Babo merupakan sebuah distrik yang berada di kawasan kabupaten Teluk Bintuni. Distrik Babo secara resmi diresmikan pada tanggal 11 November 2002. Terdiri dari beberapa pulau kecil seperti pulau Amutu-besar dan pulau Asap. Ada sekitar 180 ribu jiwa orang yang meninggali distrik ini.
Seperti yang kita tahu bawah tanah Papua merupakan tanah yang paling banyak menyimpan kekayaan alam di Indonesia. Sama halnya dengan Babo, distrik yang berada di Papua Barat ini menyimpan begitu banyak gas alam.
Salah satu potensi besar dibidang wisata di distrik ini adalah hutan Mangrove. Distrik selayaknya surga bagi tumbuhan Mangrove. Tempat yang memiliki Mangrove terbaik di dunia setelah Raja Ampat ini memiliki potensi yang tinggi jika dilestarikan dan dirawat dengan baik.
Diperkirakan Hutan Mangrove yang ada di Distrik Babo ini sekitar 10% dari total luas hutan Mangrove yang ada di Indonesia. Wow besar sekali ya. Penasaran bagaimana keistimewaan hutan Mangrove yang ada di Distrik Babo? Baca selengkapnya di Wisato.id
Suasana Hutan Mangrove di Distrik Babo
Ketika teman-teman traveler berada di Babo, sejauh mata memandang traveler akan bisa melihat begitu banyak kapal yang ada disana. Dari kapal besar hingga kapal kecil. Kapal dan Mangrove memanglah sebuah pasangan yang serasi. Selain kapal para nelayan, kapal yang ada diskitar distrik juga merupakan kapal pengangkut gas yang dimiliki salah satu kilang disana.
Sejak dahulu kala masyaarakat sekitar sangat bergantung dengan hutan yang ada disekitar Babo. Hutan Mangrove yang ada di distrik ini begitu luas dan masih begitu terjaga. Bahkan masyarakat sekitar banyak memanfaatkan Mangorove untuk berbagai keperluan.
Daunnya biasa dimanfaatkan sebagai sayur ataupun makanan untuk kumbang penghasil madu. Sedangkan batang dari Mangrove itu sendiri dimanfaatkan untuk membuat sabun cuci. Kayu dari Mangrove biasanya dipakai untuk membuat arang dan menambah cita rasa ketika membuat ikan bakar.
Sebenarnya masih banyak lagi yang bisa dimanfaatkan dari Mangrove mulai dari ujung daun sampai ujung akarnya.
Ketika di Babo traveler akan melihat begitu banyak nelayan yang membawa hewan laut yang begitu besar dan segar. Ada tiga biota laut yang hidup disekitar Mangrove di Distrik babo dan menjadi sandaran masyarakat untuk menghidupi keluarga mereka.
Diantaranya Udang Jerbung, kepiting Bakau dan Kakap. Jika bisa dimanfaatkan dan difasilitasi dengan baik. Diperkirakan ketiga biota laut ini bisa menjadi pendombang ekonomi masyarakat sekitar. Pemerintah setempat juga sedang berusaha membuat produk makanan yang ada di distrik ini bisa diekspor ke Mancanegara.
Baca Juga : Liburan Romantis di Surga Tersembunyi Danau Randano Ghage
Wisata ke Babo sangatlah tepat terutama jika membawa keluarga. Traveler bisa mengabiskan waktu liburan sambil mempelajari Hutan Mangrove. Setidaknya ada sekitar 1,4 hektar hutan yang ada di kawasan ekowisata ini.
Ada tiga kawasan yang terbagi di hutan Mangrove Distrik babo. Zona transisi, penyangga dan inti. Nah nantinya jika traveler mengunjungi hutan di distrik ini, traveler hanya boleh berada di zona transisi. Karena masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas di Zona Inti. Sedangkan Zona Penyangga hanya boleh dilakukan untuk kepentingan Penelitian.
Setelah puas belajar dan menikmati keindahan hutan Mangrove. Traveler bisa menyantap hewan laut segar yang berada di Distrik babo. Membuat seafood bakar tentunya jadi pilihan utama nih buat traveler. Perut keroncongan setelah asyik mengelilingi Mangrove langsung terbayar dengan kenikmatan segala jenis seafood hasil tangakapan nelayan disini.
Tenang saja, traveler jangan takut kantong boncos. Karena hewan laut hasil tangkapan disini dijual sangat murah. Untuk harga kepiting saja dihargai mulai dari Rp 10 ribu saja. Wah pas banget kan, mengajak keluarga ke Surganya Hutan Mangrove.
Cara Ke Distrik Babo
Saya tahu, traveler pasti sudah tidak sabar untuk mengetahui bagaimana caranya untuk sampai ke distrik ini. Mari kita bahas berapa perkiraan budget yang harus dikeluarkan untuk sampai kesini. Mari kita asumsikan traveler berangkat dari Jakarta.
Distrik Babo sebenarnya sudah memiliki bandar udara sendiri. Namun sayangnya belum ada maskapai untuk penerbangan komersil yang membuka rute ke daerah ini. Biasanya pesawat yang bisa terbang ke Babo adalah pesawat kecil miliki pribadi atau peswat miliki perusahaan.
Satu-satunya rute tercepat yang bisa traveler gunakan adalah menuju Provinsi Sorong yang berada di Papua Barat. Ongkos untuk sekali berangkat dari Jakarta – Sorong sekitar Rp 1,7 juta dengan lama penerbangan sekitar 5 – 8 Jam.
Jika traveler beruntung mungkin bisa menumpang pesawat yang langsung ke Bandar Udara babo. Jika tidak mari kita lanjutkan perjalanan via laut.
Dari bandar udara kita melanjutkan perjalanan selama satu jam untuk menuju pelabuhan Sorong. Perlu diingat dalam satu minggu hanya ada 1 kali keberangkatan kapal menuju Babo begitupun sebaliknya. Jadi traveler harus catat dengan baik ya. Untuk perjalanan Sorong – Babo kapal berangkat pada hari Senin. Sebaliknya Babo – Sorong pada hari Rabu.
Waktu tempuh hanya sekitar 1 – 2 jam tergantung kondisi cuaca saat berangkat. Ongkos untuk satu kali berangkatan hanya sekitar Rp 400 ribu saja. Oh iya traveler juga bisa menyewa kabin loh. Tarifnya sekitar Rp 500 ribu dengan 2 ranjang dan bisa ditempati oleh 3 orang.
Menarik bukan? Yuk masukan Distrik Babo sebagai tujuan wisata kalian berikutnya. Belajar tentang Mangrove pasti akan menyenangkan.
Ikuti terus Wisato.id untuk mendapatkan informasi dan rekomendasi wisata terbaik di Indonesia.