Lampung memang menyimpan berbagai macam pesona yang tidak pernah ada habisnya. Mulai dari sudut hingga ke sudut lagi. Bahkan banyak wisatawan yang sudah jatuh cinta dengan lokasi ini. Salah satunya adalah Tugu Kopiah Emas. Menjadi tempat rekreasi yang sering dikunjungi oleh wisatawan.
Banyak yang mengatakan bahwa, belum ke Lampung bila belum selfie ke Tugu Kopiah Emas. Apalagi, bagi wisatawan yang melintas di jalur sumatera. Menjadi ikon wisata Lampung yang tak tergantikan. Berada di Taman Budaya Lampung yang seakan tidak pernah sepi oleh pengunjung.
Mengenal Tugu Kopiah Emas
Kalau kamu berkunjung ke tempat ini, kamu bisa melihat bahwa tugu ini berbentuk seperti tutup kepala adat sekitar. Menariknya, sang arsitektur sendiri adalah seorang seniman yang berasal dari Magelang, tepatnya berasal dari daerah Muntilan.
Konon katanya beberapa bahannya dibawa langsung dari daerah Muntilan lho. Mengangkut 442 buah berupa batu paras. Sehingga, diangkut kurang lebih 3 buah truk hingga tiba di Gunung Sugih. Selanjutnya, potongan ini disusun kembali oleh 15 orang yang sudah ahli dibidangnya. Sehingga, terbentuklah tugu yang sangat mengesankan ini.
Tingginya sendiri kurang lebih 11 meter dengan diameternya mencapai 3 meter. Awal pembangunannya sebenarnya hanya untuk memperindah kota saja. Tetapi, lambat laun pesonanya cukup instagenic
Warna kuning yang seperti emas menjadi sebuah filosofi tersendiri. Merupakan sebuah lambang kemuliaan bagi warga Lampung. Tidak jauh dari kawasan ini, kamu bisa melihat tugu lainnya seperti, sepasang kekasih yang memakai pakain adat lampung dan terakhir ada Tugu Pepadun.
Area Taman
Nah, setelah puas-puas foto di depan tugunya. Kamu bisa menikmati kawasan tamannya yang sudah dilengkapi dengan berbagai macam. Ada deretan pohon cemara yang berjajar menarik. Suasananya sangat mengesankan sehingga, kamu bakal betah berlama-lama di sini.
Banyak yang memanfaatkannya untuk berolahraga seperti jogging atau senam pagi. Cobalah datang saat malam hari, dimana banyak anak muda juga memanfaatkan tempat ini untuk berkumpul dan sekedar bercerita.
Banyak pula penjual, pedagang kaki lima yang menjual berbagai macam menu makanan dan minuman yang nikmatnya tak terbantahkan. Kamu bisa menikmatinya dengan harga yang bersahabat, cita rasanya pun nikmat lho. Jadi, kamu wajib mencobanya satu persatu.
Alamat dan Cara Menuju Kesana
Alamat kawasan ini berada di Jl. lintas Sumatera, Gunung Sugih, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung 34161. Objek wisata ini akan buka selama 24 jam.Â
Bagi kamu dari luar Pulau Sumatera, disarankan menggunakan pesawat dan turun di Bandara Radin Inten II. Kemudian, kamu bisa menuju ke objek wisata ini dengan jarak 39 km atau sekitar 36 menit. Dari bandara kamu bisa langsung masuk ke jalan Branti Raya menuju ke Gang Mangga. Kemudian, belok ke kanan menuju ke jalan tol Bakauheni-Tebing Tinggi. Lalu, keluar dari Jalan Proklamator. Jalan terus dan ikuti papan petunjuk hingga sampai di Tugu kopiah emas.
Penginapan Sekitar
Nah, bagi kamu yang masih bingung mau menginap dimana, mungkin rekomendasi dibawah ini bisa kamu jadikan sebagai tempat untuk menginap.
Seperti, 2222 Hotel Lee yang terletak di Jl. Proklamator No.184, Bandar Jaya Timur, Kecamatan Terbanggi besar, Lampung Tengah. Kawasan ini menjadi favorit bagi wisatawan lainnya untuk menginap. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp130 ribu. Berbagai fasilitas sudah bisa kamu rasakan mulai dari kamar yang cukup luas, kurang lebih 12 meter persegi dan sudah dilengkapi dengan AC. Maksimal tamu yang diperbolehkan hanya 2 tamu dewasa saja. Dengan 2 single bed yang cukup nyaman dan juga empuk. Sayangnya kamu tidak mendapatkan fasilitas sarapan. Tetapi, soal wifi cukup kencang. Tersedia dalam beberapa pilihan kamar dengan fasilitas yang hampir sama. Meliputi televisi atau desk. Ditambah dengan kamar mandi yang tersedia shower dan kamar mandi pribadi yang sangat nyaman.
Kesimpulan
Tugu Kopiah Emas adalah pesona wisata yang tidak bisa tergantikan. Menjadi tempat wisata unggulan para pemudik. Ikon Lampung ini memang sangat megah karena menjadi lambang kebesaran warga. Apalagi, sejarah pembangunannya yang bisa jadi daya tarik utamanya. Jadi, kapan kamu mau pergi ke tempat ini?
