Teman-teman traveler mungkin tak henti-hentinya akan takjub dengan pesona keindahan alam Jayawijaya. Danau Habema, Goa Kontilola, Pasir Putih Aikima, Air Terjun Napua, Air Terjun Wollo, Telaga Biru dan masih banyak lagi keindahan alam yang ada di daerah Wamena.
Telaga Biru sendiri merupakan keindahan alam yang begitu cantik namun sayangnya masih kurang mendapatkan perhatian oleh pemerintah setempat. Memang jika dibandingkan objek wisata lain, telaga ini masih terbilang jauh.
Namun, sangat disayangkan sekali jika kecantikan alam yang ada di Telaga Biru tidak difasilitasi dengan baik. Telaga ini teparnya terletak di Desa Maima, Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya. Untuk yang belum tahu Kota Wamena merupakan ibukota Kabupaten Jayawijaya ya traveler.
Nah penasaran dengan seberapa cantiknya rupa dari Telaga Biru yang ada di Jayawijaya ini? Baca selengkapnya di Wisato.id
Cara ke Lokasi Telaga Biru
Pertama dan yang paling penting sebelum memulai perjalanan, tentulah kita harus mempersiapkan rencana dengan matang. Apalagi jika traveler pergi berwisata ketempat yang belum pernah dikunjungi. Tidak maukan, wisata yang ingin fun malah berantakan?
Jadi mari kita bahas terlebih dahulu bagaimana cara kelokasi Telaga Biru dan berapa perkiraan budget yang harus traveler sediakan untuk bisa mencapai lokasi telaga. Karena traveler pembaca setia Wisato.id ada diseluruh penjuru Indonesia. Lebih mudah dimengerti kita asumsikan jika titik awal perjalanan kita dimulai dari ibukota tercinta kita yaitu Kota Jakarta.
Mengawali perjalanan dari Jakarta, traveler harus mencapai titik point pertama yaitu Kota Wamena. Beruntungnya saat ini sudah banyak maskapai penerbangan yang membuka jalur untuk ke Wamena. Hanya dengan mengeluarkan ongkos sekitar Rp 3 juta traveler sudah bisa duduk manis dipesawat untuk sampai di Wamena.
Biasanya traveler akan transit 2x yaitu di Makasar dan Jayapura. Tapi tenang, transitnya tidak terlalu lama. Total perjalanan plus hanya sekitar 8 jam tidak sampai menginap seharian. Tapi jika traveler rajin mengecek tiket pesawat. Beberapa penerbangan ke Wamena ada yang langsung dari Makassar, jadi traveler hanya perlu transit 1x.

Sesampainya di Wamena paling disarankan traveler mencari tempat menginap terlebih dahulu. Memang penginapan di Wamena tidak terlalu banyak, namun letak kota dari bandara sangat dekat. Jadi traveler tidak perlu bingung untuk ke pusat Kota Wamena.
Nah untuk mencapai lokasi utama Telaga Biru traveler harus ke Desa Maima, Asolokobal, Kabupaten Wijaya. Letaknya tidak terlalu jauh, sekitar 12 km sebelah tenggara kota Wamena. Namun, untuk mencapai telaga traveler harus menaiki kendaraan roda dua ataupun roda empat.
Traveler bisa menyewa kendaraan untuk pergi kelokasi checkpoint pemberhentian. Ongkos yang dikeluarkan sangat bergantung dengan kemampuan negosiasi traveler. Perjalanan menuju titik pemberhentian kita-kira hanya sekitar 15 menit kok.

Setelah dititik pemberhentian, traveler melanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 20 menit. Sebelum mencapai lokasi utama traveler akan menyeberangi sebuah sungai dengan menaiki Jembatan Kuning Maima (masyarakat sekitar menyebutnya seperti itu).
Harus hati-hati ya, karena jembatan yang tidak terlalu lebar dan cukup rentan. Sebelum menyeberang traveler harus berkordinasi dengan masyarakat sekitar agar bisa dituntun. Tidak jauh dari Jembatan Kuning Maima telah menunggu si cantik Telaga Biru.
Suasana Telaga Biru Jayawijaya

Ada sedikit keunikan dari Telaga biru ini. Ada mitos yang dipercayai masyarakat sekitar tentang kemunculan telaga. Cerita bermula dari Suku Dani yang merupakan penghuni daerah sekitar beristirahat dilokasi yang menjadi tempat Telaga Biru bersemayam.
Ketika sedang beristirahat, tiba-tiba mereka merasakan kehadiran manusia lain. Manusia dengan kulit putih bersih, terang dan berhiaskan manik-manik disekujur tubuhnya. Manusia misterius ini sangat hebat dalam bercocok tanam, berkehidupan sosial bahkan perilakunya sangat baik.
Karena merasa terancam, nenek moyang Suku Dani akhirnya membunuh sosok manusia itu. Namun keanehan mulai muncul, dari tubuh manusia misterius itu mulai muncul bahan makanan berupa keladi, umbi jalar, pohon pisang, sayuran dan ternak babi.
Wah cerita mitosnya menjadi daya tarik tersendiri ya traveler.

Tidak perduli cuaca yang ada, telaga mungil ini selalu berwarna biru kehijau-hijauan. Seakan-akan sedang bersembunyi, telaga ini dikelilingi pepohonan hijau. Air dari telaga begitu jernih. Sumber air dari telaga ini terletak didalam telaga dengan kedalaman sekitar 7 meter.
Baca Juga : Ketenangan yang Memikat di Pulau Ambai, Rasanya seperti Private Island
Namun walaupun kecantikan telaga ini begitu menggoda, traveler dilarang berenang di telaga ini ya. Karena telaga dan lokasi sekitar menjadi tempat yang sakral bagi Suku Dani. Bahkan traveler juga dilarang menebang pohon atau tumbuhan yang ada disekitar telaga.
Well meskipun begitu, traveler masih bisa merasakan kenyamanan dengan bersantai di telaga. Mengabadikan momen dengan berfoto ria juga bisa membayar jauhnya perjalanan traveler. Lebih baik kita berjaga daripada tidak diperkanankan kembali berkunjung bukan? Selain itu juga traveler menjadi orang yang merawat telaga cantik ini jika tidak melakukan hal sembarangan yang akan merusak kecantikan telaga.

Karena adanya telaga inilah daerah sekitar disebut Desa Maima. Jika dalam bahasa Papua, Maima berarti tempat dibawah dimana ada air. Menarik bukan?
Penasaran untuk merasakan keindahan Telaga Biru? Yuk segera rencanakan perjalana traveler Bersama keluarga, sahabat dan pasangan. Ikuti terus Wisato.id untuk mendapatkan informasi dan rekomendasi tempat wisata terbaik di Indonesia.
