Cagar Budaya Batikam, Bukti Sejarah Paling Historial Bagi Masyarakat Minangkabau

Jika kita membahas Minangkabau memang tidak ada habisnya. Sejarah yang ada didalamnya penuh dengan nuansa mitologi dan cerita cerita metafisik. Namun, justru hal tersebutlah yang membuat banyak orang tertarik berkunjung ke Minangkabau karena dianggap sebagai wilayah yang unik.

Salah satu jejak mitologi Minangkabau yang bisa anda nikmati sampai sekarang terdapat di Cagar Budaya Batu Batikam. Lokasinya berada di Jorong Dusun Tuo, Nagari Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar.

Apabila diterjemahan ke dalam bahasa indonesia Batu Batikam artinya adalah batu yang tertusuk. Hmm … mari kita cermati secara logika, Batu tertusuk? Bukankah batu itu sangat keras? Bagaimana mungkin dapat ditusuk dan membentuk sebuah lubang yang bisa tembus? Walaupun memang sulit diterima oleh akal sehat memang itulah sejarah yang diyakini oleh masyarakat disana.

Ah, daripada penasaran yuk, langsung saja kita kupas fakta menarik juga potret dari Cagar Budaya Batu Batikam.

Fakta Batu Batikam

Sumber Gambar: Instagram  @nolymasnalizar

Batu Batikam adalah batu yang terbuat dari andesit keras dengan lubang pipih yang menembus bagian atasnya. Lubang tersebut dapat disentuh dan dilihat langsung oleh para pengujung Batu ini memiliki tinggi 55 cm, dengan tebal 20 cm dan lebar 45 cm.

Situs ini berada di lahan seluas 1800 meter persegi. Sekeliling situsnya dipagar, dirawat, serta ditanami oleh tanaman perdu sebagai hiasan. Susunan batu disekelilingnya mirip sandaran tempat duduk dengan bentuknya yang persegi panjang melingkar. Bentuk tersebut tidak mengherankan sebab dulunya sering dipakai sebagai tempat musyawarah oleh para kepala suku atau dikenal dengan sebutan medan nan bapaneh.

Sumber Gambar: Instagram @amel_smiley

Batu Batikam inilah juga yang menjadi salah satu bukti keberadaan kerajaan Minangkabau pada zaman Neolitikum, sekaligus lambang akan pentingnya perdamaian serta musyawarah mufakat dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.

Hal lainnya yang menambah keunikan Batu Batikam yaitu adanya sebuah pohon beringin yang sangat besar. Pohon beringin tersebut nampaknya sudah berumur ratusan tahun dan membuat suasana menjadi sangat berbeda dibanding di situs lainnya. Aura mistis saat berdiri di area tersebutlah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.

Sumber Gambar: Instagram @keyprayud

Sejarah Batu Batikam

Mari kita ulas sejarahnya …

Datuak Katumanggungan dan Datuak Parpatiah Nan Sabatang merupakan dua orang yang berlainan bapak namun dari rahim ibu yang sama. Datuk Parpatiah Nan Sebatang merupakan sesorang sosok yang dilahirkan dari bapak yang memiliki darah aristokrat atau cerdik pandai, sementara Datuak Katumanggungan dari seorang bapak yang otokrat atau raja berpunya.

Perbedaan tersebut menjadikan keduanya memiliki karakter, prinsip dan tujuan yang berbeda. Datuk Parpatiah menginginkan masyarakatnya di atur dalam tatanan semangat demokratis. Artinya semua orang memiliki kedudukan yang sama, atau bahasa populernya dalam sejarah ini adalah “Duduk sama rendah berdiri sama tinggi”.

Sumber Gambar: kompasiana.com

Sedangkan Datuk Katumanggungan bertentangan dengan hal tersebut dia lebih menginginkan rakyat bisa diatur dalam tatanan yang hierarki atau “Berjenjang sama naik, bertangga sama turun”. Dari perbedaan itulah, kontra di antara keduanya semakin memanas dan terjadilah pertengkaran hebat.

Nah, untuk meredam pertikaian tersebut supaya tidak saling melukai, Datuk Parpatiah dan Datuk Karumanggungan lalu menikam sebuah batu dengan keris sebagai pelampiasan emosinya. Tidak heran batu tersebut akhirnya memiliki sebuah lubang yang menembus dari arah sisi belakang maupun sisi depan.

Sumber Gambar: Instagram @farsijanaar

Cukup menyeramkan, ya? Kendati demikian Cagar Budaya Batu Batikam ini tetap menjadi wisata yang banyak diminati, loh. Tidak hanya karena keunikannya saja, namun Batu Batikam juga mengandung berbagai unsur yang baik untuk manfaat edukasi seperti hikmah tentang toleransi, menghargai perbedaan dan tentang pentingnya perdamaian. Jadi, jangan heran jika tanpa sengaja saat anda berada disini banyak guru yang membawa siswa-siswinya belajar mengenal sejarah secara langsung di Cagar Budaya Batu Batikam.

Ssst … sampai saat ini perbedaan antara Datuk Parpatiah Nan Sabatang dan Datuk Katuk Manggungan masih terlihat dari adanya dua keselaran di Minangkabau yaitu Keselarasan Koto Pilang yang lebih mencerminkan sistem kekuasaan ala Datuk Katumanggungan, dan Keselarasan Bodi Chaniago yang lebih mencerminkan sistem pemerintahan ala Datuk Parpatih Nan Sabatang.

Akses Lokasi

Untuk menuju obyek wisata ini memakan waktu sekitar 10 menit perjalanan dari Kota Batusangkar. Jika mengambil rute dari Kota Padang maka berjarak sekitar 100 KM dengan estimasi waktu tempuh 2 sampai 3 jam perjalanan baik menggunakan bus atau kendaraan pribadi.

Sumber Gambar: kebudayaan.kemdikbud.go.id

Lokasi obyek wisata ini berada di pinggir jalan raya, sehingga sangat mudah untuk temukan. Oh, ya, sebagai tambahan informasi cagar budaya ini berada dalam pengawasan Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sumbar, Riau juga Jambi yang kantornya berada di Pagaruyung.

Demikianlah fakta dan potret menarik Cagar Budaya Batu Batikam. Bagi anda penikmat wisata sejarah, jangan sampai tidak menjajal tempat wisata ini, ya.
Salam.

close

Log In

Forgot password?

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.