Surganya papua tidak hanya berhenti sampai di Raja Ampat saja. Melainkan, masih ada pesona yang sayang untuk kamu lewatkan. Apalagi, kalau kamu mengunjungi festival Lembah Baliem. Kawasan tersebut adalah Taman Nasional Lorenzt yang menyajikan surga tidak hanya untuk manusia, melainkan untuk flora dan faunanya juga.
Tidak heran bila Unesco menetap kawasan ini sebagai Situs warisan dunia yang luasnya mencapai 2,4 juta hektar. Dan, menjadi taman nasional terbesar di Asia Tenggara. Nama dari kawasan ini diambil dari seorang penjelajah asal Belanda yang bernama Hendrikus Albertuz Lorentz.
Mengenal Taman Nasional Lorenzt
Ada hal yang menarik yang bisa kamu nikmati disini. Dimana, kamu bisa menikmati Gletser yang hanya ada tiga di dunia. Dimana, gunung ini mempunyai gunung yang bernama Puncak Jaya Wijaya yang menjadi gunung tertinggi di Indonesia. Di kawasan ini kamu bisa melihat satu-satunya salju yang ada di Indonesia lho.
Disini, kamu bisa melihat 34 tipe vegetasi seperti hutan rawa, hutan tepi sungai, hutan gambut, hutan sagu, hutan kerangas, lumut kerak, hutan pegunungan, dan padang rumput yang mengesankan. Tidak hanya sampai disitu saja, kamu juga bisa melihat beberapa adat istiadat dari suku-suku asli papua yang menghuni pedalaman hutan. Terutama di lembah Baliem.
Habitat Satwa Langka
Satu hal yang paling diminati di taman nasional ini adalah kehadiran satwa-satwa langka yang jumlah cukup banyak. Ada 630 spesies burung yang menjadikan kawasan ini sebagai rumah para burung. Ada juga 123 mamalia.
Keunikan lain dari satwa yang tinggal disini adalah hadirnya hewan kangguru yang menjadi hewan endemik Australia. Perlu kamu tahu bahwa di Papua sendiri juga mempunyai hewan Kanguru endemik lho. Namanya adalah Kanguru hias pohon dengan warna coklatnya dan konon menjadi maskot PON 2020.
Sayangnya, untuk bisa memelihara kanguru ini kamu harus mempunyai surat izin dari kementrian terkait lho. Karena, hewan ini menjadi satwa yang langka dan hampir punah. Satwa endemik lainnya yang bisa kamu lihat saat berada di Taman Nasional ini adalah Burung Cendrawasih dan puyuh salju.
Ciri khas lain dari kawasan ini adalah hadirnya dua jenis kasuari, 30 jenis kakaktua, 31 jenis merpati, empat megapoda, 29 jenis burung madu. Sehingga, tidak heran bila tempat ini menjadi kawasan taman nasional dengan satwa burung terbanyak di Asia.
Suku Pedalaman
Setelah puas melihat betapa banyaknya flora dan fauna. saatnya kamu melihat banyaknya suku-suku yang menghuni kawasan Taman nasional ini. Pertama yang merupakan suku asli adalah Suku Dani. menghuni perkampungan dengan rumah Honai sebagai ikon menarik dan ciri khas yang tidak tergantikan.
Selain suku Dani ternyata masih ada lagi yang bisa kamu temui yaitu Suku Nduga, Amungme, Sempan, Asmat. Nah, diantara semua suku yang ada pasti kamu tertarik dengan Suku Asmat yang terkenal dengan ketrampilan memahat kayu. Mereka begitu menghormati alam sebagai sebuah warisan nenek moyang yang harus dijaga dengan baik.
Cara Menuju ke Taman Nasional
Nah, cara menuju ke Taman Nasional ini memang tidak sulit. Ada banyak pilihan transportasi yang bisa kamu manfaatkan. Bisa dari timika, kemudian naik kapal dari pelabuhan Sawa Erna. Selanjutnya, bisa juga ditempuh dari Wamena menggunakan mobil menuju ke Danau Haberna, kemudian jalan kaki menuju ke Puncak Trikora.
Kesimpulan
Taman Nasional Lorenzt menjadi sebuah kawasan taman nasional yang menarik untuk dikunjungi. Dimana, banyak hal yang bisa kamu pelajari mulai dari satwa, flora, suku, kebudayaan dan masih banyak lagi. Tetapi, satu hal yang menurut saya paling menarik adalah hadirnya salju di pegunungan Jaya Wijaya yang mempunyai ketinggian 4884 Mdpl. Hanya saja, menuju ke sana diperlukan nyali dan modal yang cukup besar lho. Tidak sembarang orang yang bisa naik dan menikmati puncaknya yang dijuluki puncak cartenz.
Tidak ada salahnya kamu naik puncak ini sebelum kamu naik gunung everest yang menjadi Gunung tertinggi di Dunia. Jadi, kapan kamu mau mengagendakan kunjungan ke Taman nasional ini. Melihat pesonanya yang benar-benar menggambarkan bagaimana Indonesia dengan keberagamannya
