuju Puncak Pandan
Pos Pendakian menuju ke Puncak Anda harus sampai dulu di Dusun Tugurejo, Desa Klino, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro. Cara pertama menuju kesana, Anda bisa melalui terminal Betek terlebih dulu.
Bisa naik ojek atau carter mobil untuk pergi ke basecamp. Jika menggunakan kendaraan pribadi manfaatkan saja Maps dimana Anda akan diarahkan langsung ke titik lokasinya. Tidak jauh dari Dusun tersebut Anda bisa menemui Pasar Klino.
Semua kebutuhan pendakian mulai dari logistiknya bisa dibeli disana. Menariknya, mendaki dari Tugurejo memang sangat menyenangkan karena, penduduknya ramah. Jadi, tidak ada salahnya untuk menyapa.
Beberapa dari mereka biasanya bersedia mengantarkan Anda sampai ke pintu gerbang pendakian. Tetapi, beberapa lagi ada yang menyarankan untuk naik ojek saja untuk menambah penghasilan masyarakat sekitar, harganya Rp20 ribu.
Jika naik kendaraan pribadi bisa dititipkan di rumah warga saja. Jangan heran bila diwaktu tertentu, Anda akan mendaki bersama dengan para peziarah. Biasanya ramai untuk mendatangi petilasan Eyang Darno sekitar bulan ruwah. Atau beberapa hari sebelum bulan Ramadhan.
Menuju Puncak Gunung Pandan
Jangan dilihat hanya dari ketinggiannya saja. Walaupun, dibawah 1000 mdpl. Namun, menuju ke puncak cukup sulit. Setiap pendaki harus melewati sebuah trek dengan kemiringan mencapai 90 derajat.
Total perjalanan yang dibutuhkan adalah 2 jam sampai 3 jam. Tergantung dari kecepatan dalam melangkah. Menariknya, melewati trek seperti ini para warga yang hendak berziarah hanya perlu waktu 1 jam 30 menit paling lama.
Persiapkan air minum dan keperluan logistik lainnya. Puncak Gunung Pandan berupa tanah lapang yang cukup luas. Jangan heran bila disana Anda akan melihat berbagai sesaji, karena banyak peziarah yang membawanya dari bawah.
Pemandangan ini langsung tersaji disana. Jika ingin mendirikan tenda, sebaiknya izin terlebih dulu dengan juru kunci. Apakah boleh menginap atau tidak. Jika boleh ikuti semua peraturan yang ada agar tetap selamat disana.
Serta jangan lupa bawa sampah Anda kembali ke bawah. Pemandangan pagi dan sore disini memang begitu menggoda. Banyak pendaki yang ingin datang dan kembali lagi kesini. Hamparan Hijau pegunungan Kendeng memang tampak mempesona.
Tidak ada yang bisa mengalahkannya. Untuk mendaki Gunung Pandan disarankan jangan bersamaan dengan waktu ziarah karena Anda tidak akan bisa menikmati panorama puncaknya. Di atas ada banyak orang dengan berbagai kepentingan Jadi, lebih baik cari hari yang sepi saja setidaknya, selasa atau rabu.